Pegal-pegal jadi hal umum yang dialami banyak orang. Walau umumnya gejala ini terjadi pada orang dewasa, kini, masalah ini juga menghantui anak muda, khususnya para pekerja yang aktif beraktivitas setiap hari. Gejala nyeri, khususnya di daerah tulang punggung bagian belakang, tidak bisa dianggap sepele. Mengabaikan rasa nyeri bisa saja membuat kondisi tulang semakin memburuk.
Mayapada Hospital menjelaskan, pasien yang mengeluh tentang nyeri tulang punggung belakang kisaran usiannya di sekitar 20-30 tahun. Jangkauan usia yang muda ini perlu menjadi perhatian kita bersama. Umumnya hal ini terjadi karena menanggung beban yang terlalu besat, salah posisi, cidera, atau hal-hal lain yang tidak kita sadari bisa berdampak buruk pada kesehatan tulang punggung belakang kita.
Dokter spesialis dari Mayapada Hospital, dr. Starifulkani Arif, Sp.OT (K) dan dr. Nugroho Setyowardoyo, Sp.OT (K), membahas keluhan nyeri punggung bawah yang sering dialami oleh pekerja muda yang aktif. Mereka mencatat bahwa pasien dengan keluhan ini umumnya tergolong sangat muda. Di Indonesia, prevalensi nyeri punggung bawah mencapai sekitar 18,5% dari total populasi, dengan kasus lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan pria. Survei Kesehatan Nasional menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 5 orang dewasa di Indonesia mengalami nyeri punggung bawah setidaknya sekali dalam hidup mereka.
Low back pain, atau nyeri punggung bawah, adalah kondisi yang ditandai dengan rasa sakit atau ketidaknyamanan di bagian bawah punggung. Nyeri ini dapat bersifat ringan hingga berat dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk cedera otot, masalah tulang belakang, postur yang buruk, atau kondisi medis tertentu. Sejatinya, low back pain suatu gejala rasa nyeri yang dirasakan di bagian punggung bawah. Kondisi ini berasal dari berbagai macam sumber, antara lain struktur tulang, bantalan tulang, keregangan atau cedera pada otot tulang belakang.
Low back pain dapat terjadi ketika kita tak menjaga postur tubuh dengan baik saat duduk. Hal ini juga diperburuk jika kita kurang dalam berolahraga. Dr. Starifulkani menegaskan, kondisi fisik yang tidak prima akan rentan merasakan nyeri karena kondisi otot yang melemah karena kurangnya stimulasi atau olahraga. Contohnya ketika mereka membawa koper yang bobotnya terlalu berat saat traveling tanpa adanya alat bantu. Pada akhirnya hal tersebut dapat 'mengagetkan' otot tulang punggung,” tambah sang dokter.
(Baca juga: Baik Untuk Kesehatan, Ini 5 Manfaat Buah Plum Pada Tubuh)
Selain melakukan pencegahan yang bisa kita praktikkan sendiri, perawatan yang lebih profesional juga penting untuk dilakukan. Jika Anda mengalami masalah ini dan tidak ada perbaikan, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter.
“Secara umum, kami akan mengecek di MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk mengetahui akar masalah dari rasa nyeri, apakah itu berasal dari otot atau bantalan tulang punggung belakang,” ucap dr. Nugroho yang berpraktik di Mayapada Hospital Bogor.
Jika sumber nyeri masih dalam tahap normal, pasien akan diberikan perawatan konservatif, termasuk resep obat, fisioterapi, dan penggunaan korset untuk mendukung kesehatan. Namun, jika nyeri berasal dari bantalan tulang punggung belakang, diperlukan intervensi untuk mengatasi nyeri dengan menggunakan alat yang dapat memberikan pengobatan jangka panjang atau permanen. "Tetapi kalau kondisinya karena saraf kejepit di bagian bantalan, maka perlu penanganan khusus seperti laser atau disektomi, serta tindakan endoskopi jika masalahnya sudah dalam tahap yang lebih kronis,” jelas dr. Nugroho.
(Baca juga: Yuk, Mulai! Inilah Berbagai Tips Pola Hidup Sehat)
Sadari dan mulai aware terhadap kondisi tulang belakangmu. Periksa ke dokter jika butuh penanganan lebih, ya!
(Penulis: Katarina Dian)