Fashion

Unik, Ini 4 Kostum Tradisional dari Berbagai Negara di Dunia

By : Her World Indonesia - 2023-08-07 18:00:00 Unik, Ini 4 Kostum Tradisional dari Berbagai Negara di Dunia

Pakaian tradisional atau nasional dari suatu negara selalu menarik untuk dikulik lebih jauh. Setiap budaya memiliki keunikan dan keindahannya masing-masing yang biasanya tersematkan pada pakaian tradisional mereka. Selain indah untuk dilihat, pakaian tradisional selalu memiliki kisah sejarah dan budaya dibaliknya yang menarik untuk diketahui. Oleh karena itu, Her World telah merangkum empat pakaian tradisional dari berbagai belahan dunia yang unik. Yuk, Simak Pembahasannya!


(Baca Juga: 6 Tren Fashion 2023 Yang Akan Populer Tahun Ini, Siap Ikuti?)


1. Kebaya


(Kebaya dari Indonesia. Foto: Dok. kakanda yonik/pexels)

Kebaya termasuk dalam kategori pakaian nasional wanita dari Indonesia. Menurut Perpres No. 71 Tahun 2018, pakaian nasional adalah pakaian yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Secara khusus, Kebaya memang endemik dari suku Jawa, Sunda, dan Bali, namun karena desainnya yang indah dan distingtif penggunaan kebaya sudah populer secara nasional dan tidak terbatas pada daerah tempat pakaian ini berasal.


Kebaya biasanya terbuat dari bahan tipis seperti sutra, katun tipis, nilon, atau poliester semi transparan. kemudian dihias menggunakan brokat, yaitu sulaman dengan motif menyerupai bunga. Kebaya juga biasanya dikenakan dengan sarung atau kain batik panjang seperti jarik. Bahkan, bisa juga dikombinasikan dengan bawahan tenun tradisional lainnya seperti ikat berpola atau songket bermotif warna-warni.


Versi Kebaya paling awal tercatat berasal dari istana Kerajaan Majapahit di Jawa sebagai cara untuk membuat Kemben wanita aristokrat menjadi lebih sopan dan tertutup. Tujuannya agar dapat lebih diterima oleh agama Islam yang baru diadopsi masyarakat pulau Jawa pada kala itu. Sekarang, Kebaya biasanya dikenakan saat acara resmi nasional oleh ibu negara, anak-anak muda, dan wanita Indonesia pada umumnya. Sedangkan, khusus untuk wanita Jawa, Sunda, dan Bali kebaya masih cukup sering dipakai untuk aktivitas sehari-hari.


2. Highland Dress


(Highland Dress dari Skotlandia. Foto: Dok. jonathan clark/pexels)

Highland Dress adalah istilah untuk busana tradisional dari dataran tinggi Skotlandia. Bagian paling mencolok dari pakaian ini adalah kain Tartan, yaitu kain dengan berbagai warna dan bermotif kotak-kotak horizontal ciri khas Skotlandia yang digunakan sebagai bawahan menyerupai rok. Highland Dress pria biasanya mencakup kilt atau trews dari Tartan klannya, baik dengan plaid penuh, plaid terbang, ataupun plaid pendek berikat. Bisa juga menambahkan sejumlah aksesoris sepert ikat pinggang, sporran, sgian-dubh, kaus kaki selutut dengan manset, garter, pin kilt, dan lencana klan.


Pakaian Highland Dress untuk wanita juga didasarkan pada tartan klannya, baik dari klan kelahirannya ataupun dari klan suaminya jika si wanita menghendakinya. Secara tradisional, wanita dan anak perempuan tidak mengenakan kilt tetapi boleh mengenakan rok tartan sepanjang pergelangan kaki, bersama dengan blus dan rompi dengan warna yang serasi. Earsaid, sash, atau tonnag (syal kecil) dari Tartan juga dapat dikenakan, biasanya disematkan dengan bros, kemudian ditambahkan dengan memasang lencana klan, motif keluarga atau budaya lainnya.


3. Haori


(Haori dari Jepang. Foto: Dok. lv_iw/Instagram)

Haori adalah semacam jaket tradisional dari Jepang yang memanjang hingga pinggul atau paha dan dikenakan sebagai pelapis luar Kimono. Bentuknya memang menyerupai Kimono, tetapi lebih pendek dan tanpa memiliki Okumi. Outer ini biasanya memiliki kerah yang lebih tipis daripada kimono, dan dijahit dengan tambahan dua panel segitiga tipis di kedua jahitan samping. Haori biasanya diikat di bagian depan dengan dua haori himo dan melekat pada lingkaran kecil yang dijahit di dalam pakaian. Awalnya Haori hanya pakaian yang dikenakan oleh pria, namun pada awal tahun 1800 mulai banyak Geisha di Tokyo yang sering menggunakan Haori sebagai luaran Kimono mereka. Hingga akhirnya sekarang pakaian ini populer baik untuk pria maupun wanita Jepang.


Haori mulai populer pada zaman Edo, dimana pesatnya pertumbuhan ekonomi Jepang membuat masyarakat kelas pedagang yang berstatus sosial rendah dalam piramida feodal Jepang saat itu menjadi kaya secara finansial. Anomali ini menghasilkan kelebihan pendapatan bagi para pedagang yang kemudian sebagian besar dibelanjakan untuk membeli pakaian mewah. Akibatnya, muncul kecemburuan dari masyarakat kelas sosial atas seperti Daimyo dan Samurai terhadap kelas pedagang. Hal ini berujung dibuatnya berbagai dekrit oleh kelas penguasa tentang pembatasan pakaian mewah bagi kelas pedagang. Agar terhindar dari presekusi, para pria kelas pedagang mulai mengenakan Haori dengan desain luar polos tetapi memiliki pelapis dalam yang dihias dengan mewah. Tren dalam pemakaian Haori ini bahkan masih berlanjut hingga sekarang.


(Baca Juga: Selalu Menawan, Ini Gaya Fashion Sang “Barbie” Margot Robbie)


4. Cheongsam


(Cheongsam dari Tiongkok. Foto: RDNE Stock project/pexels)

Cheongsam atau dikenal dengan sebutan lain Qipao, adalah salah satu jenis kostum tradisional perempuan sejenis gaun yang berasal dari Tiongkok. Pakaian ini dicirikan oleh kerah berdiri yang membuka secara asimetris pada sisi kanan. Cheongsam juga biasanya dikenakan dengan ukuran pas pinggang dan ramping ke bawah agar lebih menonjolkan keindahan bentuk tubuh wanita. Kata Cheongsam sendiri memiliki arti kemeja panjang. Bahan yang berbeda dapat digunakan dalam pembuatan cheongsam, seperti wol, sutra damask, brokat, satin, atau bahan apapun yang mengkilap seperti sutra. Kemudian kain dari pakaian ini dapat dihias dengan beragam motif dekoratif yang dapat disulam.


Terdapat dua variasi utama dari gaun tradisional ini. Pertama adalah versi Beijing, yang mana desain cheongsam lebih tradisional dan konservatif dengan dijahit langsung oleh tangan dan mempertahankan siluet A-line lurus. Membuat lekukan tubuh pemakainya menjadi lebih tersamarkan dan lebih nampak datar. Versi kedua berasal dari Shanghai dimana desain Cheongsam cenderung lebih modern dan benar-benar menonjolkan lekuk tubuh wanita. Versi Shanghai juga sudah menggunakan beberapa teknik western dalam penjahitannya seperti curved cutting dan waist darts.


(Penulis: Putra Akbar P. Nasution)

Fashion