A chat with

WOTY 2020: Maurilla Imron Bagi Tips Siasati Food Waste

By : Kiki Riama Priskila - 2020-10-20 15:00:02 WOTY 2020: Maurilla Imron Bagi Tips Siasati Food Waste

Indonesia jadi penyumbang sampah terbesar kedua di dunia. Salah satu sampah terbanyak berasal dari makanan. Bahkan hampir 50% sampah rumah tangga yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah sampah makanan, sedangkan sampah plastik hanya sekitar 10%. Ini menandakan daruratnya awareness terhadap pengurangan sampah organik seperti makanan.


Mungkin kamu sudah familier dengan istilah food waste namun belum terlalu mengerti dampak jangka panjang yang bisa terjadi akibatnya serta cara menyiasatinya. Dalam wawancara versi Instagram Live hari Senin (19/10) lalu di akun @herworldindonesia, Founder Zero Waste Indonesia, Maurilla Imron, bagikan tips untuk mengatasi menumpuknya food waste di rumah tangga.



Sejatinya, makanan yang siap dikonsumsi namun dibuang atau merupakan sisa-sisa makanan yang tidak habis inilah yang disebut dengan food waste. Sampah yang paling banyak menumpuk di TPA ini umumnya menghasilkan gas metana dan karbondioksida sehingga sangat berbahaya bagi bumi.





Bahkan, zat metana yang berlebihan ini bisa menciptakan ledakan yang berbahaya sehingga menyebabkan kasus terparah seperti ledakan keras di TPA Leuwigajah, Bandung. Kecelakaan ini bahkan menewaskan 143 orang dan meratakan 2 desa. Semua ini diakibatkan dari sampah makanan. Mengerikan, bukan?



Nah, untuk mengatasi terjadinya food waste, diperlukan adanya tindakan pencegahan, seperti diungkapkan oleh Maurilla Imron, Founder Zero Waste Indonesia, yang juga merupakan salah penerima award Her World Women of the Year 2020. Beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti:


1. Menghabiskan makanan

Mungkin kamu terbiasa dengan mengambil makanan lebih dari porsi yang dikonsumsi. Hingga akhirnya seusai makan, kita masih menyisakan cukup banyak makanan. Sebelum makan, takar dulu porsimu, daripada mengambil lebih banyak dari yang seharusnya. Lalu, usahakan untuk menghabiskan makanan yang ada di piringmu, jangan menyisakannya.





2. Buat daftar belanja

Demi menghindari adanya impulsive buying, buatlah daftar belanja sebelum kamu hendak pergi ke pasar atau supermarket. Dengan begini, kamu jadi tahu bahan makanan apa saja yang memang dibutuhkan dan tetap stick to the plan. Kalau kamu membeli bahan makanan yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan, bisa jadi kamu justru melupakannya dan membiarkannya busuk sehingga akhirnya sama sekali tak bisa digunakan.



3. Beli produk lokal

Jika kamu terlalu sering membeli produk luar, hanya akan menyulitkan petani lokal dalam memasarkan produknya. Padahal, bahan makanan lokal tentu tak kalah baik, bahkan lebih, dibanding produk-produk impor. Jika petani lokal kesulitan untuk menjual barangnya, akhirnya produk-produk ini akan membusuk begitu saja, sehingga tak ada pilihan lain selain membuangnya.


4. Beli produk yang tampilannya tidak sempurna

Saat memilih sayur atau buah, kemungkinan besar kamu akan memilih tampilan yang tanpa cela. Padahal, produk-produk yang penampilannya "kurang" pun sebenarnya memiliki rasa dan gizi yang sama. Akhirnya, karena bentuknya yang tidak cantik, bahan makanan tersebut tidak ada yang membeli dan terpaksa dibiarkan membusuk hingga tak lagi bisa digunakan.





5. Menyimpan dengan cara yang benar

Cara penyimpanan yang baik bisa memengaruhi jangka waktu dan kualitas sebuah bahan makanan. Menurut Maurilla, hindari mencampur buah dan sayur dalam tempat yang sama. Pastikan juga untuk tidak meletakkan susu dan telur pada pintu kulkas karena suhunya yang kurang stabil.




Jika kamu ingin menyimpan daging dalam waktu lama, sebaiknya simpan dalam freezer. Selain itu, kamu juga bisa menerapkan teknik First In, First Out (FIFO) dalam kulkasmu. Jadi, bahan-bahan makanan yang disimpan lebih dulu, harus jadi bahan pertama yang dikeluarkan untuk diolah. Dengan begitu, kamu enggak akan "lupa" dan menyia-nyiakan bahan-bahan tersebut.


Itulah beberapa tips dari Maurilla Imron soal menyiasati terjadinya food waste di rumah tangga. Mungkin terkesan sepele, tapi percayalah bahwa setiap tindakan kecil memiliki dampak yang berkepanjangan. Jadi, marilah belajar bijak dalam memilih setiap perbuatan kita terhadap lingkungan.



A chat with