Life & health

Gangguan Tidur: Jenis, Penyebab Dan Cara Mengatasinya

By : Hafizah Rana Dalilah - 2021-06-20 10:00:02 Gangguan Tidur: Jenis, Penyebab Dan Cara Mengatasinya

Gangguan tidur merupakan suatu kondisi yang mengubah pola tidur seseorang. Jika mungkin 8 jam waktu bisa dihabiskan untuk beristirahat, namun saat gangguan ini menyerang, durasi bisa berkurang 3-4 jam lamanya.


Mengutip laman Healthline, sebuah penelitian yang dimuat oleh Centers for Disease Control and Prevention menemukan sepertiga orang dewasa di Amerika Serikat melaporkan mengalami tidur kurang dari 7 dalam periode waktu 24 jam. Selain itu, 70 persen para remaja sekolah juga mengalami kurang tidur di malam hari. Namun apa penyebabnya?


Kebanyakan orang mengalami gangguan tidur disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah stres, jadwal kegiatan yang padat, gejala penyakit, dan lainnya sebagai berikut


(Baca Juga: Tips Tidur Nyenyak Berkualitas Di Malam Hari)


Penyebab Gangguan Tidur


(Deretan penyebab gangguan tidur.Foto:Dok.Engin/Pexels)


Alergi dan masalah pernapasan

Salah satu penyebab gangguan tidur adalah alergi yang menyerang pada tubuh manusia. Seperti pilek dan infeksi saluran pernapasan yang bisa menyebabkan sulit bernapas di malam hari. Faktor inilah yang bisa menyebabkan kesulitan tidur atau gangguan tidur.


Frekuensi buang air kecil

Nokturia atau sering buang air kecil juga bisa menyebabkan gangguan tidur. Ketidakseimbangan hormon dan penyakit pada saluran kemih mendorong munculnya kondisi ini.


(Baca Juga: Tipe Orang Yang Mudah Alami Gangguan Tidur)


Sakit kronis

beberapa penyakit kronis bisa menyebabkan gangguan tidur. Apa saja? Berikut diantaranya:

- Radang sendi

- Sindrom kelelahan kronis

- fibromyalgia

- Radang usus

- Sakit kepala persisten

- Nyeri punggung


Stres dan kecemasan

Stres dan kecemasan seringkali berdampak negatif pada kualitas tidur. Mungkin sulit bagi kamu untuk tertidur atau tetap tertidur. Mimpi buruk, berbicara sambil tidur, atau berjalan sambil tidur juga dapat mengganggu tidurmu.


(Baca Juga: Lakukan 10 Rutinitas Sehat Ini Sebelum Tidur!)


Jenis Gangguan Tidur


(Beragam jenis gangguan tidur.Foto:Dok.Ivan/Pexels)


Berbagai faktor ini bisa menyebabkan gangguan tidur yang memiliki beragam jenis. Diantaranya adalah Insomnia, Parasomnias, Apnea, dan lainnya.


Insomnia

Salah satu gangguan tidur yang banyak menyerang kebanyakan orang adalah Insomnia. Insomnia adalah gangguan tidur yang membuat sulit tidur hingga kualitas tidur yang buruk. Bahkan gejala lain seperti tubuh terasa lelah saat bangun, mengalami depresi, tidak fokus dan lainnya.

Di masa pandemi ini, jumlah penderita insomnia juga meningkat. Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Institute for Fiscal Studies, para tenaga kesehatan hingga pekerja sosial mengalami peningkatan angka hingga 28,9 persen yang sebelumnya hanya 16,4 persen terserang gangguan tidur jenis ini. Rata-rata dari mereka adalah wanita dengan usia 16-34 tahun. 


Apnea

Gangguan tidur lain adalah Apnea. Kondisi ini dinilai serius karena ditandai dengan berhentinya pernapasan saat tidur. Dampaknya, tubuh tidak menerima oksigen yang cukup dan menyebabkan bangun di malam hari. 

Apnea juga memiliki dua jenis yang bisa menyerang seseorang, diantaranya adalah obstructive sleep apnea dan central sleep apnea. Obstructive sleep apnea sering kali disebabkan oleh aliran udara berhenti karena ruang jalan napas terhalang atau terlalu sempit. Sementara central sleep apnea adalah masalah dalam hubungan antara otak dan otot-otot yang mengontrol pernapasan.


Parasomnia

Gangguan tidur yang satu ini mungkin jarang terdengar. Namun, parasmonia merupakan salah satu yang sering terjadi. Tanda Parasmonia adalah seseorang mampu melakukan kegiatan saat dia tertidur, seperti berjalan, mimpi buruk hingga tubuh yang susah digerakkan. Jenis gangguan tidur yang satu ini kerap terjadi disebabkan beberapa faktor, seperti post traumatic stress disorder, mengonsumsi alkohol, dan efek samping obat-obatan.


Restless leg syndrome

Restless leg syndrome (RLS) adalah kebutuhan yang luar biasa untuk menggerakkan kaki. Dorongan ini terkadang disertai dengan sensasi kesemutan di kaki. Meskipun gejala-gejala ini dapat terjadi pada siang hari, mereka paling sering terjadi pada malam hari. Sehingga tak jarang menurunkan kualitas tidur.

Melansir laman Healthline, RLS sering dikaitkan dengan kondisi kesehatan tertentu, termasuk attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan penyakit Parkinson, tetapi penyebab pastinya tidak selalu diketahui.


Narkolepsi

Narkolepsi juga dikenal dengan serangan tidur. Bukan tanpa alasan, melainkan gangguan yang satu ini bisa membuat penderitanya tertidur secara tiba-tiba karena rasa kantuk yang tidak terkendali. Efeknya, tubuh akan sulit digerakkan bahkan sedikitnya tenaga. Bahkan, saat bangun dari tidur, tubuh tidak bisa langsung digerakkan.


(Baca Juga: 9 Penyakit Akibat Kurang Tidur yang Patut Diwaspadai)


Gangguan tidur juga memiliki gejala yang ditunjukkan oleh tubuh. Gejala berbeda tergantung pada tingkat keparahan dan jenis gangguan tidur. Mereka juga dapat bervariasi ketika gangguan tidur adalah akibat dari kondisi lain. Namun, gejala umum gangguan tidur meliputi:


- Kesulitan jatuh atau tetap tertidur

- Kelelahan siang hari

- Dorongan kuat untuk tidur siang di siang hari

- Pola pernapasan yang tidak biasa

- Dorongan yang tidak biasa atau tidak menyenangkan untuk bergerak saat tertidur

- Gerakan yang tidak biasa atau pengalaman lain saat tidur

- Perubahan yang tidak disengaja pada jadwal tidur/bangun Anda

- Iritabilitas atau kecemasan

- Gangguan kinerja di tempat kerja atau sekolah

- Kurang konsenterasi

- Depresi

- Penambahan berat badan


Cara Perbaiki Gangguan Tidur


(Cara mengatasi gangguan tidur.Foto:Dok.Ketut Subi/Pexels)


Setelah mengetahui ragam jenis gangguan tidur, tanda hingga gejalanya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Selain bisa berkonsultasi dengan dokter, dengan melakukan deretan di bawah ini, bisa membantu memperbaiki kualitas tidur. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut caranya.


Atur jadwal tidur

Cara utama yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan tidur adalah mengatur waktu tidur. Mengutip laman Medical News Today, sebuah penelitian menemukan bahwa sejumlah pekerja yang tidur lebih lambat mengalami depresi dan pikiran negatif lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidur lebih cepat. Hal ini tentu juga dipengaruhi dengan kualitas tidur yang baik.

Sementara setiap usia juga memiliki durasi tidur yang patut untuk diikuti. Melansir laman Verywell Health, berikut deretannya:


Bayi baru lahir (0 hingga 3 bulan): Rata-rata harus tidur 14 hingga 17 jam sehari, termasuk tidur siang.

Bayi (4 hingga 11 bulan): Rata-rata harus tidur 12 hingga 15 jam per hari, termasuk tidur siang.

Balita (12 hingga 35 bulan): Rata-rata 11 hingga 14 jam, termasuk tidur siang.

Anak-anak prasekolah (3 sampai 5 tahun): Harus rata-rata 10 sampai 13 jam per hari.

Anak usia sekolah (6 sampai 13 tahun): Harus rata-rata sembilan sampai 11 jam per hari.

Remaja (14 sampai 17 tahun): Harus rata-rata delapan sampai 10 jam per hari.

Dewasa muda (18 hingga 25 tahun): Harus rata-rata tujuh hingga sembilan jam per hari.

Dewasa (26 hingga 64): Harus rata-rata tujuh hingga sembilan jam per hari.

Orang dewasa yang lebih tua (usia 65 tahun ke atas): Harus rata-rata tujuh hingga sembilan jam per hari.


Umumnya pengaturan waktu tidur dapat dilakukan dengan menggunakan rata-rata jumlah jam tidur yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tidur dan menghitung mundur dari waktu bangun yang diinginkan. Misalnya, jika mengasumsikan bahwa waktu bangun yang diinginkan adalah antara 7:00 dan 8:00:


Bayi dapat ditidurkan saat mengantuk, antara sekitar pukul 7:00 dan 20:00.

Balita dapat ditidurkan antara pukul 7:00 dan 9:00 malam.

Anak-anak prasekolah dapat ditidurkan pada pukul 8:00 dan 21:00.


(Baca Juga: Pengaruh Kurang Tidur Pada Kecantikan)


Mempertimbangkan bahwa waktu bangun berubah karena jadwal sekolah atau kerja, dan waktu yang dibutuhkan untuk bersiap-siap, waktu bangun mungkin lebih dekat ke 5:00 hingga 7:00, sehingga waktu tidur yang disarankan berikut ini:

Anak-anak usia sekolah harus tidur antara jam 8:00 dan 9:00 malam.

Remaja, untuk tidur yang cukup, harus mempertimbangkan untuk tidur antara pukul 9:00 dan 10:00 malam.

Orang dewasa harus mencoba untuk tidur antara pukul 10:00 dan 23:00.


Hindari bermain gadget

Mendekati waktu tidur, jauhilah deretan gadget darimu. Sinar layar handphone dan alat elektronik yang muncul bisa memicu tubuh lebih lama untuk tidur.


Ubah gaya hidup

Penyesuaian gaya hidup bisa sangat meningkatkan kualitas tidurmu, terutama jika dilakukan bersamaan dengan perawatan medis. Kamu bisa memperbaiki gaya hidup dengan cara:


- memasukkan lebih banyak sayuran dan ikan ke dalam makanan Anda, dan mengurangi asupan gula

- mengurangi stres dan kecemasan dengan berolahraga dan peregangan

- membuat dan berpegang teguh pada jadwal tidur yang teratur

- kurangi minum air putih sebelum tidur

- membatasi asupan kafein, terutama di sore atau malam hari

- mengurangi penggunaan tembakau dan alkohol

- makan makanan rendah karbohidrat yang lebih kecil sebelum tidur

- menjaga berat badan yang sehat berdasarkan rekomendasi dokter


Itulah sejumlah hal yang patut diketahui mengenai gangguan tidur. Perbaikilah kualitas tidurmu agar stamina tubuh terjaga dengan baik.

Life & health