Beberapa waktu lalu, dua atlet jetski Indonesia, kakak beradik Aero dan Aqsa Aswar menuai prestasi di perhelatan Asian Games 2018. Aero (23) meraih perak di kategori roundabout limited, sementara Aqsa (21) meraih emas di kategori endurance runabout dan perunggu di kategori roundabout limited.
Keduanya kerap bersaing ketat dalam satu pertandingan. Berlatih dan balapan sejak usia belia 4 dan 6 tahun, Aero dan Aqsa mempelajari jetski berkat ayahnya yang juga hobi serupa.
Berkunjung ke redaksi her world Indonesia, Jumat (14/9), Aero dan Aqsa Aswar berbagi cerita.
(Baca juga: 7 Fakta Menarik Seputar Pembukaan Asian Games 2018)
Aqsa/Aero: Selalu.
Aqsa: Kita berdua, selalu kompetisi bareng. Tapi siapapun yang dapat emas, kita prioritasin.
Aqsa: Nggak tahu, paling beli buat emas. Ada juga beli barang fashion, seperti sepatu, atau jam tangan.
Aqsa: Waktu 3 tahun kenal jetski. Tapi, baru umur 6 tahun, mulai balapan. Dikenalin dari kecil banget sama papa. Balapan terus, lalu suka. Why not?
Aero: Mulai balapan sejak umur 4 tahun. Aqsa mulai telat karena sibuk main waktu itu, PS2 baru kelar. Jadi dia sering main, nggak keluar kamar.
Aqsa/Aero: Yamaha, SeaDoo, Kawasaki
Aqsa: Cara bawanya, misalnya SeaDoo, lebih tajam.
Aero: Handing, mesin, powernya beda.
Aqsa: Dapat emas di Asian Beach Games 2014 di Phuket. Waktu itu masih 16-17 tahun.
Aero: Waktu di Asian Beach Games 2010 di Oman, dapat emas. Lalu di Asian Beach Games 2014 di Phuket dapat emas, perak, dan perunggu.
Lawan terberat di Asian Games 2018?
Aqsa: Thailand, Arab, dan Korea. Tadinya kita nggak begitu khawatir sama Korea, tapi mereka punya alat bagus, yang dimodifikasi.
Aero: Alatnya mereka bagus.
Aqsa: Mestinya bisa dapat dua emas. Hasilnya ya, dapat emas dan perunggu. Waktu perunggu itu, pas dua lap terakhir, jetskinya mogok.
Aero: Jadi, emasnya bye bye, langsung perunggu.
Aqsa: Lewis Hamilton. F1.
Aero: Lewis Hamilton keren. Michael Pelps. juga keren. Dua-duanya deh. Waktu itu, pernah lihat dokumenternya bagus banget.
Aqsa: Suka lari, dan gym. Buat kita, semua bagian mesti dilatih, dari kaki sampai leher untuk mengimbangi helm yang berat.
Aero; Latihan semua. Untuk leher ada latihan khususnya.
Aqsa: Pasti, sebelum Asian Games, di Pelatnas, kita sangat jaga makan. Diet nggak makan karbo sama sekali. Terus makannya daging ayam, sampai rasanya kayak sandal jepit, saking enegnya.
Aero: Jadi susah ditelan. Makanannya enak, dada ayam, steak, salmon, tuna, tapi kalau enam bulan itu-itu saja, eneg juga. Pokoknya, karbo semua di-cut.
Aqsa; Gak ada
Aero: Cheating waktu makan steak, misalnya, kalau ada mash, cuma dua sendok.
Aqsa; Tapi itu pas Pelatnas, habis Games udah makan nasi, rendang, nasi goreng, mie goreng lagi. (tertawa).
Aqsa: Nggak pakai. Dulu penrah pakai, tapi kemudian bermasalah, kena mata dan bikin perih.
Aero: Iya, sama. Kalau rambut, paling pakai sampo saja.
Kalau nggak latihan, waktu luang diisi dengan apa?
Aqsa: Ke Bali! atau gym. Soalanya tetap nggak boleh lepas dari gym.
Aero: Ya. Kalau lepas dari gym, jadi malas dan susah memulainya lagi.
Aqsa: Pokonya harus disiplin, dan jaga makan.
Aero: Kalau mau kerjain, jangan mau saja, tapi tidak ada realisasinya. Follow instagram gym, lihat potret badan bagus, tapi dilihatin saja tidak dilakukan ya sama saja bohong. Jadi, kalau mau badan sehat dan bagus, jangan setengah-setengah. Daftar gym tapi benaran olahraga.