Lebih dari satu tahun yang lalu, tepatnya satu bulan setelah pandemi menyebar luas ke berbagai belahan dunia, Netflix merilis sebuah serial komedi berjudul Never Have I Ever yang mengangkat kisah seorang remaja perempuan berusia 15 tahun yang tengah menjalani tahun kedua sebagai siswa sekolah menengah.
Sekilas, terdengar seperti cerita serial komedi remaja yang umum kita temui, tetapi pernahkah kamu menemui sebuah serial yang menghadirkan aktor dan aktris keturunan Asia-Amerika untuk mengisi hampir semua peran di dalamnya, termasuk sang remaja dalam cerita ini.
Pekan lalu, serial karya aktris sekaligus produser, Mindy Kaling bersama dengan Lang Fisher resmi memproduksi musim ketiganya. Dengan secara lepas mengangkat kehidupan masa kecil Mindy selama ia tumbuh besar di Boston, Never Have I Ever telah berhasil membuat banyak orang relate dengan kehidupan Devi Vishwakumar dan berbagai karakter di dalam serial ini, terlebih pada perilisan musim perdananya, Never Have I Ever menjadi serial Netflix paling banyak ditonton pada bulan Mei 2020 silam.
(Baca Juga: Wajib Follow 5 Akun Instagram yang Bahas Tentang Kecemasan)
Masih bertanya-tanya kenapa kamu harus menyaksikan serial ini? Simak beberapa alasan kamu wajib memasukkan Never Have I Ever dalam daftar tontonanmu.
Mindy dan Lang berhasil menghadirkan tiga perempuan keturunan Asia Amerika untuk mengisi karakter protagonis dengan layer-layer karakter yang kompleks beserta cerita yang dibagikan dalam berbagai dimensi.
Sosok Devi Vishakumar (Maitreyi Ramakrishnan), Dr. Nalini Vishwakumar, ibu dari Devi (Poorna Jagannathan), serta Kamala Nandiwadal, sepupu Devi (Richa Moorjani) dengan masing-masing karakteristiknya mampu meruntuhkan stereotipe tentang perempuan Asia di Hollywood yang bertahan selama bertahun-tahun.
Ketiga tokoh ini dikembangkan lebih menarik lagi pada musim kedua, yang tayang pada 15 Juli 2021, dengan plot-plot cerita yang kompleks.
Never Have I Ever pada penayangan perdananya tahun lalu dimulai dari sosok Devi yang berduka akibat kehilangan sang ayah, ditambah dengan tekanan dalam keluarga serta budaya dari tempat asal keluarganya selagi ia berusaha menjalani pendidikannya di sekolah. Berangkat dari pengalaman Mindy, serial ini mampu menghadirkan gambaran kehidupan menjadi bagian dari keluarga imigran, ketika tradisi budaya dan agama selalu dihidupkan menjadi fondasi kehidupan mereka sehari-hari.
Namun, menariknya, serial ini juga mengangkat isu-isu yang kerap enggan untuk diperbincangkan di tengah komunitas Asia Pasifik di Negeri Paman Sam maupun sebagian masyarakat Asia di negara-negara lain. Mulai dari kesehatan mental, mengelola ras duka, memahami kehidupan antarbudaya, antar generasi dan antar agama, serta norma-norma yang ada dalam kemasan komedi yang ringan.
Satu sosok yang menjadi pusat dalam cerita juga dapat menjadi alasan kamu untuk mulai menikmati Never Have I Ever. Devi digambarkan sebagai perempuan yang berani untuk mengambil kesempatan dibandingkan berangan-angan akan kemungkinan yang dapat terjadi, karakter yang jarang kita temui di film maupun serial televisi pada umumnya.
Keberaniannya tentu menghadapkan Devi pada beragam kekurangan yang memang membuat penonton kerap kesal dengan karakternya. Namun, kekurangan tersebut yang membuat sebuah karakter dapat relate dengan audiensnya, serta kerapuhan Devi akibat kehilangan sang ayah juga membuat penonton mampu membangun kedekatan dengan karakter tersebut.
(Baca Juga: Wajib Tonton 5 Film Indonesia Terbaik Ini!)
Cerita Devi serta karakter-karakter dalam serial Never Have I Ever ini berhasil membuat audiensnya tidak hanya menikmati, tetapi turut merasakan kesulitan maupun kebahagiaan yang dirasakan tiap-tiap karakter. Dengan menghadirkan ras-ras minoritas untuk mengisi tokoh-tokoh utamanya ditambah dengan cerita komedi yang kental dengan unsur kultur di dalamnya, serial ini mengajarkan kita semua untuk merangkul dan menerima diri apa adanya.