Life & Health

Kalyana Shira Foundation Rilis Dokumenter ‘Jagad’e Raminten'

By : Her World Indonesia - 2025-06-30 16:00:01 Kalyana Shira Foundation Rilis Dokumenter ‘Jagad’e Raminten'

Film dokumenter menjadi salah satu medium efektif untuk mengenal lebih dalam sebuah ikon budaya. Lewat pendekatan visual dan narasi, dokumenter mampu merekam jejak sejarah, nilai-nilai filosofis, hingga proses kreatif yang membentuk identitas budaya tersebut. Dengan gaya penceritaan yang personal dan observatif, film dokumenter membuka ruang refleksi sekaligus memperkaya perspektif tentang kekayaan seni dan tradisi yang hidup. 


Misalnya saja, baru-baru ini Kalyana Shira Foundation mempersembahkan film Jagad’e Raminten yang menyoroti kehidupan dan warisan sosok Raminten, salah satu ikon Yogyakarta. Dalam durasi 95 menit, dokumenter ini menggambarkan perjalanan Raminten sebagai pengusaha sukses toko oleh-oleh, restoran, batik, sekaligus pertunjukan cabaret. Dokumenter ini juga berperan sebagai ruang aman bagi komunitas yang inklusif. 


“Gagasan membuat film dokumenter ini sudah ada sejak tahun 2023, ketika Dena masih di London menyelesaikan disertasinya tentang representasi dalam industri film Indonesia. Munculah sosok Raminten dalam benak kami sebagai wujud nyata dari representasi keberagaman dan unconditional love,” ujar Nia Dinata selaku film director. 


Menurut Nia, dokumenter Jagad’e Raminten ini mengajarkan bahwa ketulusan dan penerimaan terhadap perbedaan dapat tumbuh menjadi kekuatan yang memperkuat rasa kemanusiaan. Dalam kesempatan yang sama, Dena Rachman yang juga terlibat dalam proyek ini sebagai produser dan penulis menyampaikan bahwa keterlibatannya merupakan bentuk upaya untuk menyebarkan simbol kasih, kebaikan, dan keberanian dalam mengekspresikan diri di tengah norma-norma yang ada.

(Baca juga: Ini 6 Bunga yang Melambangkan Kesedihan)


Persembahan Terakhir 


(Dokumenter ini menjadi persembahan untuk Hamzah Sulaiman. Foto: Dok. Kalyana Shira Foundation)

Tak sebatas mengajarkan budaya dan nilai-nilai, film ini menjadi istimewa karena merupakan persembahan terakhir, sebuah kado penuh cinta dari teman-teman dan keluarga besar untuk mendiang Hamzah Sulaiman. Meski Hamzah Sulaiman telah berpulang sebelum film ini sempat dirilis, semua yang terlibat tahu bahwa dirinya sangat menantikan hadirnya kisah ini untuk disaksikan oleh masyarakat luas. Film ini adalah cara untuk meneruskan warisan Raminten, menyebarkan cinta, kepedulian, dan semangat inklusivitas, khususnya bagi masyarakat Yogyakarta yang begitu dekat di hati.


“Bagi kami, dokumenter ini bukan sekadar karya film, tetapi sebuah bentuk penghormatan penuh cinta untuk sosok Bapak kami, almarhum Hamzah Sulaiman. Beliau adalah cahaya bagi begitu banyak orang, baik sebagai pemimpin, sahabat, maupun figur ayah bagi keluarga besar Raminten. Kami sangat tersentuh dan merasa terhormat kisah hidup dan warisannya diabadikan dalam dokumenter ini. Kami berharap film ini dapat menyentuh hati masyarakat Indonesia, khususnya warga Jogja, seperti halnya Bapak telah menyentuh hidup banyak orang dengan kasih dan kebaikannya.” ujar Ratri, Director of House of Raminten.


Pemutaran kedua dari film dokumenter Jagad’e Raminten akan dilaksanakan di panggung ARTJOG 2025 yang berlokasi di Jogja National Museum pada tanggal 5 Juli 2025. Kamu bisa dapatkan informasi dan detail selengkapnya di Instagram @ramintenuniverse


(Penulis: Zahrah Pricila)


Life & Health