Media sosial tak hanya jadi sarana untuk menerima informasi, tapi juga sebagai platform untuk berbagi berita seputar kegiatanmu dan lainnya. Hadir dan menawarkan berbagai keunggulan, di antaranya yang digemari adalah Facebook dan Instagram. Keduanya, memiliki fungsi yang bermanfaat sekaligus juga menyenangkan untuk ditelusuri.
Namun sayangnya, beberapa pengguna justru menyalahgunakan keunggulan dari media sosial saat ini. Penyediaan kolom komentar yang semestinya bisa digunakan untuk sharing, justru masih disalahgunakan untuk menebar kebencian lewat hujatan atau kata-kata yang senonoh di ranah publik. Hal ini kemudian menimbulkan kerugian bagi si korban cyberbullying atau online bullying.
Berangkat dari hal tersebut, Her World Indonesia kemudian melakukan interview bersama Dessy Sukendar seorang Policy Programs Manager untuk Facebook Indonesia. Memiliki pengalaman dalam mengelola program pengembangan kapasitas di beberapa negara Asia melalui beberapa organisasi, termasuk di Microsoft Asia Pasifik, Pearl Consulting di Singapura dan juga di Carleton University di Kanada berikut tanggapan dan cara mengantisipasi hal ini terjadi.
Herworld Indonesia (HW): Banyaknya sosial media yang muncul, apakah online bullying atau lebih sering disebut cyberbullying ini juga ikut meningkat?
Dessy Sukendar (DS): "Perundungan (bullying) dan pelecehan (harassment) dilarang di Facebook atau Instagram. Karena kami sadar bahwa kami tidak dapat mencegah atau menangkap semua hal, kami memberikan sumber daya dan fitur untuk membantu orang agar dapat mengendalikan pengalaman mereka di platform kami. Sebagai contoh, orang dapat memilih untuk mengabaikan semua pesan dari pelaku bullying atau memblok mereka, dan memoderasi komentar di dalam post."
HW: Apakah Facebook memiliki filter khusus untuk mengkurasi komentar-komentar negatif ini?
DS: "Kami bekerja secara proaktif untuk menciptakan fitur-fitur baru di Facebook dan Instagram untuk mencegah bullying. Sebagai contoh, di Instagram, jika seseorang menuliskan komentar atau keterangan foto yang terdeteksi oleh AI kami sebagai sesuatu yang berpotensi menyinggung pihak lain, mereka akan menerima peringatan bahwa bahasa yang digunakan serupa dengan bahasa yang dilaporkan dengan tendensi bullying. Mereka akan diberikan kesempatan untuk merevisi keterangan foto atau komentar tersebut sebelum mem-posting. Kami melihat bahwa hal seperti ini dapat mendorong orang untuk mempertimbangkan kembali post yang berpotensi menyinggung atau berbahaya.
Kami memahami bahwa anak muda seringkali tidak ingin melaporkan atau mem-block teman yang suka mem-bully mereka, sehingga tahun lalu, kami membuat sebuah fitur di Instagram yang bernama Restrict. Ketika Anda menerapkan Restrict terhadap sebuah akun, Anda tidak akan menerima notifikasi apapun dari akun tersebut. Komentar dari akun yang dibatasi (restricted account) hanya akan terlihat oleh Anda dan orang yang Anda batasi. Dengan begitu, pesan-pesan dari akun yang dibatasi akan secara otomatis dipindahkan ke Permintaan Pesan (Message Request). Akun yang dibatasi tidak dapat melihat apakah Anda telah membaca pesan mereka atau ketika Anda sedang membuka Instagram."
HW: Tombol Report biasanya digunakan untuk melaporkan kejahatan atau tindakan yang dirasa tidak nyaman bagi seorang individu. Dari mulai pelaporannya, butuh waktu berapa lama untuk memberikan tindakan? Apakah dari si pelapor mengalami kurasi juga? Atau semua orang berhak untuk melapor? Jika ada, seperti apa sistemnya?
DS: "Kami menghapus sesuatu dari Facebook apabila konten tersebut melanggar standar komunitas kami, yang telah dirancang untuk membuat orang dapat mengekspresikan pendapat dan menciptakan suasana yang aman. Frekuensi pelaporan sebuah konten atau profil, tidak menjadi faktor utama apakah hal tersebut akan dihapus dari Facebook atau tidak. Kami menggunakan panduan yang sama setiap kali kami meninjau apakah sebuah konten itu melanggar standar komunitas.
Jika Anda ingin melaporkan sesuatu yang melanggar Standar Komunitas kami:
- Cari konten yang ingin Anda laporkan.
- Gunakan Cari Dukungan (Find Support) atau Laporkan Postingan (Report Link) untuk melaporkan konten tersebut ke kami.
- Jika Anda ingin melaporkan sesuatu yang melanggar Standar Komunitas kami namun Anda tidak memiliki akun atau tidak bisa melihat konten tersebut (misal, karena seseorang memblokir Anda), Anda bisa meminta seorang teman untuk membantu.
Jika Anda melaporkan profil seseorang dan kami menemukan bahwa profil tersebut tidak melanggar standar komunitas, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengoptimalkan pengalaman Anda di Facebook. Jika seseorang terus-menerus mem-posting sesuatu yang tidak ingin Anda lihat, Anda bisa menggunakan cara-cara berikut ini:
- Berhenti mengikuti (Unfollow them): Berhenti mengikuti seseorang atau sebuah Halaman (Page) membuat Anda tidak akan melihat lagi post dari akun tersebut di Kabar Beranda (News Feed).
- Memblokir (Block them): Ketika Anda memblokir seseorang, mereka tidak akan bisa memulai percakapan dengan Anda, menandai (tag) Anda atau melihat profil atau postingan Anda. Jika Anda memblokir seorang teman, maka hubungan pertemanan juga akan dihapus.
- Berhenti sejenak (Take a break from them): Anda bisa berhenti sejenak dengan membatasi siapa saja yang dapat melihat postingan Anda."
HW: Tindakan seperti apa yang bisa dilakukan dari media daring untuk mengantisipasi kejadian cyber bullying tak terulang?
DS: "Setiap orang berhak merasa aman saat berada di ranah online dan penting bagi kami untuk membantu mereka yang mengalami bullying dan pelecehan secara online.
Facebook memberikan orang kendali terhadap apa yang mereka bagikan, kepada siapa hal itu ingin dibagikan, konten apa yang ingin dilihat, dan siapa yang bisa menghubungi mereka. Kami berupaya memastikan bahwa komunitas kami sadar akan kendali yang mereka miliki, melalui serangkaian inisiatif literasi digital di Indonesia, seperti Asah Digital, Think Before You Share dan Facebook Café.
Online bullying merupakan persoalan yang rumit, dan kami memahami bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Kami berkomitmen untuk melindungi komunitas dari bullying dan pelecehan, kami akan terus mengembangkan fitur baru yang membantu menciptakan komunitas yang aman dan suportif di Facebook dan Instagram."
HW: Mengingat bahwa kekerasan atau bullying sebetulnya bisa dilakukan dikehidupan nyata juga, apakah cyber bullying erat kaitannya dengan perilaku di dunia nyata? Bagaimana keduanya bisa saling mempengaruhi?
DS: "Online bullying bisa menjadi sangat menyakitkan, dan kerap kali menyebabkan kecemasan dan kemarahan. Membicarakan tentang online bullying yang dialami bukan hal yang mudah, apalagi jika Anda tidak ingin berbicara tentang apa yang Anda lakukan di ranah online. Mungkin Anda berpikir hal itu akan hilang dengan sendirinya, ketimbang harus menceritakannya, tetapi banyak ahli yang mengatakan bahwa memendam masalah tersebut bukan sebuah solusi yang baik.
Ingatlah bahwa bullying bukan salah Anda, dan hal itu bisa terjadi terhadap siapa saja. Bullying bisa membuat Anda merasa malu atau merasa sendirian. Ingat juga bahwa Anda tidak sendiri, dan pastikan Anda segera menghubungi seseorang yang Anda percayai untuk membantu mengatasi masalah ini. Tindakan bullying tidak boleh ditoleransi oleh siapapun.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami online bullying, kunjungi Bullying Prevention Hub kami untuk menggunakan sumber daya, fitur, dan strategi untuk mengatasi perilaku bullying dan konsekuensinya secara efektif. Dikembangkan melalui kemitraan bersama Yale Center for Emotional Intelligence, Bullying Prevention Hub merupakan sarana bagi remaja, orang tua, dan pengajar untuk mendapatkan dukungan dan bantuan untuk mengatasi isu seputar bullying dan konflik lainnya. Portal ini menawarkan langkah-langkah yang komprehensif, termasuk panduan tentang bagaimana cara memulai percakapan dengan korban bullying, orang tua dengan anak yang mengalami bullying, dan pengajar yang memiliki murid yang mengalami bullying."
HW: Lalu, bagaimana cara atau tips untuk menghadapi cyber bullying?
DS: "Tetap Tenang, ambil napas yang dalam dan jernihkan pikiran Anda, sehingga Anda bisa mengambil keputusan yang tepat tentang siapa orang yang tepat untuk diajak bicara dan apa yang ingin Anda sampaikan kepada mereka. Jangan membalas, jangan mencoba membalas orang yang melakukan bullying. Penting untuk tidak mengatakan sesuatu yang mungkin akan Anda sesali di kemudian hari.
Ceritakan kepada seseorang yang Anda percaya, ceritalah tentang apa yang sebenarnya terjadi kepada seseorang yang Anda percayai dapat membantu Anda untuk menemukan solusi yang tepat. Seseorang ini bisa jadi adalah teman atau sahabat Anda, keluarga, guru, atau pihak berwenang. Semakin cepat Anda membahas permasalahan ini, maka akan semakin mudah untuk diatasi.
Buat sebuah rencana, berdiskusilah dengan keluarga atau sahabat Anda tentang cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. Buat laporan secara resmi, Anda dapat melaporkan konten atau perilaku yang menyinggung di situs-situs online. Anda bisa menemukan informasi lebih mendalam tentang fitur yang membantu Anda tetap aman di facebook.com/safety dan wellbeing.instagram.com."