Terdapat banyak sekali penyakit yang bisa mengintai manusia. Penyakit bisa datang karena faktor genetik, dari manusianya itu sendiri yang berasal dari makanan yang dikonsumsi, atau dari binatang. Penyakit juga “tidak melihat” umur, bisa terjadi pada bayi sampai kepada lansia. Meski begitu, penyakit ada yang bisa disembuhkan namun ada juga yang tidak.
Salah satu penyakit yang bisa diderita oleh wanita dan pria adalah kista. Kista juga bisa muncul di berbagai organ dan area tubuh, salah satunya ovarium. Umumnya, penyakit kista tergolong tidak berbahaya, tapi jika kamu mempunyai kista, kamu tetap perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. Untuk mewaspadai penyakit ini, kenali ciri ciri kista ovarium di bawah ini.
Kista dengan ukuran yang masih kecil umumnya tidak akan terasa gejalanya. Gejala tersebut akan mulai terlihat jika ukurannya sudah membesar, tapi membesar ini juga berarti kista sudah termasuk dalam kondisi yang serius. Salah satunya adalah sering buang air kecil. Ini dikarenakan kista bisa menekan kandung kemih secara terus menerus.
Sebagian wanita bahkan juga ada yang merasa ingin buang air kecil, tapi susah untuk dikeluarkan. Ini juga dikarenakan kista, dimana kandung kemih tertutup oleh kista. Jika kamu merasa frekuensi buang air kecil yang terbilang sering daripada biasanya, segeralah untuk konsultasi ke dokter karena bisa jadi itu merupakan ciri dari kista.
Merasakan sakit atau nyeri di salah satu sisi juga adalah ciri dari penyakit kista ovarium. Perasaan sakit atau nyeri ini dikarenakan kista membesar. Kista yang membesar bisa tertinggal di belakang rahim, dan sangat memungkinkan kista tersebut berada di sekitar atau tepat pada leher rahim. Itulah mengapa terasa sakit saat berhubungan intim.
Biasanya juga, hubungan intim yang terasa sakit dengan kista ovarium menandakan bahwa kista tersebut telah pecah. Meski begitu, banyak wanita tidak merasakan apa pun atau hanya merasakan gejala yang ringan. Jika kamu meraskan hubungan intim yang terasa sakit disertai dengan gejala seperti demam atau muntah, segera periksakan ke dokter terdekat.
(Baca Juga: Penyebab Rasa Sakit Saat Bercinta dan Cara Mengatasinya)
Rasa nyeri panggul kemungkinan juga adalah salah satu ciri kista ovarium. Pada wanita yang merasakan sakit ini, akan merasakan sangat pegal di area ini. Bahkan jika kista tersebut sudah pecah, yang dirasakan bukan hanya pegal, tapi juga nyeri yang lebih hebat. Ciri kista ovarium lain yang dapat menyertai rasa nyeri panggul ini di antaranya adalah perut kembung.
Untuk perawatan rumahan bagi kamu yang memiliki kista ovarium, bisa memberikan kompres hangat pada perut bawah dan punggung bawah. Selain itu, kamu juga bisa ke tenaga ahli, seperti dokter kandungan. Beberapa langkah perawatan yang biasanya diberikan oleh dokter kepada pasien kista ovarium adalah pemberian obat nyeri hingga tindakan pembedahan.
Perut yang terasa kembung dalm jangka panjang, tidak terkendali, dan tidak nyaman adalah salah satu ciri dari kista ovarium. Kista yang biasanya berukuran lebih besarlah yang membuat perut terasa tidak nyaman tersebut. Pembengkakan ini umum terjadi di area bawah perut. Tentunya, jika sudah membesar tidak boleh menjadi ciri yang diabaikan.
Para penderita kista ovarium ini sering merasa kenyang walaupun baru makan dengan porsi sedikit. Ini berarti adanya kista juga berhubungan dengan pencernaan. Penderita kista ovarium ini juga bisa meraskan perasaan tertekan atau berat di area yang membengkak dimana kista tersebut berada. Selain itu, perut kembung juga bisa menandakan bahwa kista tersebut sedang tumbuh berkembang.
(Baca Juga: 14 Penyebab Nyeri Payudara yang Perlu DIketahui)
Kista ovarium adalah sesuatu yang perlu diwaspadai oleh wanita. Pada wanita yang telah mengalami menopause dan kista ovarium muncul, segera lakukan penanganan karena kista ovarium pada usia ini bisa berbahaya dan menimbulkan kanker. Meski banyak yang berkata jika kista masih berukuran kecil tidak perlu untuk diwaspadai, lebih baik segera periksakan ke dokter untuk penanganan daripada terlambat dan menjadi masalah. Lebih baik mencegah daripada mengobati, stay healthy!
(Penulis: Vania Ramadina)