Sex & relationship

Bukan Lemah, Ini Alasan Pria Boleh Sedih

By : Kiki Riama Priskila - 2021-06-23 13:00:02 Bukan Lemah, Ini Alasan Pria Boleh Sedih

Secara sosial and budaya, kita memberikan ide spesifik tentang apa artinya menjadi pria, yakni kuat dan tabah. Vulnerability tidak termasuk di dalam ini. Karena tekanan sosial maskulinitas, pria selalu merasa perlu untuk "bersikap jantan" menjaga image diri agar tidak lemah dan selalu merasa tangguh. Perasaan sedih, duka, dan kesepian sering harus ditekan dan disembunyikan di dalam lubuk hati.


Bagi pria, bersikap terbuka dan rentan itu sulit diterima karena ada perasaan bahwa emosi dan perasaan pribadi yang diungkapkan dapat mengancam identitas maskulin seseorang. Begitu banyak pria memiliki ide bahwa kepekaan dan emosi yang rentan adalah hal yang feminin dan sikap tabah adalah maskulin. Memiliki kepekaan terhadap emosi berarti menunjukkan tanda-tanda kerentanan dan dianggap lemah dan tidak jantan.


Bahkan sejak kecil, ide seperti itu ditanamkan pada pria oleh orang tua, anggota keluarga lain, teman, media massa dan produk budaya seperti acara TV, iklan, musik, film, dan majalah. Mereka diajarkan untuk tidak boleh menangis atau menerima perasaan sedih. Pria tidak dilatih untuk menyadari emosi. Ini adalah harapan yang tidak realistis yang kita berikan kepada mereka untuk bisa menjadi sosok lelaki sejati. Pertanyaannya kini, "Apakah menjadi vulnerable baik untuk pria?" dan "Apakah ada alasan pria boleh sedih?".


(Baca Juga: Meski Susah, Begini Cara Belajar Untuk Memberi Dan Menerima)


Arti "vulnerable" sesungguhnya

Dari perspektif psikologis, vulnerability adalah keterbukaan dan kesediaan seseorang untuk mengambil risiko secara emosional. Vulnerability juga melibatkan keterbukaan tentang keadaan emosi dan mental yang sebenarnya. Keterbukaan inilah yang menghubungkan kita dengan manusia lain. Vulnerability adalah secara sadar memilih untuk TIDAK menyembunyikan emosi atau keinginan kita dari orang lain.



(Foto: Dok. Andrew Neel/Pexels)

Kita mengekspresikan pikiran, perasaan, keinginan, dan pendapat kita tanpa paranoid menghiraukan apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Vulnerability penting untuk menjadi seseorang yang kuat dan sehat. Dengan melakukan itu kepada orang orang terdekat dan dipercaya, kita akan memperkuat hubungan, meningkatkan kesehatan mental, dan meningkatkan kualitas hidup.


Sebuah penelitian menunjukkan bahwa menjadi rentan terhadap seseorang menciptakan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan dan memprosesnya. Bersikap terbuka meningkatkan kedekatan dan keintiman. Tentu ini menjadi penting untuk pertumbuhan pribadi dan kesehatan mental.


Kesedihan bukanlah…

Kelemahan

Penggambaran bahwa ini sebagai kelemahan mungkin sudah tertanam dalam akibat pengaruh masa kanak-kanak, hubungan awal, gender, media, dan budaya. Paradoksnya, semakin banyak upaya yang kita lakukan untuk melindungi ketakutan dan ketidak-amanan kita, semakin banyak rasa malu internal yang muncul di kepala. Seringkali, rasa malu dan insecure inilah yang cenderung menguras kekuatan dan waktu kita.


(Baca Juga: Ketahuilah Alasan Pria Mudah Marah Padamu)


Taktik

Beberapa orang melihat ini sebagai taktik yang dapat digunakan pada orang lain untuk memanipulasi seseorang. Kerentanan aslinya bukanlah tentang apa yang kita lakukan, tetapi mengenai alasan kenapa kita melakukannya. Tujuan sebenarnya adalah bukan untuk terlihat lebih rentan, melainkan hanya untuk mengekspresikan diri sejujur mungkin.


Banjir Emosi


(Foto: Dok. Min An/Pexels)

Yaitu saat kita tiba-tiba mengeluarkan emosi dalam jumlah yang berlebihan ke dalam percakapan, yang biasanya membuat orang yang mendengarkannya kewalahan. Ini sulit karena di satu sisi, itu juga bentuk emosi vulnerable, tetapi di sisi lain, itu tidak menarik. Akibatnya, kita hanya akan terus marah dan frustrasi serta menjauhkan semua orang yang ditemui.


Alasan pria boleh merasa sedih

Koneksi dan keintiman

Membiarkan pria menjadi vulnerable atau bebas mengekspresikan kesedihannya berarti menciptakan keamanan untuk terbuka kepada pasangan dan teman sehingga mereka juga akan terbuka dengan kita. Menerima cinta dan perhatian membuat kita merasa diterima, didukung, dan menumbuhkan kepercayaan. Hubungan apapun yang dibuat melalui vulnerability memungkinkan semua untuk benar-benar mengenal satu sama lain, meningkatkan pertumbuhan dan perubahan.


Meningkatkan kepercayaan diri

Mengekspresikan kerentanan akan membantu mereka merasa nyaman dengan ketidaksempurnaannya tanpa rasa malu. Terbuka terhadap ketakutan bisa memperkuat diri daripada menahan tekanan untuk berpura-pura semuanya baik-baik saja.


Meningkatkan cinta


(Foto: Dok. Andrea Piacquadio/Pexels)

Mengekspresikan perasaan dan pikiran dengan keterbukaan dan penerimaan adalah bagian dasar dalam pembangunan cinta. Bersikap terbuka secara emosional dan fisik secara alami meningkatkan cinta dalam suatu hubungan. Vulnerability adalah tentang menjadi autentik dan jujur. 

Saat seseorang menjadi dirinya yang jujur dan seutuhnya, ia akan lebih bisa menerima kelebihan dan kekurangan pasangannya. Inilah yang akhirnya menjadi kunci penting dalam kesuksesan semua hubungan asmara.


Cara menjadi pria yang mudah mengekspresikan emosi

Akui tidak mampu

Pikirkan tentang hal ini: jika seseorang jelas-jelas tidak ahli dalam suatu hal, kebanyakan dari kita akan menutupi kenyataan tersebut. Padahal, ketika kita mengakui tidak mampu dalam sesuatu, pada akhirnya orang lain akan lebih menghargai kita.

Berhentilah berusaha menjadi sesuatu yang bukan menjadi diri sendiri. Terima siapa kita sebenarnya, termasuk kesalahan dan semuanya. Orang akan melihat ini sebagai perilaku yang sangat percaya diri sehingga mereka akan merespons terhadap kekurangan itu dengan baik.


Ambil tanggung jawab

Mengambil tanggung jawab akan membuat kita mengendalikan solusinya. Ketika kita menyalahkan orang lain, kita justru menyerahkan kendali kepada semua orang dan segala sesuatu di sekitar. Kenyataannya, kita tidak dapat mengontrol semua orang dan segala sesuatu di sekitar kita. Akui dengan mengatakan "Saya punya masalah. Saya tidak sempurna, dan itu wajar. Saya bisa menghadapinya, dan saya akan menghadapinya”.


(Baca Juga: Cara Menghadapi Pria Emosional)


Akui perasaan


(Foto: Dok. Elliot Ogbeiwi/Pexels)

Mungkin ada sedikit risiko saat melakukan ini. Bisa jadi kita menyinggung perasaan beberapa orang, bahkan kehilangan teman atau klien atau pasangan romantis.

Tetapi kunci dari kerentanan sejati adalah kita bersedia menerima konsekuensinya apapun yang terjadi. Kita tidak akan pernah benar-benar tahu persis bagaimana perasaan orang lain sampai kita memberi tahu mereka bagaimana perasaan kita.


Berhenti berusaha menjadi sempurna

Tunjukkanlah diri kita yang sebenarnya. Terima penolakan dan kegagalan untuk membuat diri kita bisa menjadi sosok yang lebih besar dan lebih kuat.


Pada akhirnya, tidak ada yang benar dan salah dalam hal menjadi lebih terbuka dan rentan. Yang penting adalah membuat upaya sadar untuk menjadi lebih nyata dengan orang-orang, terutama mereka yang penting bagi kita. Berpura-pura tegar hanya akan menjadi beban di pundak.


(Baca Juga: Ciri Pria Yang Tidak Bertanggung Jawab)


Vulnerability adalah jalan menuju hubungan manusia yang sejati. Meski begitu, perubahan ini memang tidak semudah tulisan yang dibahas di sini. Namun, perlu adanya perombakan budaya sosial dan perubahan mentalitas yang harus kita mulai sekarang. Pria harus diperbolehkan dan mampu berbagi rasa sakit dan ketidak-amanannya secara mendalam. Inilah bentuk lain dari aksi yang empowering.


(Penulis: Rany Moran)


Rany Moran



Seorang pebisnis, international life coach terakreditasi, konselor terlatih, strategi korporasi, dan ahli Pembina keluarga. Rany Moran juga membuka sesi bimbingan one-on-one atau grup untuk kebutuhan konseling keluarga, perusahaan, dan terlibat sebagai motivational speaker di seluruh Asia-Pasifik.

Sex & relationship