Fashion

Kenali Perbedaan Fast Fashion Dengan Slow Fashion, Penting!

By : Her World Indonesia - 2024-01-26 20:00:02 Kenali Perbedaan Fast Fashion Dengan Slow Fashion, Penting!

Fast fashion saat ini tidak hanya menjadi tren, tetapi bertahan sebagai gaya hidup yang dikonsumsi banyak orang. Elizabeth Cline dalam bukunya yang berjudul, Overdressed: The Shockingly High Cost of Cheap Fashion mengemukakan, “Fast fashion is a cycle of relentless consumption in which trends move at breakneck speed, clothes are made cheaply and discarded quickly, and the environmental and social costs are borne by people and planet alike,” 


Melalui definisi ini kamu bisa memahami jika fast fashion merupakan bentuk dari fenomena industri pakaian yang berkaitan dengan produksi massal, kecepatan waktu produksi, kualitas produksi, kesejahteraan pekerja dalam produksi tersebut, dan terpenting adalah keberlanjutan lingkungan. Fast fashion sendiri mulai muncul sejak 1970-an ketika retailers dan perusahaan pakaian mulai melakukan produksi besar-besaran karena meningkatnya pembelian dan melakukan ekspor produk, terutama ke negara-negara Asia. 


Permulaan ini diikuti dengan mulai merambahnya perusahaan pakaian yang mendirikan pabrik di negara-negara Asia karena dapat membayar pekerja dengan upah yang lebih murah dibandingkan di negara asal perusahaan tersebut. Lebih dari itu, waktu produksi pun menjadi lebih cepat karena mengikuti tren. Sebelumnya, koleksi pakaian baru dapat diharapkan sebanyak empat kali dalam setahun. Namun, dengan fast fashion kamu sebagai konsumen kini dapat mengharapkan edisi pakaian baru lebih sering, saat ini beberapa merek bahkan menghasilkan 36 koleksi dalam satu tahun.


Fast fashion bagi lingkungan


(Fast fashion sangat buruk terhadap lingkungan. Foto: Dok. Ziga Plahutar/Getty Images)


Dengan produksi yang besar ini, tak bisa dipungkiri jika produk-produk pakaian tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Sifat konsumtif yang ditandai dengan produksi besar-besaran seperti hasil temuan dari Changing Markets Foundation yang dirilis pada Juni 2021 lalu bahwa industri pakaian bertanggung jawab atas lebih dari 20% polusi air di dunia.


Ironisnya lagi, laporan International Union for Conservation of Nature pada 2017 menunjukkan bahwa limbah tekstil akan menjadi sumber polusi mikroplastik laut terbesar di dunia. Kamu juga harus tahu bahwa saat ini banyak pakaian yang diproduksi dengan bahan sintetis yang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai, artinya dampak fast fashion terhadap lingkungan akan menjadi masalah ratusan tahun ke depan.


Fast fashion terhadap pekerja


(Dari sisi sosial, fast fashion juga merugikan dan mengurangi kesejahteraan pekerja. Foto: Dok. Cottonbro Studio/Pexels)


Melihat dari sisi sosial, fast fashion lekat kaitannya dengan praktik produksi yang mengabaikan kesejahteraan para pekerja pabrik dan distribusi di dalamnya. Pekerja di pabrik garmen sering diperlakukan tidak adil, dengan upah rendah dan kondisi kerja yang buruk. Selain itu, karena hasil produksi akan dijual dengan harga rendah hal ini juga membuat upah para pekerja ikut rendah dan tidak ada jaminan keselamatan selama bekerja.


Kamu harus sadar bahwa membuat pakaian akan selalu berkaitan dengan kerja mesin yang cepat dan berbahaya jika para pekerja tersebut tidak mendapatkan kesejahteraan selama bekerja. Oleh karena itu, fenomena fast fashion ini juga berdampak bagi para pekerjanya.


(Baca juga: 10 Cara Merawat Tas Agar Tidak Mudah Rusak & Tahan Lama)


Lalu, bagaimana cara mengurangi fast fashion? 


Sejalan dengan kesadaran akan bahaya fast fashion, istilah slow fashion kemudian muncul. Istilah ini pertama kali diungkapkan oleh Kate Fletcher pada 2007 ketika dirinya mendeskripsikan model bisnis fashion yang mengutamakan, “about choice, information, cultural diversity and identity. Yet, critically, it is also about balance.” katanya.


Pada dasarnya, slow fashion adalah alternatif yang ramah lingkungan dan etis terhadap siklus fast fashion yang jelas-jelas tidak berkelanjutan. Slow fashion menawarkan pakaian dengan kualitas yang lebih baik: seringkali melalui produksi yang teliti dan manual, dengan tetap memerhatikan aspek lingkungan hidup dan hak-hak pekerja di dalamnya.


Serta mendorong konsumen untuk membeli secara sadar dan memperlakukan pakaian dengan baik. Alih-alih mengikuti tren, pakaian slow fashion justru bersifat abadi dan dibuat untuk bertahan selama beberapa tahun.


Slow fashion bagi lingkungan


(Slow fashion membantu mengurangi dampak limbah tekstil. Foto: Dok. Julia Cameron/Pexels)


Slow fashion memiliki dampak yang positif dalam berbagai aspek. Berbeda dengan fast fashion yang menghasilkan limbah tekstil besar-besaran, melalui konsep slow fashion kamu akan membantu mengurangi limbah tekstil terhadap lingkungan. Secara lingkungan, slow fashion efektif untuk mengurangi jejak karbon karena memprioritaskan bahan-bahan organik dan daur ulang, serta mengurangi kebutuhan akan produksi massal yang mengintensifkan energi.


Dengan produksi yang lebih terbatas, akan efektif untuk mengurangi penggunaan sumber daya alam, slow fashion membantu mempertahankan keberagaman hayati, menjaga kualitas udara dan udara, serta mengurangi polusi.


(Baca juga: 10 Cara Mudah Merawat Fashion Item Anda)


Slow fashion terhadap pekerja


(Slow fashion berusaha memberikan kesejahteraan kepada para pekerja. Foto: Dok. Pavel Danilyuk/Pexels)


Secara sosial, slow fashion membantu meningkatkan kesejahteraan pekerja di seluruh rantai pasokan, dengan memastikan upah yang layak dan kondisi kerja yang aman, mulai dari petani bahan baku hingga pekerja pabrik dan penjahit. Mereka diberikan upah yang layak, kondisi kerja yang aman, dan dihargai sebagai bagian penting dari proses produksi.


Dengan mengutamakan aspek etika dan sosial dalam produksi pakaian, slow fashion membantu mengurangi eksploitasi pekerja dan memperjuangkan keadilan sosial di industri pakaian.


Maka, melalui promosi pola konsumsi yang lebih bertanggung jawab, bersama slow fashion kamu bisa memberikan dampak positif kepada lingkungan dan industri di dalamnya. Dengan memperkenalkan konsep nilai jangka panjang dan kualitas dalam membeli pakaian, slow fashion membantu mengubah paradigma konsumsi dari model yang berbasis pada tren cepat menuju model yang lebih berkelanjutan dan berorientasi pada nilai.


Hal ini membantu kamu melihat pakaian dari sisi etika dan nilainya, serta memberikan dorongan bagi perubahan positif dalam sistem produksi global.


(Penulis: Adila Firani)

Fashion