Life & health

Gangguan Bipolar: Penyebab, Gejala Dan Cara Mengatasinya

By : Her World Indonesia - 2021-04-05 15:00:01 Gangguan Bipolar: Penyebab, Gejala Dan Cara Mengatasinya

Gangguan bipolar (atau dengan istilah lain Bipolar disorder) adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan emosi yang drastis. Sehingga gangguan mental satu ini menyebabkan perubahan perasaan secara tiba-tiba dari sangat bahagia (mania) menjadi sangat sedih (depresi).

Nama lain dari gangguan bipolar adalah manik depresif. Penyebab pasti terjadinya gangguan bipolar belum diketahui. Namun, terdapat dugaan bahwa gangguan bipolar merupakan dampak dari adanya gangguan pada senyawa alami yang berfungsi menjaga fungsi otak (neurotransmitter). Gangguan pada neurotransmitter itu sendiri diduga dipicu oleh beberapa faktor, seperti genetik, sosial, lingkungan, dan fisik. Data World Health Organization (WHO) menyebut, sebanyak 45 juta orang di dunia menderita penyakit ini.


(Baca Juga: 9 Jenis Gangguan Mental Yang Wajib Kamu Tahu)


Lalu, apa saja gejala gangguan bipolar? Seseorang yang terkena gangguan bipolar akan mengalami perasaan emosional yang hebat dan terjadi pada suatu periode tertentu atau dikenal dengan “episode mood”. Setiap episode mood menunjukkan perubahan drastis dari suasana hati dan perilaku normal orang tersebut. Sebut saja mania dan hipomania adalah dua jenis episode yang berbeda, tetapi memiliki gejala yang sama.

Mania lebih parah daripada hipomania dan menyebabkan masalah yang lebih nyata di kehidupan sehari-hari. Mania juga dapat memicu kondisi psikosis (perasaan asing dengan dunia sekitar) dan umumnya memerlukan perawatan dan penanganan yang cukup serius. Beberapa gejala gangguan bipolar yang muncul saat episode mania (manic), antara lain:

- Terlalu bahagia, berenergi, dan bersemangat.

- Sangat sensitif dan mudah tersinggung.

- Kurang tidur atau merasa tidak butuh tidur yang lama.

- Berbicara sangat cepat dan mengubah topik pembicaraan dari satu topik ke yang lainnya.

- Tidak jarang membuat keputusan yang buruk, seperti makan dan minum secara berlebihan, menghabiskan banyak uang, atau melakukan hubungan seks yang sembrono.


Berkebalikan dengan gejala episode mania, orang dengan penyakit bipolar yang mengalami episode depresi bisa merasakan gejala berikut:

- Sangat sedih, khawatir, hampa, atau putus asa.

- Kehilangan ketertarikan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

- Merasa malam dan insecure.

- Sulit berkonsentrasi.

- Pemikiran untuk bunuh diri.


(Baca Juga: Selena Gomez Promosikan Kesehatan Mental Lewat Rare Beauty)


Untuk memastikan apakah kamu mengalami gangguan bipolar atau tidaknya, akan ada beberapa tes yang umum dilakukan dokter atau psikiater untuk membantu membuat diagnosis gangguan bipolar. Diantaranya :

1. Tes atau pemeriksaan fisik. Tes ini akan membantu mengetahui penyebab gejala.

2. Tes laboratorium. Seperti tes darah, terkadang dibutuhkan untuk mengenyampingkan kondisi medis lain yang mungkin jadi penyebab gejala.

3. Tes psikologis. Kamu mungkin akan ditanya atau perlu mengisi kuisioner psikologis untuk mengetahui tentang perasaan, pikiran, dan perilakumu.

4. Penggambaran mood. Dengan kamu akan dihimbau untuk membuat catatan di buku harian tentang pola tidur, mood, dan tingkah laku untuk membantu menentukan diagnosisnya.


Selain berkonsultasi pada dokter atau psikater, berikut perawatan yang bisa kamu jalani untuk berjuang mengakhiri Bipolar disorder. (Foto:Dok.Alex Green/Pexels)


Apa saja perawatan yang bisa dilakukan untuk pengidap gangguan bipolar? Perawatan yang dilakukan tidak dapat menyembuhkan pengidap, tetapi dapat menstabilkan perubahan suasana hati yang dialami. Perawatan yang dilakukan juga tergantung dari kondisi seseorang. Beberapa perawatan yang biasanya dilakukan kepada seseorang yang mengalami gangguan bipolar, antara lain:

1. Konseling. Hal ini perlu dilakukan untuk membicarakan kondisi yang dialami dan bagaimana cara melewatinya.

2. Perubahan gaya hidup. Untuk mengurangi bertambah parahnya gejala yang muncul, beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah berhenti mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang. Selain itu, jangan lupa juga tidur yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, penuhi kebutuhan cairan tubuh, serta jalin hubungan yang sehat dan positif.

3. Terapi obat. Hal ini dapat dilakukan untuk menstabilkan suasana hati, tentunya obat yang diperoleh dengan resep dari dokter.


(Penulis : Kandela Cikal)

Life & health