Life & health

Review Film: ‘Paranoia’

By : Vanessa Masli - 2021-11-05 15:00:02 Review Film: ‘Paranoia’

Sudah genap satu tahun sejak pandemi pertama kali menyerang, mengunci semua orang di dalam rumah masing-masing. Mungkin kamu ingat rasa takut dan khawatir yang menyelimuti pikiran serta hati di awal-awal masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada bulan Maret 2020 yang terus bergulir.


Industri film Tanah Air menjadi salah satu industri yang merasakan dampak luar biasa ketika pandemi melanda Indonesia. Mulai dari proses produksi yang tertunda atau batal hingga pintu bioskop yang tertutup, para sineas film merasakan kekhawatiran akan kondisi industri, tanpa terkecuali produser Mira Lesmana.


Dalam konferensi pers yang diadakan pada 4 November lalu, Mira mengungkapkan bahwa bulan April 2020 menjadi masa yang menegangkan di Indonesia, termasuk dalam tim Miles Films yang secara rutin melakukan meeting virtual dua kali dalam satu minggu untuk mencari berbagai cara bertahan di tengah pembatasan.


Takut, khawatir, dan was-was menjadi tiga emosi yang menginspirasi Mira Lesmana dan juga Riri Riza untuk melahirkan sebuah cerita. Dua sineas film Indonesia tersebut kemudian menggandeng penulis skenario, Jujur Prananto untuk mengembangkan ide cerita tersebut dalam sebuah naskah. Kini, naskah tersebut telah hidup dalam film yang diberi judul Paranoia.


Ini kali pertama bagi Mira Lesmana maupun Riri Riza, untuk memproduseri dan menyutradarai sebuah film dengan genre drama thriller. Film yang dikerjakan hingga rampung selama masa pandemi tersebut menggandeng tiga aktor terbaik Indonesia yaitu Lukman Sardi, Nirina Zubir, dan Nicholas Saputra serta aktris pendatang baru, Caitlin North-Lewis.


(Baca Juga: Reuni Nicholas Saputra dan Lukman Sardi di Film PARANOIA)


Film ini mengisahkan seorang wanita bernama Dina (Nirina Zubir) dengan putrinya, Laura (Caitlin North-Lewis) yang bersembunyi di Bali, menjauh dari suaminya Gion (Lukman Sardi) yang tengah mendekam di penjara. Selama empat tahun di Bali, hidup Dina dan Laura perlahan mulai berjalan normal.



(Nirina Zubir dan Caitlin North-Lewis dalam film Paranoia. Foto: Dok. Miles Films)


Namun, mimpi buruk Dina muncul ketika dia bertemu dengan salah satu rekan Gion di villa tempatnya bekerja. Rasa takut dan paranoia yang dirasakan Dina pun kembali muncul sehingga mengharuskannya untuk berpindah dari wilayah Denpasar, bersama dengan putrinya. Tentu saja, keberadaan Dina di Bali sampai ke telinga Gion yang dibebaskan dari penjara dengan misi utama untuk menemukan sang istri.

Dina dan Laura pun bersembunyi di salah satu rumah villa di kawasan Karangasem. Di situlah, kedua wanita tersebut dipertemukan dengan pria misterius, Raka (Nicholas Saputra), yang menempati rumah villa lain tak jauh dari tempat mereka tinggal. Selama 102 menit, kamu akan dibawa merasakan ketegangan, ketakutan, dan paranoia yang keluar dari tiap-tiap tokoh.


Waktu untuk mengenal


(Caitlin North-Lewis sebagai Laura. Foto: Dok. Miles Films)

Ketika film diputar, berita kasus COVID-19 menjadi pembuka adegan yang mempertemukanmu dengan sosok Dina dan Laura. Dengan jelas, ekspresi dan gestur Dina yang selalu siaga serta takut bertolak belakang dengan Laura yang mengabaikan dan kerap kali meremehkan kekhawatiran sang ibu.


Di sisi lain, kamu juga berkenalan dengan sosok Gion yang tengah mendekam di penjara. Tutur kata, gestur, dan kebiasaannya menunjukkan karakter Gion yang jauh dari kata baik serta memiliki keinginan kuat untuk balaskan dendamnya pada sang istri. Kemudian, di pertengahan film, kamu juga dibuat tertarik terhadap sosok Raka (bukan hanya karena Nicholas Saputra), sama seperti Laura yang tertarik dengan tetangga misteriusnya tersebut.



(Nicholas Saputra sebagai Raka. Foto: Dok. Miles Films)


Dengan tension yang selalu dibuat tegang, kamu diberi waktu untuk mengenal tiap-tiap karakter dengan baik. Tak hanya memahami kepribadiannya secara umum, tetapi rasa takut ataupun paranoia yang menyebabkan Dina, Gion, Laura, maupun Raka seolah-olah terus berlari, baik dikejar maupun mengejar.


Drama thriller yang dieksplorasi Riri dan juga Mira ini tidak menghilangkan nilai keluarga yang sudah lama menjadi identitas film-film karya Miles Films. Kamu juga akan mengenal hubungan Dina dan Laura, di tengah kekhawatiran luar biasa yang lebih banyak dirasakan Dina. Jadi kamu mendapatkan ketegangan, kekeluargaan, dan sedikit romansa dalam film satu ini.


(Baca Juga: Review Film: 'Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini')


Potret realita kekerasan dalam rumah tangga

How far can a domestic violence go? Isu kekerasan menjadi alasan kuat Dina untuk mengemas barang-barang dan melarikan diri dari sang suami. Selain ketegangan dari pelarian Dina sekaligu pengejaran Gion, memori-memori buruk yang menghantui Dina selama jalani hidup rumah tangga dengan sang suami pun menyelinap masuk dalam benaknya.


Film Paranoia memberikan potret realita kekerasan dalam rumah tangga yang kerap dialami oleh sebagian wanita. Mulai dari kekerasan fisik, verbal, hingga seksual, Riri Riza berhasil menangkap gambaran tersebut secara halus sehingga penonton yang tidak mengalaminya dapat tumbuh rasa empati, tanpa men-trigger ketakutan para penyintas.


Selain itu, Nirina juga berhasil memerankan sosok Dina yang menyimpan semua rasa sakit dan trauma seorang diri. Laura pun tidak mengetahui alasan di balik paranoia Dina yang kerap membuatnya kesal. Percakapan Dina dan Raka menjadi momen sederhana yang dapat membuka diskusi tentang pentingnya membuka diri kepada orang lain sebagai cara untuk pulihkan kondisi mental.



(Lukman Sardi sebagai Gion. Foto: Dok. Miles Films)


Film Paranoia menjadi gambaran rasa takut dan khawatir yang menghantui banyak orang di masa pandemi. Namun, di balik ketegangan film drama thriller, ada kehangatan yang diberikan Paranoia kepada para penonton. Film yang diproduksi selama masa pandemi ini telah lebih dulu ditayangkan di Bucheon International Fantastic Film Festival 2021, Korea Selatan, serta terpilih untuk berkompetisi di Spanyol untuk Asian Film Festival Barcelona 2021.


(Baca Juga: Review Film: 'My Spy')


Mulai tayang pada 11 November 2021, Paranoia menjadi film Indonesia kedua yang mengajak penonton untuk kembali nikmati suasana bioskop. Namun, mungkin film ini bisa menjadi penyambut kunjungan perdanamu ke bioskop setelah lebih dari satu tahun berteman dengan layar laptop.



Life & health