Situasi pandemi ini akhirnya melahirkan ide baru bahwa Tulola harus merespon keadaan dengan tetap melakukan launching New Collection yang dilakukan melalui platform digital dan media sosial. Koleksi terbaru Tulola kali ini bertajuk “Dengan Tanganku, Aku Merakit Mimpimu” ini adalah koleksi Art-Wear yang berjumlah 27 desain dengan jumlah yang sangat terbatas di setiap desainnya.
Dituturkan oleh Happy Salma selaku Co-founder dan Concept Creative Tulola tentang awal kelahiran karya ini, “Beberapa waktu lalu, selain menyiapkan karya lain di lembaga budaya yang saya dirikan, Titimangsa, saya juga sedang membidani monolog musikal Inggit Garnasih yang terinspirasi dari karya Ramadhan KH dengan judul Kuantar ke Gerbang dan seperti biasa dalam setiap proses kreatif, saya selalu membagi perasaan-perasaan dan wawasan yang saya ketahui dengan Sri. Lalu secara paralel sedikit banyak kita merencanakan untuk juga melahirkan karya berdasarkan kisah yang sama. Namun saya menyerahkan interpretasi sepenuhnya kepada Sri, dan desain pun lahir dari rencana peristiwa berkesenian tersebut."
(Baca Juga: Koleksi Kolaborasi Dior Dan Rimowa Akhirnya Tiba Di Jakarta)
Seperti disampaikan Sri Luce Rusna, selaku Founder dan Creative Director Tulola, “Inspirasi saya untuk karya kreatif sering kali merupakan hasil dari keadaan dan lingkungan tempat saya berada. Beberapa bulan yang lalu, Happy sedang mempersiapkan Inggit untuk monolognya. Saya senang mendengarkan cerita-cerita Inggit sebagaimana diceritakan dalam suara Happy. Tema dan kutipan dari skripnya perlahan-lahan menemukan jalan ke dalam karya saya, dalam proses menciptakan manifestasi fisik melalui desain saya. Itulah kealamian dari inspirasi dan kolaborasi. Teknik pengerjaan yang digunakan berupa kawat perak dibentuk anyaman, gergaji pola, pola ditatah, dirangkai dengan patri. Waktu pengerjaannya sendiri untuk setiap item memerlukan waktu 3 minggu hari kerja (144 jam) dan untuk kalung 5 minggu hari kerja (240 jam).”
Happy Salma menambahkan, “Saya bersama Sri dan Franka dalam Tulola selalu memiliki visi dan misi yang jelas bahkan dalam satu tahun sebelumnya. Namun saya pribadi selalu membuka ruang kemungkinan yaitu merespon situasi. Karena hakekatnya sebuah karya seni tak luput dari segala kemungkinan. Seperti karya kali ini, kami akhirnya mengajak Anggi Noen untuk menjadi bagian dari launching koleksi Art-Wear terbaru kami. Anggi adalah filmmaker yang banyak mendapatkan penghargaan atas karyanya baik di dalam dan di luar negeri, kolaborasi ini dibuat tak lebih agar membuka banyak ruang kreativitas dalam lintas profesi.”
“Perhiasan bukanlah sesuatu yang akrab dengan saya. Tapi pertama kali melihat giwang Tulola saya merasa ada jalinan proses penciptaan di situ. Ide film yang saya buat berasal dari ketidakteraturan/chaos bentuk giwang yang ternyata indah dipandang," ujar Anggi Noen.
(Baca Juga: Piaget Buka Butik Virtual Pertamanya Di Singapura)
Ia juga menambahkan, ”Belum lama saya pindah ke Bali, belum banyak teman dan mengenal lingkungan, tiba-tiba saja ada pandemi dan segalanya jadi makin terbatas. Happy kawan lama saya mengajak saya berkolaborasi dengan Tulola. Saya dikenalkan pada Sri, yang ternyata adalah tetangga saya. Saat mereka mengajak untuk membuat sebuah film pendek, saya bersemangat. Saya membuat dari apa yang saya punya, sebuah handycam kuno dan proses pengambilan gambar di rumah Happy Salma dengan dua kru sungguh mengingatkan saya pada awal-awal saya membuat film 20 tahun lalu. Dalam keterbatasan ada hal-hal yang selalu saya jaga, jangan hilang imajinasi. Jangan berhenti berpikir.”
Pada awalnya, Tulola berencana mengadakan sebuah event pameran sekaligus launching koleksi Art-Wear terbaru di bulan Juni ini; namun acara yang bersifat berkumpulnya orang banyak ini ditiadakan. Di Studio, proses kreatif sendiri sudah berjalan dari enam bulan lalu dan sudah selesai.
(Baca Juga: Rekomendasi Tas Lokal Untuk Gaya Di Era New Normal)
Seperti kita ketahui Pandemi yang kita lalui ini membuat banyak hal harus diadaptasikan, begitu juga dengan Tulola. label perhiasan yang sudah berdiri kurang lebih 12 tahun ini harus berjuang untuk bisa bertahan. Di mana hampir 3 bulan, mereka terpaksa menutup semua gerai, baik yang di Plaza Indonesia, Plaza Senayan, Kemang maupun Bali. Selama PSBB dilaksanakan, Tulola melakukan penjualan melalui online yaitu sales chat dan situs di www.shoptulola.com. Namun dalam pertengahan Juni 2020, butik-butik tersebut perlahan akan dibuka, mengikuti kebijakan Pemerintah Daerah dan mal setempat.
Koleksi Art-Wear terbaru Tulola “Dengan Tanganku, Aku Merakit Mimpimu” untuk saat ini fisiknya belum ada di butik, namun semua informasi akan dikirimkan lewat katalog dan komunikasi yang dilakukan secara personal oleh Tulola Personal Shopper.