Sex & relationship

Vaginismus, Penyebab Wanita Malas Berhubungan Intim

By : Kiki Riama Priskila - 2022-02-10 11:00:01 Vaginismus, Penyebab Wanita Malas Berhubungan Intim

Saat iseng scrolling aplikasi TikTok, saya tak sengaja melihat video seorang wanita yang mengaku trauma berhubungan seksual dengan suaminya sejak malam pertama. “Pakai jari saja rasanya seperti ditusuk pisau,” ungkapnya. Ada banyak opini yang unik di kolom komentar. Mulai dari yang memberikan ragam tip dan trik hingga yang mengutarakan rasa tidak percayanya. Memang, ada banyak penyebab wanita malas berhubungan intim.


Namun, ada satu komentar yang menarik perhatian saya. “Bisa jadi Mbak mengidap vaginismus,” tulis salah satu akun. Hmm… bisa dibilang ini kata yang baru bagi saya, meski saya sendiri adalah seorang wanita. Tak lama, saya langsung googling tentang vaginismus ini.


(Baca Juga: 10 Alasan Sakit Saat Berhubungan Intim)


Apa itu vaginismus?

Menurut situs Halodoc, vaginismus adalah kondisi medis di mana otot di sekitar vagina mengencang dengan sendirinya saat terjadi penetrasi seksual. Gangguan ini sebenarnya tidak memengaruhi gairah seksual wanita, namun tentu bisa saja menghambat hubungan intim bersama pasangan.

Rasanya masuk akal. Hubungan seksual harusnya terasa nyaman dan nikmat. Tapi siapa sih yang bisa menikmatinya jika area kewanitaan terasa sakit setiap kali ada penetrasi? Bahkan, gangguan ini bisa menyebabkan penderitanya sulit bernapas selama beberapa waktu, lho.

(Sering merasakan sakit berhubungan. Foto: Dok. Karolina Grabowska/Pexels)

Umumnya, saat pria melakukan penetrasi dengan pasangannya yang menderita vaginismus akan merasa seolah “menabrak dinding”.

Dilansir dari situs BBC yang melakukan wawancara dengan dr. Robbi Asri Wicaksono, SpOG di RS Limijati, Bandung, sekaligus pakar penyakit vaginismus ini, dinding itu sebenarnya merupakan otot dinding vagina yang kaku. “Vagina bukannya enggak ada lubang. Strukturnya sebenarnya normal, tapi karena dindingnya kaku, inilah yang menyebabkan penetrasi tidak bisa dilakukan,” ujarnya.


(Baca Juga: Ketahui 10 Tanda Kamu Memiliki Kehidupan Seks Yang Sehat)


Lalu, apakah vaginismus perlu perhatian khusus? Tentunya! Kelompok otot yang rentan terkena gangguan ini adalah pubococcygeus muscle group di mana otot ini berfungsi untuk buang air kecil dan besar, orgasme, senggama, hingga melahirkan. Jadi, pengidap vaginismus perlu penanganan medis agar langsung teratasi.


Seperti apa gejalanya?

• Rasa sakit saat penetrasi dan memasang tampon

• Mengalami sesak napas atau perasaan terbakar yang menyengat saat berhubungan

• Penetrasi sulit dilakukan

• Mengalami nyeri akibat hubungan seksual dalam jangka panjang


Penyebab vaginismus

Sejauh ini, vaginismus umumnya bersifat multifaktoral. Dalam artian bisa dari faktor emosional seperti rasa takut dan cemas karena pengalaman pertama, atau sempat mengalami peristiwa traumatis ketika masih kecil, hingga memiliki riwayat sebagai korban pemerkosaan.


(Vaginismus, jadi salah satu alasan. Foto: Dok. cottonbro/Pexels)

Selain itu, masalah seperti infeksi, penyakit kritis, persalinan, menopause, punya riwayat operasi panggul, kurangnya pemanasan sebelum berhubungan, hingga masalah fungsi seksual juga dapat memerankan faktor fisik. Bahkan, bisa saja gangguan ini terjadi akibat perpaduan keduanya, baik emosional dan fisik.


(Baca Juga: 5 Cara Agar Cepat Klimaks)


Cara mengatasinya

Seperti yang disebut di awal, vaginismus adalah kondisi yang bersifat multifaktoral sehingga proses pengobatannya cukup sulit. Bahkan menurut dr. Robbi, belum ditemukan obat khusus pada vaginismus. Meski begitu, gangguan ini masih bisa diatasi dengan beberapa perawatan yang ditujukan untuk mengurangi otot yang kaku serta rasa takut dan rasa nyeri yang dialami penderita. Dilansir dari Halodoc, inilah beberapa perawatan yang umum dilakukan, berupa:

Melakukan pelvic floor

Bisa berupa latihan kontraksi atau Kegel untuk meningkatkan kontrol terhadap dasar panggul.

Konseling

Penderita diberikan informasi tentang anatomi seksual dan respons seksual yang bisa membantu memahami rasa sakit serta proses yang dialami tubuh.

Latihan emosional

Membantu mengidentifikasi faktor emosional yang bisa jadi pemicu adanya masalah di otot vagina.

Melatih sensitivitas


(Kenali rasa sakitmu dan latihlah. Foto: Dok. Andrea Piacquadio/Pexels)

Wanita yang mengalami vaginismus didorong untuk menyentuh area di sekitar vagina setiap hari. Ketika rasa nyeri berkurang atau bahkan hilang, bisa coba menyentuh area yang lebih dalam. Gerakan ini bisa berlanjut dengan menyentuh serta membuka bibir vagina hingga memasukkan jari untuk melatih sensitivitas terhadap rasa nyeri.

Penggunaan dilator plastik

Setelah berhasil menyentuh vagina tanpa rasa sakit, dokter mungkin menyarankan penggunaan dilator plastik. Jika berhasil memasukkannya tanpa rasa sakit, coba diamkan selama 10-15 menit hingga otot terbiasa dengan tekanan.


(Baca Juga: Yang Akan Terjadi Saat Berhubungan Intim Di Pagi Hari)


Setelah berhasil melakukan latihan-latihan tersebut, diharapkan momen hubungan intim bisa terasa lebih nyaman. Jadi, jika kamu merasakan gejala-gejala seperti yang sudah disebutkan di atas, tak ada salahnya untuk segera menemui dokter ahli untuk mendapatkan pemeriksaan detail.


Bukan hal tabu


(Vaginismus bukan hal tabu. Foto: Dok. Alex Green/Pexels)

Vaginismus merupakan gangguan yang jarang diketahui. Padahal, vaginismus sendiri jadi salah satu penyebab wanita malas berhubungan intim yang cukup sering terjadi.

Hingga akhirnya pembicaraan seputar vaginismus jadi hal tabu, bahkan dicap sebagai stigma. Seolah sosok wanitalah yang tidak becus karena tidak bisa memuaskan pasangan.

Gangguan ini tentu bisa memberikan dampak psikis, bahkan trauma, pada penderitanya. Jadi, berhenti dengarkan komentar orang lain dan segera cari pertolongan.

Sex & relationship