Greeny Dewayanti atau lebih akrab disapa Greeny merupakan Penggagas serta CEO dari Genflix. Ia sukses membawa Genflix menjadi platform dengan rekor The First Commercial Over The Top (OTT) buatan tanah air dari MURI. Mungkin, kamu belum mengenal lebih jauh mengenai Greeny. Namun kamu sudah pernah mencoba menggunakan aplikasi nonton film buatannya, bukan?
Pada Desember 2021, Genflix berhasil menciptakan sepuluh original series yang dibintangi para aktor dan aktris papan atas seperti Bastian Steel, Vinnesa Inez, Yuki Kato, Masayu Anastasya, Ajun Perwira, Dea Annisa, Elina Joerg, Zikry Daulay, Dede Satria, Randy Martin, Brigitta Cynthia, Kiki Saputri, Zee Zee Shahab Verdi Solaiman, Piet Pagau, dan Inggrid Wijanarko. Sepuluh original series yang dimaksud ialah berjudul Diaku Imamku, Abi Ghea, Devnay, Arjuna, Alone, Galang: Musuh Jadi Suami, My Sweet Doctor, Kacamata Lani, Asya Story, dan I Am In Danger.
Selain itu, Genflix juga menggerakkan upaya lainnya dalam misi membangun ekosistem film, yaitu menciptakan fitur Live Stream pada aplikasi Genflix. Dalam fitur tersebut, para content creator dapat melakukan live streaming yang dapat berinteraksi langsung dengan para penggemarnya. Di samping itu, penggemar juga dapat memberikan apresiasi langsung kepada para content creator kegemarannya.
Lewat berbagai upaya dalam misi membangun ekosistem film, Greeny Dewayanti selaku Penggagas serta CEO Genflix menyatakan bahwa Genflix akan berkomitmen dalam menghadirkan konten bermutu, baik hiburan maupun edukasi. Setelah membaca berbagai pencapaian Genflix, semakin penasaran bukan dengan sosok dibalik suksesnya Genflix? Yuk, lebih kenal Greeny Dewayanti melalui riwayat hidupnya!
Sejak di bangku SMP, Greeny selalu ingin hidup mandiri. Setelah lulus SMP, ia melanjutkan SMA dan kuliahnya di Bandung. Greeny berkuliah di Universitas Katolik Parahyangan dan mengambil jurusan Teknik Sipil. Ia pun berhasil mendapatkan beasiswa Leadership for 21st Century ke Jepang.
Setelah lulus menjadi Sarjana Teknik, Greeny memutuskan untuk berkarier di bidang perbankan, di mana pada tahun 1996 hingga 1998, Indonesia sedang mengalami resesi. Ia pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Prasetya Mulya, jurusan Manajemen Bisnis Administrasi. Di sana, Greeny meraih beberapa kali penghargaan Dean List.
Demi membiayai kuliah S2, Greeny harus bekerja sebagai guru les serta menjadi agen asuransi. Ia pun meraih banyak prestasi di dunia pendidikan.
Setelah lulus dari Universitas Prasetya Mulya dan mendapatkan gelar Master of Business Administration (MBA), Greeny memulai kariernya di dunia perfilman. Ia menempati posisi sebagai Product Executive di PT Vision Interprima Pictures yang mengembangkan lisensi Warner Bros dan Walt Disney Home Entertainment. Greeny menerima promosi sebagai Brand Manager di perusahaan tersebut.
Greeny kemudian melanjutkan kariernya di dunia telekomunikasi, tepatnya di PT Mobile-8 Telecom Tbk (yang sekarang sudah berganti nama menjadi PT Smartfren Telecom Tbk). Ketika di Fren, Greeny menggagas program telepon hanya 7 rupiah per menit, yang berhasil menggaet banyak pelanggan dan mengantar FREN untuk bisa go-public di tahun tersebut. Greeny pun mendapat promosi jabatan.
Greeny kemudian beralih ke PT Hutchison CP Telecommunications. Di perusahaan tersebut, Greeny dipercaya menjadi General Manager Consumer Marketing. Di sana, ia sempat dikirim untuk mengikuti program Business Augmented yang diselenggarakan oleh Stephen Rose, Michigan University.
(Baca Juga: Tamara Gondo, Berdayakan Pengungsi Dalam Bisnis Slow Fashion)
Greeny mempunyai visi ke depan yang tajam, sehingga terciptalah banyak inovasi di bawah arahannya. Ketika bekerja di Fren, ia mengemas tarif murah dengan memanfaatkan teknologi. Ketika bekerja di kartu selular Tri, ia mengemas pemakaian data berdasarkan volume. Saat berada di Orange TV, ia juga meluncurkan TV berbayar dengan metode voucher yang pertama.
Genflix lahir ketika Greeny masih menjadi Direktur dan Chief Marketing Officer di Orange TV. Saat itu, ia memperkirakan bahwa ke depannya, tren menonton TV tidak dapat lagi dibatasi waktu, jadwal, dan tempat, sehingga lahirlah Genflix. Bukan hanya sekadar platform menonton film, Genflix juga merupakan konvergen dunia perfilman dan telekomunikasi, dunia yang ditekuni Greeny selama ini. Sejak 2018, Greeny fokus hanya berkiprah di Genflix.
Nama Genflix sendiri berasal dari gabungan dua kosa kata, yaitu generation dan flix. Seperti yang diketahui, generasi zaman sekarang dikenal sebagai generasi yang dapat dengan mudah berpindah-pindah media atau generasi digital. Greeny juga percaya bahwa industri yang akan maju ke depan adalah layanan yang dapat memiliki prinsip agnostik terhadap infrastruktur, sehingga layanan tersebut dapat diakses di mana dan kapan saja.
Selain giat dalam berkarier, Greeny punya hobi melukis. Lukisannya pernah dipajang dalam sebuah pameran di Hiroshima ketika Greeny mendapatkan beasiswa ke Jepang. Lukisan tersebut menggambarkan sebuah kapal yang berlayar pada saat menjelang pagi. Lukisan tersebut bermakna harapan, Greeny percaya bahwa selalu ada harapan dalam kegelapan, ada kemenangan setelah kegagalan.
Wanita yang lahir di Jakarta ini memang memiliki pandangan tersendiri mengenai kepemimpinan wanita. Jiwa kepemimpinan ini sudah diasah olehnya sedari kecil. Hal tersebut juga didukung oleh sosok ibu yang dimilikinya. Almarhum ibunya merupakan seorang kolonel TNI Angkatan Laut (AL) yang menjunjung tinggi kedisiplinan dalam mendidik ketiga anaknya. Menurut Greeny, pemimpin wanita dituntut untuk memiliki tanggung jawab yang berlapis. Di satu sisi wanita dituntut untuk menjadi seorang ibu yang baik. Di sisi lain, wanita juga dituntut sebagai pemimpin yang baik di pekerjaannya.
Selain dikenal sebagai wanita yang mandiri, Greeny juga memiliki kepribadian yang sedikit berbicara, tetapi banyak bekerja. Greeny juga merupakan seseorang yang memiliki jiwa kreativitas yang tinggi. Dengan memiliki start-up di bidang industri kreatif, khususnya di perfilman, Greeny dituntut untuk terus berinovasi dan menciptakan dobrakan yang memiliki tingkat kreativitas yang berkredibilitas serta didukung dengan perkembangan teknologi yang terus berkembang.
Walaupun memiliki latar belakang pendidikan teknik yang dikenal matematis, tetapi Greeny dapat membuktikan bahwa dirinya juga dapat bersaing di dunia kreatif. Greeny percaya bahwa latar belakang pendidikan seseorang tidak dapat menentukan karier apa yang nanti akan ia tempati. Namun, kemampuan beradaptasilah yang dapat menentukan apakah ia pantas menempati karier yang mungkin tidak sejalan dengan latar pendidikan yang dimiliki.
Jika ditarik kesimpulannya, Genflix merupakan platform nonton film karya anak bangsa yang didirikan oleh seorang wanita. Padahal, menurut Katadata, di bidang sains, teknologi, dan matematika, wanita hanya mengisi dua dari sepuluh pekerja profesional dan tiga dari sepuluh peneliti. Tentu ini bisa dianggap sebagai sebuah achievement besar yang patut dibanggakan.
Hingga kini, Genflix menjadi platform favorit untuk menonton film Indonesia maupun siaran lainnya. Hal ini juga merupakan cita-cita Greeny sejak pertama kali mendirikan Genflix. Selama hampir satu dekade, Genflix telah banyak memberikan dampak bagi industri konten digital di Indonesia serta akan terus berinovasi serta memberikan beragam kreasi digital karya anak bangsa.
Untuk para pemimpin wanita yang saat ini sedang berjuang, Greeny berpesan untuk terus meng-upgrade diri sendiri dan bergaul dengan orang-orang yang dapat menginspirasi sehingga kamu dapat melihat perspektif yang luas. Selain itu, kamu juga harus memiliki tujuan yang sistematis serta komitmen yang tinggi. Mimpi tidak akan terwujud jika tidak diimbangi dengan komitmen dan persistensi. Greeny percaya rahmat dan berkat Tuhan yang luar biasa menyertainya sehingga dia terus mempunyai semangat untuk melakukan terobosan dan inovasi-inovasi dalam karyanya.
Di industri yang didominasi para pria, Greeny justru melihat terdapat banyak peluang di dalamnya. Dengan keinginan mayoritas wanita yang ingin mudah dan cepat dalam mengakses suatu platform, Greeny percaya bahwa kehadirannya pada industri ini justru dapat menciptakan sesuatu yang lebih detail dan mudah dimengerti.
Selama kurang lebih delapan tahun Genflix diluncurkan ke pasar, Greeny bersyukur bahwa Genflix dapat bertahan, beradaptasi, dan terus berinovasi hingga saat ini. Baru-baru ini, Greeny juga meluncurkan Sushiroll, wadah untuk menikmati anime Jepang yang banyak peminatnya.
(Baca Juga: Cara Aliya & Samira Pikat Investasi Untuk Bangun Start-Up)
Berbagai pengalaman yang Greeny Dewayanti lewati diharapkan dapat menjadi inspirasi agar para wanita di Indonesia dapat menggapai mimpinya, walaupun menghadapi beberapa tantangan yang ada. Semoga kamu dapat terinspirasi, ya!
(Penulis: Haura Salsabila Zahrana)