Life & health

Mengenal Diet Intermittent Untuk Menurunkan Berat Badan

By : Kiki Riama Priskila - 2020-10-21 13:00:02 Mengenal Diet Intermittent Untuk Menurunkan Berat Badan

Diet untuk menurunkan berat selalu jadi topik yang tak pernah habis untuk dibahas. Kali ini, ada metode yang semakin digemari bernama diet intermittent. Beberapa seleb seperti Vanessa Hudges dan Halle Berry juga kerap menggunakan metode ini dalam rutinitas dietnya. 


Umumnya, diet intermittent ini atau dikenal dengan intermittent fasting (IF) adalah rencana makan yang memerlukan periode makan dan puasa, di mana kamu hanya bisa mengonsumsi air, kopi, dan teh. Tapi saat periode makan tiba, kamu bisa makan apa saja yang kamu suka. Inilah yang kemudian membuat banyak orang tertarik karena dirasa lebih "mudah" dari jenis diet kebanyakan. Selain itu, kamu juga bisa menyesuaikan jadwal diet dengan kebutuhanmu.


Ada beberapa metode diet intermittent yang bisa kamu coba untuk menurunkan berat badan. Simak di bawah ini, ya.


1. Metode 16:8

Diet intermittent ini artinya kamu harus berpuasa selama 16 jam dan membatasi waktu makan menjadi 8 jam. Umumnya, kamu bisa mulai makan pada jam 12 siang dan berhenti makan pada jam 8 malam. Dalam penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Nutrition and Healthy Aging, sekitar 23 orang yang mencoba metode ini selama 12 minggu mengalami penurunan berat badan setidaknya 3% dari berat badan awal.

Serunya, rencana makan ini juga bisa membantu kamu mengendalikan nafsu makan. Bahkan, studi dari jurnal Obesity menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan hanya selama 6 jam akan merasa cepat kenyang dibanding mereka yang makan dengan jam normal.


(Baca Juga: 6 Olahraga Yang Bisa Menurunkan Berat Badan Dalam Seminggu)


2. Metode 5:2

Untuk mengikuti diet ini, kamu cukup makan secara normal selama 5 hari seminggu dan mengurangi 20% dari asupan kalori normal untuk 2 hari lainnya. Umumnya, wanita mengonsumsi 500 kalori pada saat "puasa" dan sekitar 600 kalori bagi pria. Berdasarkan jurnal yang dilakukan oleh International Journal of Obesity pada 2017 dalam pembatasan kalori, metode ini bisa menghasilkan lebih banyak penurunan berat badan dan lemak.


3. Puasa setiap hari

Sesuai namanya, metode ini bisa dilakukan setiap hari. Kamu cukup membatasi kalori sebanyak 500 atau kurang. Banyak penelitian yang menggunakan versi diet khusus ini, namun dibanding metode lainnya, metode puasa setiap hari ini memang kurang diminati.


4. Dua kali seminggu

Metode ini mengharuskan kamu untuk puasa penuh selama 24 jam selama 1-2 kali seminggu. Terkesan ekstrem? Contoh simpelnya, kamu makan pada jam 6 sore, lalu "puasa" hingga jam 6 sore keesokan harinya. Kamu cukup melakukan hal ini selama 1-2 kali seminggu, tapi tidak berturut-turut. Meski begitu, belum ada banyak penelitian yang bisa mendukung metode ini. Lagipula, tidak mengonsumsi makanan selama 24 jam rasanya sangat, sangat sulit.


5. Metode 14:10

Mirip dengan metode 16:8, perbedaannya kamu bisa berpuasa selama 14 jam dan mendapat "jatah" makan selama 10 jam. Jika dibandingkan, ini mungkin terasa sedikit mudah karena kamu punya waktu makan yang lebih panjang. Tapi, efektivitasnya mungkin juga sedikit lebih berkurang karena periode puasa yang cukup singkat.


(Baca Juga: 5 Cara Mudah Mengecilkan Perut & Menurunkan Berat Badan)


6. Warrior Diet

Berbeda dengan metode lainnya karena jadwal makanmu lebih banyak dilakukan pada malam hari. Diciptakan oleh fitness writer, Ori Hofmeker, diet ini dimulai dengan mengonsumsi buah dan sayuran mentah pada siang hari lalu dilanjutkan makan malam besar selama 4 jam.

Masih belum ada penelitian khusus soal metode ini karena periode puasa yang cukup unik, namun mungkin lebih praktis bagi sebagian orang yang tak memiliki waktu banyak pada siang hari karena kesibukan pekerjaan. 


Pada akhirnya, kamu sendiri yang bisa menentukan diet intermittent yang dirasa paling tepat karena kamulah yang mengerti batasan tubuhmu. Memilih pola makan yang tepat perlu disesuaikan dengan gaya hidup seseorang, seperti jadwal kerja, situasi tempat tinggi, kondisi keluarga, hingga komitmen. Namun jika harus memilih, sebagian besar orang memilih metode 16:8 karena tetap melancarkan proses metabolisme dalam tubuh. Jadi, itulah beberapa pendekatan diet intermittent untuk menurunkan berat badan yang bisa kamu coba. Semoga berhasil!

Life & health