Hair & beauty

Kenali Lebih Dalam Operasi Hidung Rhinoplasty

By : Danes Wara - 2024-01-16 16:00:01 Kenali Lebih Dalam Operasi Hidung Rhinoplasty

Hidung yang mancung dipercaya mampu menambah kepercayaan diri. Maka tak heran jika sebagian individu yang masih merasa kurang percaya diri dengan hidungnya ingin melakukan berbagai cara untuk mengubahnya. Salah satunya operasi bedah plastik yang sudah banyak diminati perempuan maupun lelaki adalah operasi hidung atau rhinoplasty demi menghadirkan tampilan hidung yang lebih cantik dan ideal.


Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik dari Aesthetic Center Mayapada Hospital Surabaya dan juga berpraktek di Mayapada Hospital Jakarta Selatan yakni dr. Beta Subakti Nata’atmadja, Sp,B.P.R.E.,Subsp.E.L(K) mengatakan bahwa permintaan operasi hidung atau rhinoplasty di Indonesia sangatlah tinggi. “Selain permintaan yang tinggi, saya juga telah memiliki ketertarikan untuk menekuni rhinoplasty. Awalnya ketertarikan itu muncul ketika menjalani sekolah di Korea Selatan dan ternyata, belum banyak yang mendalami rhinoplasty secara serius di Indonesia,” ceritanya.


Nyatanya, kini minat masyarakat Indonesia terhadap rhinoplasty semakin tinggi. Dr. Beta menegaskan bahwa tindakan rhinoplasty membutuhkan waktu dan serangkaian proses yang harus dilakukan dengan ekstra hati-hati, disertai tim medis pendukung yang ahli dan fasilitas yang mumpuni. Oleh karena itu, Dr. Beta memilih bermitra dengan Mayapada Healthcare Group yang menaungi Mayapada Hospital Jakarta Selatan dan Mayapada Hospital Surabaya untuk memberikan layanan aesthetic ini. Kolaborasi keahlian dr. Beta di bidang rhinoplasty dan adanya fasilitas yang lengkap dari Mayapada Hospital Surabaya juga membuat banyak pasien berdatangan ke Mayapada Hospital Surabaya dari berbagai kota besar di Indonesia untuk melakukan tindakan aesthetic ini.


Dr. Amelia, M.Kes., Pelaksana Tugas Direktur Mayapada Hospital Surabaya mengatakan, “Kemampuan dan keandalan yang dr. Beta miliki patut diketahui masyarakat Indonesia dan patut dirasakan oleh pasien yang membutuhkan tindakan rhinoplasty. Di sini, kami, Mayapada Hospital Surabaya, mendukung dr. Beta untuk memberikan layanan terbaiknya kepada pasien dengan tim medis kami yang ahli, penunjang medis terkini, serta fasilitas lengkap yang dapat membuat pasien semakin nyaman.”


Selain menekuni operasi hidung dari sisi pandang estetik, ia juga melakukan operasi hidung rekonstruksi yang bertujuan untuk memperbaiki hidung akibat komplikasi atau keluhan medis. Popularitas bentuk hidung orang Thailand telah menjadi patokan baru para pasien dr. Beta ketika sedang berkonsultasi. Untuk mempelajari lebih dalam seputar tren terbaru dari rhinoplasty, pengaruh media sosial dan lainnya, Her World Indonesia berkesempatan untuk mewawancarai dr. Beta yang berpraktik di Mayapada Hospital Jakarta Selatan (Lebak Bulus) sejak awal tahun 2024.


(Baca Juga: 4 Jenis Implan Yang Bikin Hidung Makin Mancung, Sudah Tahu?)


Social Media’s Impact On Rhinoplasty

Nyatanya, platform media sosial seperti Instagram dan TikTok turut andil dalam promosi melakukan operasi hidung ini. “Keinginan seseorang mengubah fisik memang sudah ada dari jaman dahulu. Tetapi sekarang lebih terdorong karena adanya media sosial. Yang tadinya tidak kepikiran untuk mengubah bentuk hidung berakhir jadi kepikiran,” ungkap dr. Beta. Ia juga mengungkapkan bahwa, “bedah plastik estetis itu merupakan operasi untuk individu yang sehat, sehingga individu yang tidak ada keinginan apapun sebelumnya ketika melihat di media sosial tentang rhinoplasty dan hasilnya yang memukau, pasti ingin melakukannya. Jadi permintaan untuk melakukan prosedur rhinoplasty terus meningkat.”


Namun, dr. Beta memberikan warning bahwa hal yang perlu diwaspadai terhadap media sosial adalah kecanggihannya dalam menciptakan ekspektasi yang tidak nyata sebab adanya filter foto di Instagram dan TikTok atau AI Image, sehingga pasien disarankan untuk tidak terinspirasi dari hal-hal tersebut.


The Rib Cartilage Rhinoplasty


(Pasien Rhinoplasty dr. Beta. Foto: Dok. Mayapada Hospital)


Berbeda dengan metode rhinoplasty yang lebih jadul menggunakan implan, operasi hidung dengan memakai tulang rawan iga merupakan teknik yang lebih baru namun lebih sulit dilakukan, sehingga tidak semua dokter bedah plastik bisa melakukan teknik ini. Tulang iga cenderung lebih kuat dan dapat memberikan lebih banyak dukungan struktural dibanding bagian tulang lainnya, seperti contohnya tulang telinga. Hasilnya pun akan terlihat lebih natural karena menggunakan bahan dari tubuh sendiri untuk membentuk hidung.


“Prosesnya lumayan sedikit berbeda. Jika menggunakan tulang iga, kita akan mengambil tulang tersebut dan membuat luka di dada atau di bagian lipatan payudara,” jelas dr. Beta. Selanjutnya, dr. Beta juga menegaskan tindakan ini harus dilakukan di rumah sakit yang memiliki kelengkapan peralatan dan tim dokter.

Seperti operasi hidung lainnya, rib cartilage rhinoplasty ini juga harus diawali dengan berkonsultasi dengan dokter yang tepat untuk berdiskusi tentang ekspektasi pasien, pilihan teknik, risiko dan penjelasan lainnya yang lebih mendalam. “Pemeriksaan menyeluruh seperti foto rontgen perlu dilakukan sebagai keamanan untuk menghindari komplikasi. Lalu, dilanjutkan dengan penjadwalan tindakan setelah hasilnya sudah keluar. Hari ketiga setelah operasi adalah rawat luka, hari ketujuh lepas benang,” ujar dr. Beta.

Usai melakukan prosedur, pasien harus menjaga kebersihan luka di hidung secara seksama untuk menghindari infeksi. Bengkak dan lebam merupakan hal yang wajar terjadi setelah melakukan operasi hidung dan pemulihannya hanya akan memakan waktu selama satu sampai dua minggu saja. Untuk melihat hasilnya, dibutuhkan waktu lebih lama yakni tiga sampai enam bulan.


Testimoni Pasien

Berikut merupakan testimoni dari pasien Sribanun, 68 tahun dari Sidoarjo yang sudah mencoba sendiri rhinoplasty dengan dr. Beta di Mayapada Hospital Surabaya. "Awalnya, saya bercerita kepada salah satu pemilik salon kecantikan yang sering saya kunjungi perihal bentuk hidung saya yang kurang bagus, terutama ujung hidung saya. Memang sudah keturunan. Padahal, saya sudah mencoba menggunakan filler sebanyak tiga kali namun hasilnya tetap tidak memuaskan. Lalu, beliau merekomendasikan dr. Beta dari Mayapada Hospital Surabaya. Setelah itu, saya meconba hubungi dr. Beta dan langsung bertemu dengan beliau untuk konsultasi. Saya diminta untuk untuk rontgen thorax dan scan kepala terlebih dahulu oleh dr. Beta. Setelah keluar hasilnya, dua minggu kemudian saya langsung dijadwalkan untuk tindakan."

Ia melanjutkan, "setelah selesai tindakan, keesokan harinya saya bisa langsung pulang ke rumah memakai gips di hidung seterusnya sampai datang ke sesi kontrol pertama dan kedua. Larangannya yang diberikan oleh dr. Beta adalah tidak boleh terkena air selama satu bulan dan merokok. Walaupun saya tidak merokok tetapi saya tetap tidak boleh dekat dengan orang yang merokok. Melihat hasilnya setelah beberapa bulan, saya sangat puas karena sesuai dengan harapan saya. Selama proses ini, dr. Beta menangani dengan sangat santun, cara kerjanya juga halus dan rapih. Berkat dr. Beta, saya menjadi lebih percaya diri walalupun di usia saya yang sudah tua. Pengalaman saya melakukan tindakan di Mayapada Hospital Surabaya juga sangat memuaskan, mulai dari fasilitas hingga penanganannya yang sangat handal," jelasnya.


Know the Do’s & Don’t

Melakukan riset secara mendalam tentang prosedur rhinoplasty merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan seluruh pasien. Dr. Amelia dan dr. Fiktor memberikan tips untuk memperhatikan empat hal berikut bagi calon pasien yang memiliki minat terhadap tindakan rhinoplasty. Dr. Amel mengatakan untuk melakukan tindakan rhinoplasty, pasien perlu memahami prosedur yang akan dilakukan oleh dokter, termasuk jenis implan yang akan digunakan. Menurutnya, pasien perlu memahami kemungkinan kondisi yang dapat terjad setelah operasi, kualitas implan, apakah sudah berizin atau belum, termasuk risiko dari implan. Tentunya, hal ini dapat ditanyakan kepada dokter yang akan menangani.


Dr. Fiktor juga menambahkan, “dari dua hal yang sudah disampaikan dr. Amel, pasien juga harus mengetahui kompetensi dokter, seperti pendidikan dan pelatihan yang sudah pernah dilakukan, dan mengenali tempat pelayanan kesehatan di mana pasien akan mendapatkan tindakan rhinoplasty. Pertimbangkan dan pilihlah tempat layanan kesehatan yang terpercaya dengan reputasi yang baik, memiliki tim yang andal, kelengkapan layanan dan fasilitas.” Poin ini akan sangat berpengaruh pada pasien. Beliau menambahkan, “tentunya, sebagai mitra dari dr. Beta, Mayapada Hospital menunjang dr. Beta melalui kelengkapan layanan yang kami miliki baik dari sisi tenaga spesialis, subspesialis, penunjang medis, termasuk fasilitas dengan teknologi terkini,” ujarnya.


(Baca Juga: Dari Alami Sampai Operasi, Ini Cara Hilangkan Stretch Mark!)


Dr. Fiktorius Kuludong, selaku MM. Direktur Mayapada Hospital Jakarta Selatan juga mengungkapkan, “mulai kuartal 1 2024, Mayapada Hospital Jakarta Selatan membuka layanan Aesthetic Center bersama dr. Beta di Jakarta karena kami menyadari adanya peningkatan minat masyarakat Indonesia terhadap layanan aesthetic, salah satunya rhinoplasty. Dengan kepiawaian dr. Beta dan layanan kesehatan berstandar internasional yang dimiliki Mayapada Hospital Jakarta Selatan maupun Mayapada Hospital Surabaya, kami yakin dapat memberikan layanan paripurna dan berkontribusi bagi kemajuan industri aesthetic di Indonesia. Sebagai rumah sakit yang telah terakreditasi internasional JCI, Mayapada Hospital Jakarta Selatan juga berkomitmen untuk memberikan patient journey yang semakin baik, aman, nyaman, dan memuaskan."



(Dr. Beta Subakti Nata’atmadja, Sp,B.P.R.E.,Subsp.E.L(K). Foto: Dok. Her World Indonesia)


Melewati proses recovery secara disiplin juga memegang peranan penting untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan menurut dr. Beta. Hindari kegiatan yang dapat mengubah bentuk hidung seperti olahraga full body contact dan berenang. Selain itu, usia perlu diperhatikan. Meskipun aman dilakukan pada usia muda dengan pengawasan orang tua, tidak dianjurkan untuk melakukan prosedur rhinoplasty sebelum usia 17 tahun. Sebab, prosedur ini memerlukan kematangan secara psikologis dari pasien karena sifatnya mengubah dan tidak dapat diubah lagi.


Dari sisi ekspektasi, pasien harus memiliki mindset bahwa ekspektasi yang terlalu tinggi akan hanya menimbulkan perasaan tidak puas. “Ekspektasi pasien tidak boleh terlalu tinggi, sebab adanya keterbatasan fisik. Contohnya, Anda mempunyai modal hidung dengan tipe A dan ingin mengubahnya menjadi hidung dengan tipe C. Ini akan sulit untuk dicapai dibandingkan mengubah bentuk hidung menjadi tipe A+. Maka dari itu, komunikasi yang tepat dengan pasien harus sangat diperhatikan. Intinya, rhinoplasty menurut saya adalah perjalanan antara dokter dan pasien yang diawali oleh ekspektasi yang tepat dan diakhiri dengan hasil yang diharapkan bersama,” tuturnya.

Hair & beauty