Life & health

Intip Sejarah 3 kali Ibu Kota Indonesia Berpindah

By : Her World Indonesia - 2022-01-21 16:30:01 Intip Sejarah 3 kali Ibu Kota Indonesia Berpindah

Rencana pemindahan ibu kota negara Indonesia ke Kalimantan Timur memang menimbulkan banyak pro-kontra. Lokasi yang digadang-gadang menjadi ibu kota mendatang adalah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Nusantara adalah nama yang dipilih oleh Presiden Joko Widodo untuk ibu kota negara baru. Sebenarnya, ini bukan kali pertama Indonesia memindahkan ibu kota negaranya, setidaknya Indonesia telah tiga kali berpindah ibu kota.

Apa saja kotanya? Berikut sejarah pemindahan ibu kota Indonesia.

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)


(Intip Sejarah 3 kali Ibu Kota Indonesia Berpindah. Foto : Dok. Rafli/ Pexels)

Siapa sangka kota pelajar, Yogyakarta pernah menjadi ibu kota Indonesia ketika resmi dipindahkan pada tanggal 4 Januari 1946. Awal mulanya, ketika Indonesia menyatakan kemerdekaannya, tentara sekutu datang ke Indonesia dan berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Namun kedatangannya ditumpangi oleh Belanda (NICA) yang saat itu belum rela melepas Indonesia dan menganggap Indonesia masih negara jajahannya.

Selain berlabuh, Belanda juga mendirikan kantor pemerintahannya hingga kondisi Jakarta menjadi tidak lagi aman. Atas hal tersebut, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Pakualam VIII pada 2 Januari 1946 mengirim surat kepada Ir Soekarno untuk memindahkan ibu kota Indonesia ke Daerah Istimewa Yogyakarta dan atas persetujuannya, esoknya presiden beserta rombongannya berangkat diam-diam dari Jakarta.

Pada tanggal 4 Januari 1946, Wakil Menteri Penerangan RI, Mr. Ali Sastroamidjojo dalam siaran RRI mengumumkan secara resmi pemindahan pemerintahan Indonesia ke Yogyakarta. Selama di Yogyakarta, Presiden Soekarno berkantor di Gedung Agung yang terletak di seberang Benteng Vredeburg.


(Baca Juga : 8 Tempat Wisata di Ibu Kota Baru dengan Kalimantan Timur)


Sumatera Barat


(Intip Sejarah 3 kali Ibu Kota Indonesia Berpindah. Foto : Dok. Wikipedia Website)

Agresi Militer Belanda II menjadi alasan pemindahan ibu kota, karena penyerangan Belanda dengan penangkapan tokoh-tokoh berpengaruh seperti Ir Soekarno Hatta hingga Wakil Presiden Mohammad Hatta dan beberapa orang lainnya. Menjelang penangkapan, mereka sempat mengadakan sidang kabinet darurat dengan mempercayakan pemerintahan kepada Sjafruddin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk pemerintah darurat dan memindahkan pemerintahan ke Bukittinggi, Sumatera Barat di masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Pada saat PDRI, kedudukan Sjaruddin sejajar dengan presiden dan kabinetnya terdiri dari 8 meteri. Pemerintah darurat ini bertahan selama 7 bulan masa pemerintahan, tepatnya pada 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949. Pemerintahan pun kala itu berpindah -pindah tempat dari satu daerah ke daerah lainnya di pedalaman Sumatera Barat untuk menghindari kejaran Belanda. PDRI berakhir dengan ditandai Sidang Pertama Kabinet Hatta pada tanggal 13 Juli 1949 setelah Agresi Militer II.

Nanggroe Aceh Darrusalam


(Intip Sejarah 3 kali Ibu Kota Indonesia Berpindah. Foto : Dok. Rafli/ Pexels)

Pemerintah Indonesia memang sempat berpindah ke kota Bireun, Aceh selam sepekan. Pemindahan ibu kota tersebut bukan tanpa alasan, melainkan Bireun dianggap merupakan daerah paling aman, dan pusat kemiliteran militer Aceh. Letaknya pun sangat strategis dalam mengatur kemiliteran dengan memblokade serangan Belanda di Medan Area yang telah menguasai Sumatera Timur. Pemindahan ibu kota ini ditandai oleh pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menegaskan bahwa Ir. Soekarno Hatta hijrah dari ibu kota kedua RI, yakni Yogyakarta ke Bireun pada 18 Juni 1948.

Presiden Soekarno Hatta berangkat ke Bireun menggunakan pesawat Dakota yang dipiloti oleh Teuku Iskandar dan mendarat di lapangan terbang sipil Cot Gapu. Kedatangan tersebut disambut oleh Gubernur Militer Aceh, Tengku Daud Beureu’eh serta tokoh masyarakat. Pada malamnya, Presiden Soekarno Hatta berpidato dan mengumumkan untuk menjalankan pemerintahan Indonesia di Bireun. Namun hal ini juga masih menjadi perdebatan, karena kurangnya bukti konkrit yang mendukung fakta tersebut.


(Baca Juga : Melihat Sisi Lain Jakarta Lewat 'Ibu Ibukota Awards')


Jakarta


(Intip Sejarah 3 kali Ibu Kota Indonesia Berpindah. Foto : Dok. Rafli/ Pexels)

DKI Jakarta dahulunya di bawah kepemimpinan Soewirjo sebagai Wali Kota Jakarta Raya yang ditetapkan menjadi ibu kota Indonesia pada tanggal 22 Juni 1527 berdasarkan surat keputusan Dewan Perwakilan Kota Sementara Djakarta Raja pada 23 Februari 1956. Mulanya DKI Jakarta bernama Jakarta Toku-betsushi setalh berubah dari Batavia, pada masa pemerintahan jepang pada tanggal 8 Agustus 1942.

Membaca sederetan fakta berikut sebenarnya menyadarkan kita bahwa pemindahan ibu kota bukanlah hal yang baru bagi Indonesia dan diharapkan masyarakat dapat beradaptasi dengan segala perubahan yang ada selama pemindahan ibu kota negara Indonesia.

(Penulis: Fathya Jeehan)

Life & health