Life & health

Review Film: ‘Thor: Love and Thunder’

By : Vanessa Masli - 2022-07-13 17:00:02 Review Film: ‘Thor: Love and Thunder’

Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, para penikmat film, khususnya penggemar berat Marvel Cinematic Universe alias MCU, mengenal sosok dewa petir satu ini. Dengan palu sebagai senjata dan juga kawannya, Thor mungkin sudah menyandang status veteran dalam kisah superhero yang terinspirasi dari komik-komik karya mendiang Stan Lee.


Selama itu kamu melihat Thor di layar lebar, selama itu juga kamu menyaksikan Chris Hemsworth berakting dalam balutan busana ikonis superhero satu ini. Sudah lima tahun berlalu sejak Thor: Ragnarok tayang, kini kisah Thor bisa kembali kamu nikmati melalui film keempatnya yang berjudul Thor: Love and Thunder.


Her World pun berkesempatan ambil bagian di kursi penonton untuk sama-sama menonton bagaimana sutradara, Taika Waititi melanjutkan cerita Thor versinya, setelah sukses dengan Ragnarok. Tentu dalam MCU, berbagai aksi melawan musuh pun pasti jadi bagian penting dan masuk daftar ekspektasi. Namun, romansa penuh komedi dan warna dalam kisah seorang Dewa Petir jadi daya tarik tersendiri sepanjang film ini diputar.



(Poster film Thor: Love and Thunder. Foto: Dok. Chris Hermsworth/Instagram)


Peran antagonis yang tak sekadar jahat

Film ini diawali dengan seorang pria bernama Gorr (diperankan oleh Christian Bale), yang tak henti memuja sang dewa, Rapu, tapi di saat yang sama kehilangan putrinya tercinta. Rasa dukanya itu digunakan oleh Necrosword, satu-satunya pedang yang bisa membunuh para dewa, untuk memanggil Gorr dan bertemu dengan dewa pujaannya, Rapu.


Pertemuan dengan Rapu, meninggalkan rasa kecewa yang luar biasa bagi Gorr dan dengan Necrosword, ia mengakhiri nyawa dewa yang dipujanya. Dengan janji untuk membunuh semua dewa yang ada di dunia, Gorr pun dikenal sebagai God Butcher.


Kamu melihat sosok menyeramkan dari peran antagonis yang diperankan Christian Bale ini, tapi memahami alasan mengapa ia memiliki kebencian luar biasa besar terhadap para dewa jadi sesuatu yang menarik untuk disaksikan. Ada ragam perasaan yang memperkaya peran Gorr dalam film keempat Thor ini, tak hanya sekadar antagonis atau jahat.


Plus, akting Christian Bale menghadirkan sentuhan berbeda dari karakter Gorr yang digambarkan dalam versi komik, tanpa kehilangan daya tarik untuk menontonnya. Seram-seram, tapi bikin bikin penasaran.


(Baca Juga: Thor: Love and Thunder, Aksi Heroik Thor Yang Romantis)


Romantis komedi cukup mendominasi

Dengan dua film yang bernuansa fantasi dan penuh aksi mengisi perjalanan Thor, sutradara Taika Waikiki memberi warna baru ketika mengepalai pembuatan film ketiga Thor. Kini, tak hanya ragam warna, tapi juga nuansa baru yang mungkin tak terbayangkan hadir dalam cerita hidup Dewa Petir.


Pertemuan dengan mantan, lalu mengulang kisah cinta lama yang bersemi kembali, mungkin cukup umum terjadi di kehidupan nyata. Namun, seorang dewa yang kembali digetarkan hatinya dengan mantan pacarnya, genre yang diambil Taika pun menarik untuk dieksplorasi.


Dengan kembali mempertemukan Chris Hemsworth dengan lawan mainnya, Natalie Portman yang berperan sebagai Jane Foster, para penonton dipertemukan dengan suasana baru dalam franchise film Thor. Kehidupan domestik Thor Odinson dan potret hubungannya dengan Jane pun digali lebih detail dalam film ini.


Mungkin buat kamu yang mencari aksi dalam film ini, Thor: Love and Thunder bisa membuatmu keluar bioskop dengan realita yang tak mencapai ekspektasimu. Namun, untuk sekadar tertawa dengan momen-momen paling klise, baik dalam hubungan Thor dan Jane maupun sebagian besar porsi film ini, kamu tak akan membawa pulang rasa kecewa. 


Dalam film ini pula, kamu akan melihat sosok Jane bertransformasi menjadi The Mighty Thor, bersama sang Dewa Petir pujaan hatinya, melawan Gorr.




(Natalie Portman dan Chris Hemsworth sebagai Jane Foster dan Thor. Foto: Dok. Chris Hemsworth/Instagram)


Duo kambing dengan teriakan yang memberi kesan

Siapa di antara kamu yang sudah menonton dan sebal dengan teriakan Toothgrinder dan Toothgnasher, dua kambing yang kerjaan hanya berteriak sepanjang film? Apakah sampai hari ini, teriakan dua kambing dalam Thor: Love and Thunder masih terngiang di kepala? Tenang, kamu tak sendiri karena kami mengakui teriakan dua ekor kambing ini menyebalkan dan lucu dalam beberapa bagian, tapi sudah pasti memberi kesan.


Teknologi CGI yang menghidupkan dua ekor kambing ini benar-benar memberi warna berbeda dalam film arahan Taika. Bumbu yang hadirkan sensasi kesal dan lucu, menambah unsur komedi dalam film.




Musik ikonis yang sempurnakan setiap adegan

Suara gitar elektrik yang mengawali lagu Sweet Child O’ Mine karya Guns N’Roses menjadi lantunan nada ikonis yang mendominasi film keempat Thor ini. Nuansa petualangan era 1980-an dengan ragam warna dan cerita klise disempurnakan pilihan-pilihan lagu ikonis pada setiap adegannya.


Ketika menonton, musik yang mengiringi akan membuat penonton bernostalgia dan (minimal) menggerakkan kepala sesuai alunan musiknya. Taika memastikan setiap penonton yang duduk di kursi bioskop (atau nantinya di kamar masing-masing), bisa menikmati suasana era 1980-an secara menyeluruh. Mulai dari apa yang dilihat hingga didengar.


(Baca Juga: Ini 5 Netflix Romance Movie Yang Wajib Kamu Tonton!)


Sudah tayang di bioskop sejak 6 Juli 2022, Thor: Love and Thunder melanjutkan fase keempat dalam kisah pahlawan super MCU. Jika kamu memutuskan menonton film satu ini, sekadar saran, pastikan kamu menikmati setiap proses ceritanya karena ada ragam warna, nada penuh nostalgia, hingga cerita klise yang tak akan gagal bikin kamu tersenyum. Plus, kamu bisa pulang dengan teriakan kambing yang akan selalu beri kesan. Selamat menonton!


Life & health