Perkantoran menjadi klaster baru penularan virus Covid-19. Sejak diberlakukannya pelonggaran PSBB bulan Juni lalu, kasus positif yang tercatat dari karyawan kantoran meningkat. Beberapa gedung perkantoran bahkan terpaksa menutup kembali kantornya saat mendapati ada karyawan yang hasil tes nya reaktif.
Wajar jika mereka yang sudah diharuskan kembali masuk kantor merasa was was. Pasalnya juga, WHO telah mengonfirmasi bahwa virus Covid-19 bisa ditularkan lewat udara (air borne). Apa jadinya jika kantor tempat kita bekerja nine to five memiliki ventilasi tidak baik dan bergantung dari AC tersentralisasi?
Sebelum panik, simak 21 aturan aman ke kantor berikut ini, baik untuk kamu maupun manajemen kantor yang berwenang. Kami rangkumkan dari hasil wawancara dengan Dr. Jaka Pradipta, Sp.P dan Dr. Robiana Modjo, SKM, MKM, pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI dan Ketua Umum Perhimpunan Ahli Kesehatan Kerja Indonesia.
(Baca Juga: Tips Bepergian dan Transportasi Saat 'New Normal')
Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak.
Penularan bisa terjadi tidak hanya di kantor, tetapi di perjalanan menuju ke kantor. Bagi yang berkendaraan umum, tetap harus menaati protokol pencecgahan seperti point 1. Hindari transportasi massal yang tidak memungkinkan kita untuk menjaga jarak.
Bagi yang menggunakan transportasi umum, sebaiknya memakai luaran (jaket) dan segera ganti saat masuk ruang kantor. Hal yang sama berlaku ketika sampai di rumah. Baju bagian luar langsung dilepas sebelum masuk ke dalam rumah.
Sesampainya di kantor, bersihkan meja dan alat kerja yang akan kita pakai dengan disinfektan. Jaga kebersihan ini selalu.
Apa saja yang perlu dibawa? Masker ekstra (karena masker harus diganti setiap 4 jam), kantong untuk masker, hand sanitizer, disinfektan, tisyu, alat makan & minum, sajadah & mukena bagi yang muslim.
Hindari berbicara atau mengobrol di dalam lift, karena akan mempertinggi kemungkinan penularan melalui droplet yang terjebak di udara tanpa ventilasi.
Dianjurkan makan siang sendiri dan tidak berbagi. Penularan di perkantoran salah satunya banyak terjadi pada saat makan siang bersama, sambil ngobrol dan masker dalam keadaan terbuka. Di situlah tanpa disadari terjadi penularan.
Belum disarankan meeting secara fisik. Sebisa mungkin meeting dilakukan secara virtual. Jika ada meeting yang memang sangat penting, carilah ruangan dengan ventilasi baik atau bahkan ruang terbuka. Tetap jaga jarak dan memakai masker pada saat meeting. Dan batasi waktu meeting seefisien mungkin (kurang dari 2 jam).
Sama hal nya dengan makan siang, kebiasaan teman sekantor adalah beli kopi bareng sambil rehat. Hal ini tidak dilakukan dulu pada saat ini.
Jika memungkinkan, jam ke kantor diatur tidak seperti jam kerja umum. Misalnya, masuk lebih pagi, dan pulang lebih cepat, atau sebaliknya. Untuk menghindari gerombolan di saat masuk dan pulang kantor.
Jangan ragu meminta izin untuk bekerja dari rumah, jika merasa kurang sehat. Saat badan tidak fit, imunitas tubuh juga menurun, sehingga memudahkan masuknya virus.
(Baca Juga: 10 Aturan Salon Di Era New Normal Yang Patut Diketahui)
Sebagai screening pertama, pengecekan suhu tubuh perlu dilakukan baik di pintu masuk parkir maupun lobi kantor. Suhu di atas 37 derajat Celcius tidak diperbolehkan masuk.
Hand sanitizer harus ada di setiap ruang dan di tempat yang mudah terjangkau. Seperti di resepsionis, pintu masuk ruang, tempat ibadah dan ruang meeting.
Tempat cuci tangan portable penting diadakan, terutama di pintu-pintu yang berbatasan dengan area outdoor. Seperti di gerbang dan tempat parkir.
Kapasitas ruang maksimal diisi oleh separuh dari jumlah normal. Untuk itu, karyawan harus dibagi menjadi dua kelompok yang masuk secara bergantian.
Usahakan ventilasi udara dalam keadaan baik, yang memungkinkan udara berputar dengan udara luar. Buka lah pintu dan jendela. Untuk gedung tinggi di mana tidak mungkin membuka jendela, setidaknya bukalah pintu ruangan sehingga tekanan udara menjadi lebih rendah.
(Baca Juga: Berniat Menikah Saat New Normal? Kamu Harus Tahu 7 Hal Ini)
Lengkapi ruangan dengan alat penyaring udara dengan teknologi HEPA (High-Efficiency Particular Air) yang dapat menyaring polutan, termasuk debu dan asap rokok. Kemampuan HEPA filter dalam mematikan virus dan bakteri belum terbukti. Tapi setidaknya, alat ini dapat diandalkan untuk menyuplai udara yang lebih bersih di dalam ruang tertutup.
Poster yang memuat protokol kesehatan di area kantor dan sekitarnya harus ada di area yang mudah terlihat, sebagai pengingat.
Akan lebih baik jika Bagian Personalia memberlakukan sistem ini. Bagi yang patuh akan mendapat penghargaan, dan yang melanggar mendapatkan sanksi.
Proses ini penting dilakukan secara rutin untuk membunuh virus & bakteri yang berkeliaran. Terlebih jika ada karyawan yang terinfeksi, maka kantor perlu dikosongkan dan disemprot disinfektan.
Pentingnya dibentuk tim mitigasi bencana. Jika ada salah satu karyawan yang terinfeksi, maka protokol penanganan dan penelusuran oarng-orang yang berkontak erat dapat langsung dilaksanakan dengan baik.
Semua aturan di atas hanyalah sebuah peraturan yang dapat meminimalisir terjadinya penularan virus Covid-19. Sepenuhnya risiko ada di tangan kita sendiri. Oleh karenanya, jagalah sikap dan prilaku yang tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain. Jangan segan menegur teman atau pun orang sekitar yang tampak lalai mematuhi protokol kesehatan.