A chat with

WOTY 2020: Cerita Dewi Nur Aisyah Saat Tangani Covid-19

By : Hafizah Rana Dalilah - 2020-10-21 14:52:00 WOTY 2020: Cerita Dewi Nur Aisyah Saat Tangani Covid-19

Saat pandemi terjadi, Dewi Nur Aisyah diminta untuk menjadi Ketua Bidang Data dan Informasi Teknologi dalam Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. “Tugas utama saya adalah membantu percepatan pencatatan dan pelaporan data yang bersifat interoperable lintas institusi dan lintas sektor, mengembangkan sebuah sistem informasi terintegrasi yang merupakan satu data COVID-19 nasional.” Dari tangan Dewi lah data untuk menentukan evidence-based policy dihasilkan.

Tak usai sampa disitu, ia juga bertanggung jawab memberikan alert jika terjadi peningkatan yang signifikan di suatu daerah dan menganalisa klaster-klaster COVID-19 yang muncul.


(Baca Juga: WOTY 2020: Kesibukan Happy Salma Selama Pandemi)


Ibu dua anak ini mempelajari epidemiologi sejak duduk di bangku kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. “Secara sederhana, epidemiologi merupakan kunci penting untuk memahami penyebaran penyakit serta menciptakan kesehatan pada masyarakat luas.”

Setelah menuntaskan S1, ia semakin tertarik dengan epidemiologi dan mengambil jurusan yang lebih spesifik lagi yaitu Modern Epidemiology pada saat S2 di Imperial College London dan Infectious Disease Epidemiology and Informatics pada saat S3 di University College London. 


(Baca Juga: WOTY 2020: Ratri Anindyajati Berdayakan Seni Lewat Identitas)


Pengalaman penelitian Dewi membuat nya banyak berinteraksi dengan peneliti-peneliti internasional dalam lingkup Asia Tenggara dan Eropa. “Teringat betul, sebuah projek riset di bidang Influenza yang saat itu sedang booming dikarenakan munculnya wabah flu burung dan flu babi, membuat saya lebih mantap untuk melanjutkan studi epidemiologi. Di akhir riset ini, ilmu modelling dalam epidemiologi dapat meramalkan seberapa besar kejadian flu burung di masyarakat, jumlah obat-obatan yang diperlukan, pada hari keberapa kapasitas rumah sakit akan penuh, tenaga dokter dan staf pelayanan kesehatan minim, dan sebagainya.”

 Berbekal ilmu dan pengalaman penelitian yang masif, Dewi pun mengabdikan dirinya untuk Indonesia. “Saya berharap keilmuan yang tengah saya pelajari saat ini sedikit banyak dapat memberikan sumbangsih perubahan kepada Indonesia. Membawa angin sejuk kebermanfaatan demi seluas-luasnya kemaslahatan. Karena bahagia itu, sesederhana bermanfaat bagi sesama, mengangkat derita mereka yang papa, menjawab permasalahan berbekal ilmu yang ditempa. Karena saya percaya, buah karya kitalah yang akan membangun bangsa, menyemai asa, dan menggapai cita.”

A chat with