Meskipun sayuran umumnya baik untuk kesehatan, ada beberapa jenis sayuran yang diketahui mengandung purin tinggi, yaitu zat yang dapat memicu peningkatan kadar asam urat dalam tubuh. Jika kamu memiliki riwayat asam urat atau ingin mencegahnya, sebaiknya perhatikan konsumsi sayuran berikut. Yuk, simak ulasannya.
Bayam mengandung purin dalam jumlah sedang hingga tinggi. Jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, bayam dapat meningkatkan kadar asam urat, terutama bagi mereka yang sudah rentan terhadap gangguan ini.
(Baca Juga: Ini 5 Buah Yang Sebaiknya Dihindari Agar Menstruasi Lancar)
Asparagus juga termasuk sayuran yang kaya purin. Meskipun memiliki banyak manfaat kesehatan, konsumsi asparagus yang terlalu sering dapat memengaruhi kadar asam urat dalam darah.
Jamur mengandung purin dalam jumlah sedang, terutama jenis jamur tertentu seperti jamur kancing. Mengonsumsi jamur terlalu sering dapat memicu peningkatan kadar asam urat pada sebagian orang.
Kembang kol adalah sayuran lain yang memiliki kandungan purin sedang. Meski jarang menjadi pemicu utama, bagi penderita asam urat yang sensitif, konsumsi kembang kol secara berlebihan dapat memengaruhi kadar asam urat.
Kacang polong, lentil, dan sejenisnya memiliki purin yang cukup tinggi dibandingkan sayuran lainnya. Meskipun kaya protein nabati, sebaiknya batasi konsumsi jika kamu rentan terhadap asam urat.
Buncis juga termasuk dalam sayuran yang mengandung purin sedang. Jika kamu memiliki asam urat tinggi, sebaiknya konsumsi dalam porsi kecil saja.
(Baca Juga: Ini 8 Asupan dengan Kandungan Karbohidrat Tinggi)
• Pilih sayuran rendah purin seperti brokoli, wortel, timun, atau tomat.
• Konsumsi dalam porsi seimbang dan variasikan jenisnya.
• Hindari memasak sayuran dengan terlalu banyak minyak atau lemak, karena bisa memperburuk kondisi asam urat.
• Pastikan juga minum cukup air untuk membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh.
Meskipun beberapa sayuran memiliki kandungan purin yang lebih tinggi, mereka tetap bisa dikonsumsi dalam jumlah kecil. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan pola makan kamu tetap seimbang dan sesuai dengan kondisi kesehatan.
(Penulis: Sania Zelikha)