Life & health

No Penipuan, Ibu-Ibu Rusun Kian Aman dan Nyaman Main Sosmed

By : Rengganis Parahita - 2021-10-04 15:00:00 No Penipuan, Ibu-Ibu Rusun Kian Aman dan Nyaman Main Sosmed

Pada Selasa 21 September lalu, Facebook Indonesia bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo RI), menyelenggarakan webinar bertajuk #NyamandiSosmed: Kiat Aman, Nyaman, dan Cerdas Bermedia Sosial. Webinar dihadiri oleh Dimas Aditya Nugraha selaku Koordinator Audio Visual dan Media Sosial, Direktorat Pengelolaan Media, Kementerian Kominfo RI, Karissa Sjawaldy selaku Manajer Kebijakan Publik untuk Facebook di Indonesia, serta dua tokoh publik yang sudah dikenal luas oleh masyarakat, Happy Salma dan Ben Joshua. 

 

Webinar ini pun diikuti oleh komunitas ibu-ibu yang tinggal di berbagai rumah susun (Rusun) di Jakarta. Tergabung dalam kelompok Ibu Rusun (program yang dikelola oleh Pemerintah DKI Jakarta dan Jakarta Creative ini sengaja diselenggarakan untuk memberdayakan ibu-ibu di Rusun), webinar ini disiarkan secara langsung di Halaman Facebook Her World Indonesia, Halaman Facebook Indonesia, dan Grup Facebook Ibu Rusun agar bisa disaksikan secara luas.

 

Melalui webinar ini pula, ibu-ibu Rusun diberikan bekal dan pengetahuan bagaimana mereka sebagai pengguna aktif media sosial dapat tetap berkomunikasi dan bersosialisasi bersama dengan teman, keluarga dan kerabat mereka tanpa harus khawatir mengenai keamanan akun mereka. Pengetahuan yang cukup mengenai bagaimana cara media sosial bekerja rasanya benar-benar dibutuhkan untuk bisa terhindar dari perilaku-perilaku merugikan yang kini banyak terjadi di dunia maya, seperti phishing, scamming, hingga penipuan yang berujung pada pengerukan harta dan data pribadi kita. 



(Sebuah webinar seru dan bermanfaat untuk diikuti oleh para pengguna medsos yang sering terkena penipuan. Foto: Dok. MRA Media)

 

Tentu saja kita semua sebagai pengguna Facebook, Instagram, dan WhatsApp tidak ingin kejahatan tersebut menimpa kita. Untuk itu, pada bincang-bincang ini, Facebook memperkenalkan Buku Panduan Anti-Ribet #NyamandiSosmed yang disusun bersama oleh Kementerian Kominfo. Dalam buku ini, kita sebagai pengguna, termasuk ibu-ibu Rusun, dapat mempelajari langkah praktis dan mudah untuk memperkuat keamanan dan privasi akun media sosial kita. Jangan khawatir, buku ini disusun dengan bahasa yang sangat mudah dipahami dan dilengkapi juga dengan visual dan infografis yang menarik, sehingga gampang dipahami oleh semua generasi!

 

“Sistem keamanan sebenarnya sudah tersedia. Namun banyak pengguna yang belum mengerti cara mengoperasikannya. Hal-hal inilah yang coba diedukasi dalam Buku Panduan Anti- Ribet #NyamandiSosmed. Mengapa buku ini kami susun? Karena privasi adalah DNA kami, dan menjaga keamanan orang-orang di atas platform adalah inti dari apa yang kami lakukan di Facebook,” ujar Karissa. 


(Baca juga: Brand Sepatu Melissa Gandeng BT21 Untuk Koleksi Terbarunya)

 

Dalam buku ini, Facebook turut memberikan tip, teknik, dan pengetahuan yang wajib diketahui untuk menjadi warga digital yang beretika dan tak mudah terjebak dalam kejahatan online. Tidak menampilkan atau memberi informasi mengenai data pribadi di Facebook, Instagram dan juga WhatsApp adalah salah satu hal paling krusial untuk dipahami. Tidak mencantumkan nomor KTP, nomor kendaraan, nomor rumah, nama sekolah anak, dan yang sifatnya amat pribadi adalah salah satu cara yang dirasa mampu menghindarkan kita dari tindak kejahatan secara daring. 

(Sosmed-an makin asik dan aman jika sistem privasi kian maksimal. Foto: Dok. Pexels/Energepic.com)


Lebih lanjut, modus kejahatan yang sering kali menjadikan ibu-ibu sebagai korban adalah iming-iming hadiah online, permintaan bantuan dari orang yang tak dikenal, atau ada yang “ngaku-ngaku” dari Facebook atau Instagram yang mengirimkan link atau tautan palsu agar akun kita dapat diverifikasi. Sekilas modus ini ‘pasti dapat kita hindari’, nyatanya banyak sekali orang yang terjebak dan menjadi korban. 

 

Menurut Dimas Aditya Nugraha, isu ini tak lepas dari adanya transformasi digital di Indonesia. Karena penggunaan internet makin marak terutama untuk melakukan transaksi daring baik membeli atau menjual sesuatu, maka perputaran uang di ruang maya jadi begitu banyak hingga mencapai jumlah 621triliun rupiah. Naik 80% dari tahun-tahun sebelumnya. Jumlah ini tentu menggiurkan untuk para pelaku kejahatan untuk dapat masuk dan membobol akun-akun yang dirasa menjanjikan. Mengingat lebih dari setengah penduduk Indonesia telah menggunakan sosial media, maka edukasi mengenai penjagaan privasi dan keamanan wajib disampaikan.

 

“Dunia nyata dan dunia maya itu kan sama, ya. Sama-sama ada penjahatnya dan selalu ada dampak buruk kalau berhubungan dengan uang. Oleh sebab itu, ‘two-ways verification adalah salah satu cara penting untuk tetap aman dalam bersosial media. Ibarat pintu yang sudah digembok, para pengguna wajib memasang alarm tambahan sehingga saat ada yang berhasil membuka gembok, alarm tetap akan berbunyi mengingatkan kita bahwa ada penjahat yang akan mencoba masuk rumah. Jadi sistem privasi dan proteksi benar-benar bisa melindungi secara maksimal”, tambahnya mengingatkan.

 

Senada dengan Dimas, Karissa juga menekankan betapa penting bagi kita semua yang aktif menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram dan WhatsApp untuk tidak cuek dengan keamanan dan privasi akun media sosial mereka. “Semakin canggih teknologi, semakin pintar pula para penjahat di dunia digital. Mereka akan terus update!” ujar Karissa Sjawaldy dalam menanggapi phishing dan scamming yang sampai sekarang masih saja berhasil menelan korban. 

 

(Ingat! Lakukan Two Ways Authentications untuk menambah keamanan pada akun media sosialmu. Foto: Dok. Pexels/Pixabay)


Tak hanya melalui Buku Panduan Anti-Ribet #NyamandiSosmed, baik Facebook maupun Kominfo memiliki program Literasi Digital yang bertujuan untuk mengasah kepekaan dan kemampuan warganet untuk bersosial media melalui empat pilar utama yaitu Etis Bermedia Digital, Aman Bermedia Digital, Cakap Bermedia Digital, dan Budaya Bermedia Digital. Di sini kepekaan itu termasuk diantaranya adalah menjaga keamanan dan proteksi akun, memahami teknologi dengan benar, memaksimalkan kegunaannya untuk berbagai kebutuhan terutama meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan, hingga bagaimana seharusnya tiap pengguna bersikap serta beretika di media sosial

 

(Baca juga: Hadirkan Brand Unggulan, LIXIL Luncurkan Showroom di Jakarta)


Selain berdiskusi, ibu-ibu Rusun juga mendapatkan kursus kilat ini untuk memperkuat keamanan dan privasi akun Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Misalnya, bagaimana mengaktifkan verifikasi 2 langkah (fitur yang sangat penting untuk memberikan proteksi ganda pada akun media sosial kita!), membuat password atau kata kunci yang kuat, hingga bagaimana cara mengembalikan akun kita yang diretas. Semuanya dijelaskan secara lengkap di dalam buku panduan tersebut. 

 

Last but not least, sebagai figur publik pun Happy Salma dan Ben Joshua tak luput dari target operasi penjahat daring. Dalam webinar ini, Happy dan Ben berkisah kepada ibu-ibu rusun mengenai bagaimana mereka dan teman-temannya sering tertipu praktik kejahatan online. “Sebagai wanita kan kita kadang punya emosi yang tak menentu, ya. Jadi kalau tiba-tiba ada Whatsapp dari grup pertemanan atau teman yang bilang bahwa ‘eh si ini sakit kita bantu yuk’, nah secara otomatis aku langsung mikir ‘duhhh kasian, ya udah deh transfer berapa gitu untuk bantu’. Nah, ini yang bikin sering kecolongan. Makanya kita harus lebih hati-hati dengan crosscheck apakah berita itu benar atau tidak”. Sama halnya dengan Ben Joshua, ia bilang bahwa teman-teman dalam lingkar terdekatnya sering terkena penipuan online yang merugikan.


 (Happy Salma turut membagikan pengalamannya terkena scamming. Foto: Dok. MRA Media)


Harapannya, kisah dari dua figur publik ini dapat menjadi inspirasi kita semua untuk selalu berhati-hati dan waspada pada para penjahat daring dan terus memperkuat keamanan dan privasi akun media sosial kita.  

 

Nah, buat kamu yang ingin juga belajar untuk memperkuat keamanan dan privasi akun Facebook, Instagram, dan WhatsApp, buku bisa diunduh di sini, ya!


Life & health