Life & Health

Kenali Gejala Penyakit Jantung Koroner Pada Wanita

By : Her World Indonesia - 2024-07-09 16:00:01 Kenali Gejala Penyakit Jantung Koroner Pada Wanita

Kampanye seputar menjaga kesehatan tubuh bagi wanita kian marak berseliweran di media sosial. Mulai dari kanker serviks hingga kanker payudara, kini informasi gejala, penyebab, dan pencegahannya dapat ditemukan. Alhasil tren untuk lebih merawat tubuh dari dalam dan luar pun semakin gencar dilakukan. Sayangnya, eksposur terhadap masalah penyakit jantung koroner (PJK) yang juga kerap dialami para wanita masih kurang tersorot. Masih banyak para wanita yang merasa dirinya bukan termasuk kelompok yang berisiko terkena penyakit jantung karena tidak merasakan gejalanya. Padahal, gejala PJK pada wanita berbeda dengan yang umumnya dirasakan.


Perlu dipahami bahwa PJK masih menjadi penyebab mortalitas yang terus meningkat di Indonesia. Bahkan menurut Data Riset Kesehatan Daerah (Riskesdas) pada 2021, tidak ada penurunan jumlah penderita PJK dan kesadaran akan bahaya penyakitnya masih belum merata di berbagai kalangan. Tingkatkan kesadaranmu tentang PJK dengan memahami gejala dan solusinya menurut para pakar di bawah ini!


Gejala Penyakit Jantung Koroner

(Kenali perbedaan gejala penyakit jantung koroner pada wanita. Foto: Dok. msgrowth/freepik)


Sebelum mengetahui gejalanya secara detail, kamu perlu mengenali bagaimana PJK ini bisa terjadi. Biasanya penyakit ini melibatkan aliran darah yang mengalir ke otot-otot jantung. Aliran tersebut mengalami penyumbatan karena pecahnya suatu plak kolesterol di dalam pembuluh darah. Gejala yang umumnya terjadi meliputi nyeri di dada sebelah kiri layaknya ditekan oleh sesuatu yang berat. Sakitnya pun akan menjalar ke leher, rahang, bahu, punggung, dan lengan kiri. Tak hanya itu saja, ada pula rasa berdebar di dada yang diiringi keringat dingin, pusing, sesak napas, mual, dan nyeri perut. Sementara gejala PJK pada wanita berbeda.


(Baca juga: Secukupnya, Ini 5 Dampak Mengonsumsi Daging Sapi Berlebihan)


Menurut Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Konsultan Kardiologi Intervensi, dr. Aninka Saboe, SpJP (K), FIHA, FAPSIC, dari Mayapada Hospital Bandung, tampilan PJK pada perempuan seringkali tidak khas. Sewaktu-waktu gejalanya dapat tanpa nyeri dada, hanya terasa tidak nyaman di dada. Selain itu, ada pula rasa lelah mendadak atau nyeri ulu hati. Faktor risiko PJK bagi wanita pun khusus dan variatif seperti menopause, penggunaan kontrasepsi hormonal, penyakit autoimun seperti Lupus dan Rheumatoid Arthritis, riwayat kehamilan dengan gestational diabetes, dan preeklampsia atau tekanan darah tinggi dalam kehamilan. Gejala dan faktor risiko yang tak menentu seringkali menyebabkan wanita mengalami keterlambatan dalam penanganan PJK.

Cara Pengobatannya

(Lakukan screening jantung segera untuk menghindari bahaya PJK. Foto: Dok. Antoni Shkraba/Pexels)


PJK membutuhkan penanganan yang kompleks dan segera. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi dari Internasional JCI (Joint Commission Internasional) Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Vireza Pratama, SpJP(K), FIHA, FasCC, FSCAI, memaparkan bahwa PJK yang stabil biasanya akan diberikan penanganan awal PJK berupa pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala Angina atau nyeri dada, menurunkan kolesterol LDL, mengendalikan faktor risiko, dan pemeriksaan uji latih jantung atau pencitraan kardiovaskular.


Namun, apabila keluhan nyeri dada tersebut bertambah berat atau ditemukan adanya sumbatan pembuluh darah koroner saat pemeriksaan pencitraan, pasien akan diberikan tindakan Coronary Angiography (CAG). Tindakan ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis PJK secara invasif. Kemudian, CAG akan diiringi dengan tindakan lanjutan Percutaneus Coronary Intervention (PCI) untuk memperbaiki aliran darah koroner. Tahapan ini melibatkan proses melebarkannya pembuluh darah dengan dilatasi balon dan pemasangan stent atau ring di dalam pembuluh darah jantung tersebut.

Namun, pemasangan stent tidak selalu menjadi pilihan ideal. Menurut dr. Arinto Bono Adji Hardjosworo, Sp.BTKV, Subsp. JD (K) dari Mayapada Hopsital Tangerang, jika sudah terlalu banyak sumbatan, pemasangan stent atau ring jantung tidak disarankan sebagai terapi pilihan. Sebab, merujuk pada acuan panduan baik di Amerika maupun Eropa, tindakan yang disarankan adalah melalui operasi pintas koroner atau coronary bypass graft (CABG) yang umum dikenal dengan operasi bypass.


Operasi yang sudah banyak dilakukan di dunia ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Terlebih kini operasi bypass bisa dilakukan dengan teknik minimal invasif tanpa memotong dinding dada depan, hanya melalui dada kiri. Alhasil pasien dapat pulih lebih cepat dan merasakan nyeri yang minimal.


(Baca juga: Semakin Fokus, Ini 4 Cara Mudah Menjaga Kesehatan Mata!)


Terlepas dari perannya yang sangat penting untuk kehidupan, kesehatan jantung masih sering diabaikan khususnya oleh para wanita. Padahal terdapat serangkaian gejala yang tak kasatmata dan bisa menjadi fatal apabila tidak ditangani segera. Kenali kondisi jantung sedini mungkin dengan screening penyakit jantung secara holistik di Cardiovascular Center Mayapada Hospital.


(Penulis: Zahrah Pricila)


Life & Health