Life & health

Daftar Usaha Dan Bisnis yang Kena Dampak Wabah Corona

By : Rahman Indra - 2020-05-12 11:00:01 Daftar Usaha Dan Bisnis yang Kena Dampak Wabah Corona

Tak hanya menyebabkan kematian, pandemi virus corona (Covid-19) juga berdampak ke berbagai bidang, termasuk ekonomi dan bisnis. Pemberlakuan social distancing dan berbagai upaya untuk menekan penyebarannya berimbas pada usaha yang dijalankan.   


Beberapa perusahaan mengalami penurunan pendapatan, dan bangkrut karena tak lagi bisa beroperasi. Para pekerja pun kemudian dirumahkan tanpa digaji, atau bahkan diberhentikan. Ada yang perlahan masih bisa jalan, ada juga yang setelah sebulan berhenti beroperasi.  


Hotel, restoran, kafe, mal, bioskop adalah beberapa di antaranya yang kena dampak besar. Namun, di samping itu, beberapa perusahaan justru mendapat limpahan keuntungan, seperti antaran barang, jasa kebersihan, dan toko online.  


Mengutip laporan Yuswohady, Managing Partner Inventure berjudul Corona Kills Everything, pandemi Covid-19 telah membunuh beberapa kebiasaan, produk dan bisnis. Seruan stay at home kemudian juga diikuti dengan kondisi normal baru yakni stay at home economy.  


Lalu, siapa saja yang kena dampak terbesar dari virus corona? Dan siapa yang bertahan dan meraup untung? Berikut rangkumannya.  


(Baca Juga: Tips Melindungi Bisnis Kecilmu di Tengah Wabah Corona)

Bisnis yang jatuh akibat Covid-19


1. Hotel


(Hotel room. Foto: Dok. Pixabay/Pexels.com) 


Pada April 2020, Kemenparekraf mengungkapkan hampir 1.500 hotel di seluruh Indonesia tutup sementara karena tak lagi ada tamu. Untuk bisa bertahan, beberapa di antaranya meluncurkan sejumlah paket promo seperti work from hotel, program staycation, hotel food delivery, dan juga on-demand cleaning service ke rumah.  


2. Restoran

Dengan tidak adanya tamu dan pelanggan, restoran terpaksa meniadakan aktivitasnya. Beberapa di antaranya beralih dengan hanya menyediakan layanan takeaway atau delivery, dan melarang makan di tempat. Ini turut memengaruhi jalannya bisnis restoran.  


3. Produksi film dan tv

Sejumlah rumah produksi menghentikan perilisan film, dan juga proses produksinya demi mencegah penyebaran Covid-19. Tak hanya proses produksi, distribusi juga terkendala karena bioskop tutup. Beberapa film yang dijadwalkan rilis tayang Maret dan seterusnya ditunda penayangannya.  


4. Mal

Seiring dengan kebijakan social distancing, sejumlah mal tutup beroperasi, dan hanya membuka gerai supermarket dan penjualan kebutuhan sehari-hari. Tutupnya mal juga turut membuat operasional gerai dan toko di dalamnya berimbas.  


5. Pusat kebugaran 

Gym dan fitness studio juga termasuk salah satu yang terkena dampak pandemi karena dianggap berpotensi menularkan Covid-19. Aktivitas di ruang tertutup, dan berbagai peralatan fitness yang digunakan bersama diyakini bisa menjadi medium penularan virus. Sebagai antisipasi, sejumlah gym kemudian bertahan dengan menawarkan kelas kebugaran online sebagai pengganti.  


6. Taksi dan ojek online

Himbauan agar tetap di rumah saja turut memengaruhi aktivitas di luar rumah dan moda transportasi seperti taksi dan ojek online menjadi yang kena dampaknya. Ditambah lagi ketika aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan sejumlah ojek online tak lagi diperbolehkan mengangkut penumpang.  


7. Maskapai penerbangan


(Airlines. Foto: Dok. Brett Sayles/Pexels.com) 


Sejumlah maskapai penerbangan memutuskan untuk berhenti sementara sejak akhir Maret lalu. Menyusul kemudian pelarangan operasi penerbangan komersil demi meredam tradisi mudik yang biasanya dilakukan publik saat lebaran tiba.  


8. Konser, festival, pameran

Sejumlah konser musik batal digelar tahun ini, bahkan termasuk di antaranya yang cukup besar seperti Coachella, SXSW, dan Glastonburry. Bagaimanapun, konser dan festival atau pameran membutuhkan kerumunan massa dalam jumlah besar, yang mana dalam keadaan menjaga jarak itu tidak memungkinan.  


9. Tempat rekreasi

Dengan tidak adanya wisatawan dan atau kunjungan, sejumlah tempat rekreasi tidak bisa beroperasi untuk sementara. Beberapa di antaranya tutup dan menunggu waktu yang tepat untuk kembali buka, mengingat masih diberlakukannya social distancing.  


10. Kapal pesiar

Industri pariwisata dan lini yang terdapat di dalamnya, termasuk kapal pesiar menjadi yang paling besar terdampak Covid-19. Apalagi dengan beberapa berita yang menyebutkan ada yang tertular virus yang menimbulkan kekhawatiran bagi traveler. Industri ini bisa saja di kemudian hari menerapkan aturan lebih ketat, penumpang terbatas, dan mengurangi kontak fisik.  


11. Travel Agent

Tanpa moda transportasi, hotel dan tempat rekreasi yang juga tutup, membuat sejumlah agen travel bisa jadi tak lagi beroperasi untuk sementara waktu. Sembari menunggu aktivitas kembali normal dan publik kembali bisa bepergian tanpa rasa khawatir.  


12. Barbershop

Demi mengurangi kontak fisik sejumlah barbershop dan salon berhenti beroperasi. Beberapa di antaranya ada yang menawarkan paket untuk dipanggil ke rumah sebagai pengganti.  


13. Wedding organizer

Dengan tidak adanya pesta pernikahan yang mengudnang banyak orang, wedding organizer juga kehilangan pelanggan, dan menjadi salah satu yang terdampak pandemi. Beberapa pesta pernikahan ada yang dibatalkan, dan ada juga yang dilakukan virtual.


14. Retail/Department Store

Sejumlah retail, desainer, dan department store juga terkena dampak berarti karena pandemi Covid-19. Beberapa di antaranya ada yang beralih pada penjualan via online, dan kembali meluncurkan koleksi leisurewear seiring dengan kebutuhan publik selagi menjalankan aktivitas di rumah saja. 


Perusahaan dan industri di atas hanya beberapa yang terkena dampak virus corona atau covid19. Hampir semua lini industri saat ini terkena dampak sesuai dengan tingkat aktivitasnya masing-masing. Selain yang disebut di atas, lainnya yang juga terdampak yakni dunia olahraga terutama yang meununtut kontak fisik, liga olahraga, makeup artist, klinik gigi, toko suvenir, real estate dan lainnya.


(Stay at home. Foto: Dok. Ready made/Pexels.com) 


Bisnis yang naik dan mendapat peluang 

Namun, seiring dengan kondisi 'new normal', beberapa industri juga mendapat keuntungan dari perubahan kebutuhan publik. Dari yang biasanya beraktivitas di luar rumah hingga kini menjadi lebih banyak waktu dihabiskan di rumah saja.  


1. Jasa antar barang dan makanan

Sejak publik dianjurkan untuk di rumah saja, layanan jasa antar barang dan makanan (delivery) menjadi kebutuhan utama. Mobilitas berkurang, tapi aktivitas antar meningkat.   


2. Jasa kebersihan

Rumah menjadi pusat aktivitas, dan beberapa orang membutuhkan jasa kebersihan untuk terus membuatnya nyaman ditinggali. Dalam hal ini, hotel-hotel yang bertahan melihat peluang untuk layanan membersihkan rumah. 


3. Kelas online

Kelas-kelas online seperti Ruang Guru, kini menjadi marak daripada biasanya. Publik bisa belajar dan meningkatkan skill-nya lewat berbagai kelas online yang berlangsung hampir setiap hari.  


4. Farmasi online

Di samping belajar online, kebutuhan akan informasi kesehatan atau farmasi online, seperti Halodoc, juga mengalami peningkatan. Kekhawatiran akan pandemi virus corona membuat publik menjadi lebih aware akan dunia kesehatan dan juga konsultasi dengan dokter lewat online.  


5. Toko online/e-commerce  

Jika sebelumnya online shopping sudah diminati, kini dengan anjuran di rumah saja, aktivitas toko online menjadi lebih besar. Tokopedia, Shopee, Blibli, Lazada, dan lainnya mendapatkan tambahan pemesan dan juga penjual.  


6. Alat gym

Berhubung tidak bisa lagi ke gym atau pusat kebugaran, sejumlah orang memesan alat gym sendiri untuk dilakukan di rumah. Oleh karenanya, sejumlah toko dengan penjualan alat gym kini menjadi yang paling banyak dicari. 


7. Layanan streaming  

Memiliki banyak waktu di rumah membuat orang beralih pada layanan streaming, seperti Netflix. Menonton film Hollywood pilihan, drama Korea, dan atau seri Thailand perlahan menjadi tren dan diminati.  


8. Logistik/pengiriman

Usaha logistik dan pengiriman barang juga meningkat seiring dengan pemesanan online. Tak hanya pengantaran di satu daerah, tapi juga bahkan ada pengiriman ke luar daerah sesuai permintaan. Ini menjadi tantangan tersendiri di tengah kondisi pandemi Covid-19.  


Perusahaan dan usaha di atas juga hanya beberapa yang mendapat peluang dari kondisi di tengah pandemi. Bagi yang bertahan, kemudian beralih pada aktivitas pemasaran dan penjualan online, serta beradaptasi dengan kebutuhan publik. 

Life & health