Dalam upacara pernikahan adat Jawa, paes merupakan bagian penting dari sang pengantin wanita. Tiap lekukan ukiran paes sendiri memiliki makna sakral yang merupakan cerminan dari filosofi budaya Jawa. Karenanya, bentuk paes sebaiknya tidak diubah dari pakemnya.
Paes dilukis menggunakan bahan khusus bernama pidih, yaitu semacam lilin yang teksturnya menyerupai gel atau krim yang tidak mudah meleleh. Sebagian besar pidih yang digunakan untuk paes berwarna hitam, kecuali untuk paes Solo Basahan yang berwarna hijau.
Pidih yang dilukiskan sebagai paes pada dahi pengantin wanita sangat pekat dan akan berubah menjadi kering, oleh karena itu, setelah pesta pernikahan selesai, paes segera dibersihkan hingga tuntas. Berikut langkah untuk membersihkan paes dengan mudah:
-
Kerok pidih menggunakan spatula atau sendok ke arah atas agar serpihannya tidak mengotori wajah.
-
Setelah bagian yang kering sudah terkelupas, hapus sisa warna pidih menggunakan cairan khusus pembersih paes (biasanya diberikan oleh perias).
-
Jika perias tidak memberikan cairan khusus untuk membersihkan paes, tuangkan pembersih bertekstur minyak pada kapas, kemudian sapukan pada dahi ke arah atas agar warna pidih tidak luntur ke bagian wajah. Jika tidak memiliki cleansing oil, Anda juga bisa menggunakan baby oil atau virgin coconut oil dan olive oil dari dapur Anda.
-
Jika dengan melakukan cara di atas noda pidih masih belum tuntas, tuangkan pembersih minyak pada telapak tangan, lalu pijatkan langsung pada dahi hingga pidih luntur, lalu bilas dengan air hangat.
-
Anda juga bisa mencampurkan virgin coconut oil, baby oil, atau olive oil dengan scrub yang berpartikel halus untuk meluruhkan noda pidih yang tersisa. Lanjutkan dengan bilasan air hangat.
-
Dalam proses membersihkan paes, pastikan Anda melakukannya dengan lembut agar bagian dahi yang dikerik sebelum pembuatan paes tidak teriritasi.
