Artisan Jeweler, John Hardy, merilis dua video berkonsep film pendek bertajuk Radical Renewal yang menampilkan Elora Hardy, pendiri firma arsitektur IBUKU dan Arief Rabik dari Environmental Bamboo Foundation. Bersama-sama, Elora dan Arief menjadi suara heroik yang menggaungkan kekuatan bambu sebagai material vital di Bali. Bambu sendiri memiliki sifat ramah lingkungan untuk dijadikan bahan bangunan dan memiliki banyak manfaat secara teknis.
Bambu bisa menjadi kuncik untuk mengubah arsitektur modern, lebih berkelanjutan dibanding material kayu, sekuat baja, dan kokoh layaknya beton. Berangkat dari kekuatan dan fleksibiltasnya yang luar biasa, bambu bisa bergoyang saat tertiup angin sekaligus menjadi fondasi kokoh untuk berbagai jenis bangunan seperti hotel, sekolah, juga rumah. Dalam dua film pendek ini, Elora dan Arief mengemukakan bagaimana bambu bisa menopang arsitektur global dan mengubah komunitas pedesaan. Dengan tim yang diperkuat oleh petani, arsitek, insinyur, dan desainer, mereka telah menciptakan sesuatu yang baru dan menggambarkan keberlanjutan serta manfaat bambu.
Elora Hardy dan Arief Rabik
Arief Rabik sendiri telah bekerja cukup lama di Indonesia untuk mewujudkan inisiatif Bamboo Village Initiative (bagian dari Environmental Bamboo Foundation). Program tersebut membantu mengatur hibah tanah pemerintah dan menyediakan sumber daya serta pelatihan bagi petani lokal untuk menghijaukan lahan kembali. "Bambu itu ajaib. Ia seperti rumput raksasa yang menyatukan lanskap dan tanah, mengembalikan air, dan menstabilkan polutan untuk menjadi makanan sehat bagi akarnya," ucap Arief. Tim yang dibentuk oleh Arief tak kenal lelah terus berusaha untuk menyembuhkan ekosistem rusak, memberdayakan petani perempuan, dan menciptakan pasar terjamin untuk bambu yang mereka panen. "Perempuan adalah petani giat dan berdedikasi yang mengembalikan hampir semua keuntungan mereka pada keluarga dan komunitas. Di sinilah, dalam karya ini, kita dapat menanam dan mengembalikan hutan masa lalu," ujar Arief.
Sedangkan Elora Hardy, melalui IBUKU, menciptakan struktur rumit dari bambu seperti yang terwujudkan di bangunan Green School Bali, Bambu Indah Resort, Green Village, serta hotel mewah seperti The Four Seasons, Ritz Carlton, dan Como Hotels. Melalui prinsip berkelanjutan, struktur yang dibangun oleh IBUKU membuktikan kekuatan alam dalam arsitektur global. "Kami menemukan harmonisasi antara tubuh dan lanskap kami, semua lapisan diri kami," ujar Elora. Pendidikan merupakan kunci utama untuk memahami keindahan dan kekuatan sejati bambu. Melalui Bamboo U, sebuah lokakarta mendalam yang berfokus pada material bambu di Bali, Elora berbagi wawasan praktis dan imajinatif. "Orang-orang menyadari bambu itu lestari, tetapi mereka belum melihat sejauh mana bambu bisa berkembang, betapa menariknya bambu, dan apa yang bisa kita pelajari dari material tersebut," lanjut Elora. "Pucuk baru tumbuh setiap tahun dari sistem akar induk, membuktikan bahwa bambu adalah tanaman regenerasi yang mengajarkan kita untuk membungkuk tetapi tidak patah dan menjadi fleksibel. Kecantikan hanya penting selama kita mendukung bumi sebagai rumah kita," tutup Elora.
John Hardy sangat bangga menyokong karya Elora dan Arief, dan ingin terus membantu usaha-usaha pelestarian bambu melalui koleksi Wear Bamboo, Plant Bamboo. Koleksi ini mendukung kerjasama mereka dengan Bamboo Village Initiative di Bali: untuk setiap koleksi dengan material bambu yang terjual, bibit bambu ditanam di Indonesia.
Desain koleksi Spring 2021 dari John Hardy berfokus pada material bambu yang dibuat dengan tangan di Bali. Setiap perhiasan dibuat oleh pengrajin ahli sambil dikelilingi oleh tanaman bambu yang rimbun. Bentuk kontras ditandai oleh The Bamboo Cuff yang meniru fleksibilitas luar biasa dan kekuatan tanaman bambu, dengan lengkungan dan tikungan yang dibentuk secara cermat menjadi desain besar Sterling Silver yang direklamasi. Siluet menjulang seperti katedral dibuat secara inovatif dengan ruang di antara setiap lekukan, menghasilkan bayangan arsitektur yang memukau. The Bamboo Bib Necklace bergerak selancar tanaman bambu itu sendiri, dengan titik fokus dari 32 batang bambu yang diukir secara teliti. Semua bagian koleksi ini diukir dengan nomor unik bibit bambu yang disumbangkan.