Beberapa dari kamu pasti mengenal setidaknya satu orang yang menderita penyakit diabetes. Yup, diabetes termasuk salah satu penyakit yang paling banyak dialami oleh warga Indonesia, lho. Menurut studi, jumlah orang dengan penyakit diabetes di Indonesia terus meningkat dari angka 10,7 juta pada 2019 menjadi 19,5 juta pada tahun 2021.
Hal ini membuat Indonesia menduduki posisi kelima sebagai negara dengan penderita diabetes terbanyak secara global. Peningkatan yang cepat ini tentunya cukup mengkhawatirkan, apalagi dengan fakta bahwa diabetes juga termasuk penyakit yang diagnosisnya mudah sekali terabaikan.
Oleh karena itu, dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Dunia Nasional di tanggal 12 November dan Hari Diabetes Sedunia di tanggal 14 November, P&G Health Indonesia melalui brand Neurobion meluncurkan kampanye “Hidup Bebas Tanpa Kebas dan Kesemutan” dan meluncurkan inovasinya yaitu aplikasi NEUROMETER.
(Baca Juga: Wajib Diperhatikan, Ini 5 Kriteria Dari Makanan Yang Sehat)
Didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), kampanye ini bertujuan untuk mengadvokasi masyarakat mengenai penyakit neuropati, yaitu penyakit kronis yang umumnya ditemukan di pasien diabetes. Menurut data, dijelaskan bahwa sebanyak 50% orang dengan diabetes (1 dari 2 pasien diabetes) juga menderita neuropati. Neuropati sendiri merupakan penyakit yang memengaruhi sistem saraf tepi dengan gejala seperti kebas, kesemutan, rasa seperti tertusuk, dan sensasi panas atau terbakar di tangan dan kaki. Penyakit ini tentunya dapat menurunkan kualitas hidup seseorang, dan jika tidak segera ditangani bisa berakibat fatal.
Dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia, P&G Health Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan pemahaman mengenai diabetes dan komplikasinya termasuk neuropati dan kerusakan saraf.
Menurut Dokter Spesialis Saraf, DR. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes,Sp.S , “kerusakan saraf dapat bersifat irreversible (tidak bisa kembali seperti semula) jika lebih dari 50% serabut saraf telah rusak.” Hal inilah yang membuat deteksi dan penanganan neuropati sejak dini semakin krusial.
Pada peringatan ini, P&G Health Indonesia juga meluncurkan inovasi terbarunya yaitu aplikasi berbasis web NEUROMETER. NEUROMETER merupakan aplikasi pertama di Indonesia yang dapat mempermudah deteksi dan pengecekan pasien penderita neuropati.
(Baca Juga: Nusantics "Biome Beauty", Pionir Ramah Microbiome Indonesia)
NEUROMETER berisikan beberapa pertanyaan penting yang dapat menilai risiko seseorang terhadap neuropati sejak dini. Tentunya, satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah aplikasi ini bukan merupakan alat diagnosis mandiri atau pengganti dari diagnosis medis. Melainkan, hasil tes dari aplikasi ini dapat menjadi acuan yang membantu konsultasi ke dokter ahli semakin mudah dan tepat.
Brand Director Personal Healthcare P&G Health Indonesia, Anie Rachmayani, menjelaskan beberapa rangkaian acara pada kampanye “Hidup Bebas Tanpa Kebas dan Kesemutan” ini, “kampanye terdiri dari berbagai kegiatan seperti seminar, pelaksanaan Neuropathy Check Point di 8 titik di Jakarta & sekitarnya, serta edukasi awam melalui media sosial dan peluncuran NEUROMETER, aplikasi penilaian risiko neuropati pertama di Indonesia yang dapat diakses melalui akun Instagram Neurobion, yakni @Neurobionid.”
(Penulis: Natasha Fitranda Putri)