-
Meskipun telah berkali-kali menjalani hubungan dengan orang yang kamu sukai, tak bisa dielak terkadang diri kerap kesulitan untuk membedakan, apakah pasangan benar cinta atau obsesi saja. Setuju?
Pertanyaan ini timbul dari rasa khawatir karena keduanya terlihat serupa, namun perasaan yang muncul dari arah yang berbeda. Bahkan perbedaan cinta dan obsesi tak jarang sulit untuk dianalisis, sehingga banyak orang yang salah mengartikannya.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui perbedaan cinta dan obsesi. Dirangkum dari Bustle, berikut deretannya.
(Baca Juga: Cara Memaafkan Suami Yang Selingkuh)
Cinta mengalir seiring waktu, obsesi didorong oleh rasa cemas
Perbedaan antara cinta dan obsesi yang pertama biasanya seseorang akan sangat terburu-buru untuk memasuki fase lainnya. Sehingga, akan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi satu pihak.
Alasannya pun diungkap oleh Dr. Borg kepada Bustle bahwa, "Dalam obsesi, kita mengambil campuran emosi kecemasan yang bercampur atau antisipatif dan mengalihkannya ke dalam pemikiran kita." Sehingga saat seseorang takut kehilangan, maka dia akan memastikan tidak akan ditinggalkan dengan salah satu caranya meminta ikatan komitmen yang terlalu cepat dalam hubungan.
Cinta menjadi diri sendiri, tapi obsesi melakukannya demi mendapatkan pesetujuan
Menurut pakar hubungan Marni Kinrys, cinta adalah timbal balik. Tanpa diminta atau disadari memberi dan menerima memiliki kadar yang sama di dalam hubungan. Tapi berbeda saat seseorang menjalaninya hanya karena obsesi.
Obsesi biasanya akan memberikan lebih dari yang diterima. Walaupun terbaca menyenangkan bagi pasangannya, namun hal ini dia lakukan tak semata karena cinta, tapi hanya karena ingin menjadi pusat perhatianmu.
Cinta bisa bertahan dengan jarak, sementara obsesi tidak bisa
Komunikasi berperan penting dalam membangun suatu hubungan. Namun, di sini bisa membantu melihat perbedaan cinta dan obsesi dari pasanganmu.
Meskipun berbincang sepanjang siang dan malam dengan pasangan adalah hal yang wajar, namun jika dia tidak bisa memberimu jarak sedikitpun, ini bisa disebut sebagai obsesi. "Sangat mudah untuk salah mengira cinta sebagai obsesi, tetapi perbedaannya adalah seberapa jauh kamu menaruh minat pada orang lain saat hubungan menjadi tidak sehat," kata Katie Leikam, LCSW, terapis dan pemilik True You Southeast.
Hal ini juga bisa terlihat dari sikapnya yang tidak rasional. Orang yang terobsesi akan mudah sekali terpancing emosi karena tidak bisa berbincang denganmu.
(Baca Juga: Perbedaan Cinta Dengan Kagum yang Patut Diketahui)
Cinta penuh kepercayaan, obsesi penuh kecurigaan
(Perbedaan cinta dan obsesi adalah rasa curiga dan kepedulian yang terlihat kasat mata.Foto:Dok/Freepik)Memiliki pasangan yang peduli untuk mengetahui apa yang kamu lakukan dan ke mana kamu akan pergi adalah hal baik. Tapi ada garis tipis antara peduli dan kecurigaan.
Misalnya, jika mereka perlu tahu di mana kamu setiap saat dan dengan siapa kamu, itu bisa menjadi perilaku obsesif. "Ini adalah cinta ketika mereka memperhatikan kebutuhan Anda," kata Leikam. Jika "kepedulian" mereka mulai terasa sombong, itu mungkin obsesi, dan pasti sesuatu yang harus kamu bicarakan dengan dia.
Cinta pasti mendukung, obsesi terkadang tidak
"Ketika seseorang terobsesi denganmu, mereka [mungkin tidak] menyukai gagasan bahwa kamu tumbuh sebagai pribadi atau memiliki kemandirian," Rori Sassoon, Pakar Hubungan dan CEO layanan perjodohan elit VIP Platinum Poire, mengatakan kepada Bustle.
Misalnya, jika kamu mendapatkan promosi di tempat kerja, mereka mungkin tidak tampak senang dan bersemangat karena dia memikirkan bagaimana hal tersebut bisa berpengaruh pada hubunganmu. "Tetapi dalam cinta yang sehat, masing-masing pasangan saling memberdayakan untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri," kata Sassoon. Pasangan kamu akan bersemangat untukmu dan akan mendukung saat dirimu tumbuh sebagai individu.
(Baca Juga: Pasanganmu Benar Cinta, Atau Hanya Nafsu? Ini Perbedaannya!)
Cinta memperbaiki, obsesi tidak berani menyalahkan
Ketika seseorang terobsesi denganmu, semua yang kamu lakukan akan "benar" bahkan jika mereka sebenarnya tidak setuju denganmu. Menurut Sassoon, mereka mungkin hanya setuju dengan semua yang kamu katakan dan lakukan hanya untuk membuatmu tetap dalam hidup mereka.
Saat itu cinta, pasanganmu akan jujur denganmu tentang perasaannya sendiri. Mereka tidak akan khawatir apakah mereka akan kehilanganmu karena mengatakan yang sebenarnya.
Cinta memiliki ruang, obsesi hanya berpusat pada satu poros
"Ketika seseorang dikendalikan oleh hasratnya, itu benar-benar lebih merupakan obsesi," kata Sassoon. Itu berarti, mereka akan melupakan kehidupan mereka sebelumnya dan beralih fokus padamu.
Pada dasarnya, kamu akan menjadi pusat alam semesta mereka. Tapi seperti yang dikatakan Sassoon, ini tidak sehat, juga bukan cinta. "Ini adalah obsesi," katanya. "Jika seseorang memikirkan setiap gerakanmu, memisahkan kata-kata dan tindakanmu, dan terus-menerus menganalisis segalanya, ini tidak normal atau sehat." Dalam dinamika yang sehat, kamu dan pasangan akan cukup aman untuk melakukan mimpi sendiri dan kembali bersama tanpa masalah sama sekali.
Itulah perbedaan cinta dan obsesi yang harus diketahui. Wajar jika merasa bingung, namun perlu diketahui bahwa obsesi hanya datang dari rasa cemas, sementara cinta akan hadir secara alami.
-