A chat with

Ucita Pohan: Semua Orang Pasti Pernah Merasa Insecure

By : Kiki Riama Priskila - 2020-05-09 20:00:02 Ucita Pohan: Semua Orang Pasti Pernah Merasa Insecure

Wajah dan senyumannya pasti sudah cukup dikenal. Ucita Pohan memang aktif sebagai presenter, penyiar, content creator, sekaligus pengarang buku Bicara Tubuh. Namun, ia mengaku masih sering merasa kurang percaya diri. “Tentunya, ini kan sebuah perjalanan. Mungkin lebih sering saat masa pencarian jati diri kala sekolah. Semakin ke sini, semakin sadar bahwa meski aku tidak sempurna di beberapa aspek, aku bisa memahami bahwa setiap manusia pasti punya insecurity. Saat itulah aku merasa normal, because we’re all human,” ungkapnya.


Ucita pun percaya bahwa sikap positif yang ia miliki merupakan hasil dari hal-hal yang diadopsinya. “Kalau bilang bahwa positif adalah kekuatan diri saja, rasanya kurang tepat. Aku selalu terinspirasi dari apa yang aku baca dan tonton, sehingga memang terbiasa untuk melihat ‘the brighter side of a story’. Tanpa referensi dari luar, kita tidak akan menambah ilmu sehingga sulit untuk meningkatkan diri,” jelasnya.


(Baca Juga: Body Positivity, Aku Mencintai Tubuhku, Apapun Kekurangannya)



(Insecure adalah hal yang normal. Foto: Insan Obi/Pengarah Gaya: Yolanda Deayu/Tata Rias Wajah dan Rambut: @meriklaa/Busana: H&M Conscious/Aksesori: Aidan and Ice)


Pemahaman seputar body positivity pun didapatnya dari kebiasaan membaca majalah. “Body positivity merupakan sebuah pandangan saat kita bisa menghargai tubuh yang sudah memberikan fungsi terbaiknya. Maka, penting dapat ‘asupan’ ilmu. Aku jadi lebih mudah menghargai diri sendiri,” lanjut perempuan yang kerap disapa Uchiet ini. Body positivity pun erat kaitannya dengan konsep self-acceptance. Meski memang tak semua orang bisa melalui ini. Begitu pula awalnya dengan Ucita.


“Proses yang aku lalui memang sedikit demi sedikit. Sampai akhirnya ada momen saat bercermin, aku sadar, ‘Oh, I like that girl’. Momen itu hadir tiba-tiba tapi sudah menjadi akumulasi dari perjalanan panjang yang mungkin tak akan pernah berhenti,” jelasnya.


(Baca Juga: 4 Trik Bahasa Tubuh Agar Jadi Percaya Diri)


Buku Bicara Tubuh menjadi salah satu contoh nyata dari self-acceptance ini. Kala itu Ucita sempat cedera akibat terlalu sering berolahraga. Akhirnya dokter menyadarkan bahwa mungkin tubuh tidak minta kuantitas olahraga yang terlalu sering. “It’s not for your body, it’s for your ambition,” ungkap dokter saat itu yang masih diingat Ucita. Pada akhirnya, kita harus bisa mendengarkan sinyal-sinyal tubuh.





(Baca Juga: Ndaru Patma, Atlet Para-Tenis Yang Belajar Mencintai Diri)


Ia pun berharap bahwa makna body positivity dimaknai dengan lebih luwes karena yang terbaik adalah keseimbangan. “Jadi tidak positif melulu sampai denial dengan negativity yang mungkin muncul,” ungkapnya. Ucita juga percaya bahwa saat kita berhenti membandingkan diri dengan orang lain, barulah kita bisa fokus pada diri sendiri. Admire someone’s beauty without questioning your own.

A chat with