Life & health

Cara Raymond Chin Bangun Sistem Dalam Kariernya

By : Vanessa Masli - 2022-11-30 19:00:01 Cara Raymond Chin Bangun Sistem Dalam Kariernya

Berbagai hal yang dekat hubungannya dengan bisnis dan investasi mungkin tak lepas dari identitas CEO Ternak Uang dan content creator, Raymond Chin. Berawal di masa kuliah, Raymond berkenalan dengan dunia bisnis saat menjadi pekerja freelance selama dua semester dan merasakan pengalaman menghasilkan uang dari kerja keras sendiri untuk pertama kalinya.


Namun, setelah proyek tersebut berakhir, Raymond mendapatkan keinginan untuk terus mendalami dunia bisnis. Itulah yang mendorongnya untuk mendirikan sebuah agency sendiri dan terus berkembang hingga memiliki cabang di Jakarta dan Singapura. Ia pun merasakan prestise tersendiri saat membangun bisnis tersebut.

Dengan latar belakangnya mempelajari teknik komputer, Raymond terus melanjutkan perjalanannya membangun ragam start-up. Namun, dalam perjalanannya, ia pun mengakui beberapa kali alami kegagalan hingga merintis satu bisnis yang berhasil diakuisisi sebelum akhirnya, mendirikan Ternak Uang.


Mendalami Investasi Selama Pandemi


Mungkin sebagian orang mengenal sosok Raymond Chin sebagai content creator yang banyak membagikan konten seputar finansial, termasuk investasi. Namun, perkenalan Raymond terhadap dunia investasi terbilang baru, tepatnya di masa pandemi, saat banyak orang juga mulai tertarik dengan berbagai hal seputar investasi.


“Saat pandemi, tiba-tiba semua orang ramai membahas saham dan akhirnya, saya jadi penasaran untuk mempelajarinya dari nol,” ungkap Raymond saat menceritakan pertama kali mulai tertarik dengan investasi hingga akhirnya mendirikan Ternak Uang.


Sebuah eksplorasi yang panjang, dengan memanfaatkan digital skills-nya semasa kuliah, Raymond mengawali perjalanannya di dunia bisnis dan (akhirnya) investasi dari sebuah kesempatan yang ia ambil, pelajari, dan cintai sehingga bisa dilakukan sepenuh hati.


Layaknya sebuah penggalan kutipan “Love What You Do”, Raymond temukan kecintaannya pada dunia investasi saat ia mempelajarinya lebih dalam. Melalui Ternak Uang, Raymond akhirnya temukan perpaduan yang pas antara dua bidang tersebut.


Wujudkan Misi untuk Memberi Impact Bagi Orang Lain


“Mulai menyukai content creating karena sesuai dengan tujuan hidup saya: memberi impact bagi orang lain,” ungkap Raymond sebelum akhirnya perjalanan ia masuk dalam dunia content creating diceritakan.


Tak menjadi intensinya untuk menambahkan profesi content creator dalam profil diri, Raymond terjun dalam dunia tersebut tanpa ada perencanaan. Dorongan dua partner-nya, yang juga berprofesi sebagai content creator, Raymond pun mulai membuat konten dan perlahan jatuh cinta pada peran barunya.


Ia mulai mendalami setiap detail tentang content creating. Mulai dari konten-konten apa saja yang berhasil atensi masyarakat, membangun tim, hingga copywriting, Raymond berusaha mempelajari setiap aspek dalam membuat sebuah konten. Pengalamannya dalam mendirikan bisnis dan membangun keamanan finansial jadi sesuatu yang ia bagikan ke pengikutnya.


“Pada dasarnya, saya hanya membagikan apa yang dipelajari sejak awal berkarier dan kebetulan banyak dalam dunia bisnis dan finance,” ungkap Raymond.



(Raymond Chin. Foto: Dok. Insan Obi/Her World Indonesia)

Pintar Membangun Sistem, Belajar Mengatur Fokus


Mungkin sebagian content creator banyak yang menjalani berbagai peran di dalam pembuatan konten seorang diri atau dikenal dengan istilah, self-employed. Namun, Raymond mengakui bahwa ia memiliki pendekatan berbeda dalam menjalani profesinya yang satu ini. Dengan latar belakangnya dalam dunia entrepreneur, Raymond pun membangun sistem untuk memudahkannya bekerja.


Setelah mengetahui bagaimana dunia konten digital bekerja, Raymond pun mulai membangun sistem untuk mengerjakannya. Sistem yang ia rancang mengutamakan tiga aspek utama yaitu the people (sumber daya manusia), the process (pola atau sistem kerja), dan the output (hasil). Raymond mengakui hal yang paling sulit dilakukan adalah mencari anggota tim yang tepat untuk tiap-tiap pekerjaan di dalamnya.


Namun, keberadaan timnya yang berisikan 10 orang tersebut, tak menghentikan Raymond untuk turut mempelajari setiap aspek tentang dunia digital. Mulai dari konten yang relevan bagi audiens hingga pola untuk pendistribusian konten di tiap-tiap platform, Raymond berusaha memahaminya sebaik mungkin.


“Akhirnya, saya tidak kekurangan waktu. Sekarang, komoditas yang paling mahal bagi saya adalah fokus. Saya punya waktu berkat sistem yang dibuat, tapi fokus tetap harus diatur,” ungkap Raymond.


(Baca Juga: Tamara Gondo, Berdayakan Pengungsi Dalam Bisnis Slow Fashion)


Peran Smartphone untuk Produktivitas


Dalam menjalani keseharian dengan perannya sebagai CEO dan content creator, Raymond mengakui pentingnya kehadiran smartphone. Mulai dari memantau konten yang sudah diunggah, mengakses data-data penting hingga berkomunikasi dengan anggota tim, Raymond banyak mengandalkan smartphone untuk melakukan hal tersebut.


Jadi, dalam memilih smartphone, Raymond memiliki tiga kriteria utama. Pertama harus flagship, memiliki teknologi chip terbaru sehingga smartphone-nya jauh dari kata nge-lag. Lalu, kedua adalah spesifikasinya sesuai untuk menunjang produktivitas, serta memiliki baterai yang tahan lama karena Raymond paling tak suka charging di tengah hari. Plus, memiliki kualitas kamera terbaik yang memastikan ia bisa membuat konten dengan baik.


“Itu alasan saya switch ke Samsung Galaxy Z Fold4 5G, memenuhi tiga kriteria tersebut dan smartphone mana yang bisa dibuka tutup, itu sangat keren,” ungkap Raymond diikuti dengan tawa. Dengan chipset Snapdragon™ 8+ Gen 1, daya baterai yang tahan lama, hingga kualitas kamera depan dan belakang yang baik, Raymond bisa menjalani kesehariannya dengan produktif tanpa terhambat di tengah jalan.


Baginya Samsung Galaxy Z Fold4 5G yang kini sudah ia gunakan adalah game changer untuk produktivitas sehari-hari. Dengan fitur Multi Window yang menjadi favoritnya, Raymond merasakan kenyamanan untuk bisa mengakses dan melihat empat aplikasi dalam waktu bersamaan. Pekerjaan dan pembagian fokus dalam ia lakukan dengan lebih simpel.


Pengalaman multitasking yang dirasakan Raymond dengan menggunakan Samsung Galaxy Z Fold4 5G ini. Selain fitur Multi Window, adanya Flex Mode juga hadirkan kepraktisan dalam menandatangani dokumen dan menulis notes untuk ide-ide kontennya. Produktivitas sehar-hari jadi lebih mudah dan sederhana untuk dilakukan. Bahkan, ia mengaku lebih sering menggunakan smartphone dibandingkan laptop berkat big screen yang dimiliki Samsung Galaxy Z Fold4 5G.



(Peran smartphone penting bagi Raymond untuk tetap produktif. Foto: Dok. Her World Indonesia)


Lalu, fitur Dual Preview yang hadir di smartphone satu ini juga membuat Raymond semakin tertarik untuk memilikinya. Saat membuat konten, ia bisa langsung melihat tampilan rekaman video di-Cover Screen saat mengambil video selfie dengan kamera belakang 50MP sehingga kualitas videonya lebih maksimal dibandingkan memakai kamera depan smartphone pada umumnya.


(Baca Juga: Samsung Rilis Galaxy Z Flip4 5G dan Z Fold4 5G, Penasaran?)


Hingga yang terakhir adalah kehadiran S Pen yang memudahkan segala pencatatan ide, penandatangan dokumen, hingga mengeksplorasi konten bagi Raymond. Cukup menggambarkan sketsanya atau menuliskan idenya di Galaxy Z Fold4 5G, fitur ini juga memudahkan Raymond dalam kesehariannya menjalani peran sebagai entrepreneur dan content creator.


“Bagi saya, Samsung Galaxy Z Fold4 5G untuk produktivitas, it’s a game changer!”


Life & health