Life & health

Mengatasi Gangguan Kecemasan Di Masa Pandemi Covid-19

By : Rahman Indra - 2020-04-12 18:14:00 Mengatasi Gangguan Kecemasan Di Masa Pandemi Covid-19


Pandemi virus corona atau Covid-19 telah menimbulkan ketakutan dan kecemasan, terutama bagi mereka yang pernah mengalami gangguan kecemasan. Gejala-gejala cemas mulai muncul seiring pemberitaan yang masif terkait corona. 

Hal ini disampaikan dr. Andri, SpKJ, dokter spesialis kedokteran jiwa, OMNI Hospital Alam Sutera saat dihubungi beberapa waktu lalu. Ia juga membagi kisahnya dalam pernyataan dan tulisan.

“Beberapa pasien yang saya temui satu bulan belakangan ini adalah pasien yang kambuh sakitnya setelah bertahun-tahun sembuh,” ujarnya.

Dokter yang fokus pada penanganan kasus gangguan cemas dan masalah psikosomatik ini mengatakan kedua kasus tersebut mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir, dan di masa pandemi ini keberulangan gangguan ini pada pasien yang sudah sembuh mengalami peningkatan.

Apa dan bagaimana mengatasi gangguan kecemasan?


(Baca juga: 7 Cara Mudah Atasi Gelisah dan Kecemasan) 


Gangguan kecemasan?

Gangguan cemas biasanya terjadi pada orang yang lebih dulu mengalami gangguan cemas sebelumnya, jadi bisa dibilang ini berulang. Gangguan ini biasanya dialami oleh mereka yang memiliki kepribadian tipe A, yang perfeksionis, persistent, dan konsisten. Mereka dengan latar belakang ini lebih mudah kena gangguan cemas ini. Perbedaan gangguan kecemasan dengan kecemasan normal adalah ketika gangguan kecemasan membuat orang menderita dan mengalami disfungsi.  


(Ilustrasi gangguan kecemasan. Foto: Dok/Pexels.com) 


Bagaimana tanda atau gejalanya? 

Gejalanya bisa ditandai dengan kekhawatiran berlebihan yang terus menerus, dan atau pikiran akan kecemasan yang terus menerus. Gejala ini kemudian diikuti gejala fisik di mana jantung berdebar-debar, atau nafas berat.


Apa sebabnya?  

Gangguan ini disebabkan oleh banyak faktor. Ada yang terkait faktor genetik, kepribadian, pola asuh, dan juga lingkungan. Sekarang ini, faktor lingkungan lebih dominan lagi.


(Baca Juga: Kebiasaan yang Ternyata Membuat Kaum Millennial Stres)


Bagaimana pengobatannya?

Untuk melihat masalah gangguan kecemasan, seseorang mesti melihat bagaimana proses gangguan cemas itu terjadi. Misalkan berasal dari faktor genetik bawaan, pola asuh, lingkungan atau sosial. Pengobatannya pun kemudian bisa berdasarkan kondisi tersebut. Jika berkaitan dengan biologis, maka secara genetik akan kuat gangguan cemasnya. Ada keluarga yang alami gangguan cemas, misalnya, maka kemungkinan kena gangguan kecemasan juga besar. Pola asuh bisa jadi memberi pengaruh. Lalu terkait lingkungan, misalkan dari tekanan kehidupan, seseorang yang diperlakukan tak baik, dibully dan sebagainya lebih dominan kena gangguan cemas. Ini perlu jadi perhatian juga. Terapi psikologis bisa jadi salah satu pengobatan untuk gangguan kecemasan.  


Lalu, bagaimana mencegahnya?

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dan diperbaiki. Kalau misalkan seseorang termasuk tipe pencemas, maka dari sisi psikologi ia perlu dukungan. Lingkungan yang dominan baik akan turut membantu mencegah gangguan cemas. Namun, patut dipahami juga bahwa tidak semua keinginan bisa terpenuhi, manusia selalu dituntut untuk bisa beradaptasi dengan kondisi.

Gangguan kecemasan tak dapat diprediksi atapun dicegah langsung. Namun, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menguranginya, diantaranya: berolahraga teratur, berhenti merokok, membatasi jumlah alkohol dan kafein yang dikonsumsi, melakukan kegiatan atau latihan relaksasi seperti yoga, atau meditasi. Serta bisa juga dengan melakukan hobi yang disukai, seperti menulis, merajut, bermain musik atau berkebun. 


(Baca Juga: 7 Cara Mudah Atasi Gelisah dan Kecemasan)


Kapan harus ke dokter?

Ketika gangguan itu sudah di tahap sampai menganggu kehidupan. Dia tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa, atau ada juga yang sampai nggak mau atau takut keluar rumah. Hal-hal seperti ini, kemudian menjadi penting buat yang tidak mengalami gangguan cemas untuk pahami dan berempati. Karena tidak semua orang sama dalam menghadapi situasi tertentu.

Ketika saat ini semua orang di rumah, makan akan berpotensi dilanda kebosanan dan ketidaknyamanan. Namun, setiap orang hendaknya bisa saling berempati, menjaga diri dan juga lingkungannya, dengan apa yang bisa mereka rasa bisa dilakukan.

Dukungan sosial kemudian menjadi sangat penting, agar seseorang tidak merasa sendirian. Karena jika seringkali merasa sendirian menghadapi hal ini, maka akan merasa tidak nyaman dan beresiko alami gangguan kecemasan.

Life & health