Life & health

Carys Mihardja, Berdayakan Teman Down Syndrome Indonesia

By : Shantica Warman - 2021-03-21 21:00:00 Carys Mihardja, Berdayakan Teman Down Syndrome Indonesia


Tiga tahun lalu Carys Mihardja (17) tersentuh melihat anak-anak dengan down syndrome yang selalu memperlihatkan wajah gembira & tulus. Kala itu, Carys yang baru saja memasuki masa remaja, datang ke pawai yang diadakan oleh POTADS (Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrome) dalam rangka memperingati Hari Down Syndrome Dunia. Ia datang bersama sang adik dan sangat terkesan saat berkenalan dengan anak-anak down syndrome yang dibawa oleh orang tua masing-masing. “Mereka terlihat gembira, tertawa, walaupun tampak beda. Dan orang tua mereka sangat menyayangi mereka,” tutur Carys. 


(Baca Juga: 5 Tokoh Perempuan Inspiratif Dengan 'Down Syndrome')


Membangun Awareness


Carys Care dibentuk pada 2018 sebagai platform yang bertujuan menggalang awareness terhadap para penyandang down syndrome. “Mereka punya bakat terpendam, walaupun skill yang dimiliki tidak sama dengan kita. Lebih tepat jika kita menyebut mereka itu memiliki different ability bukan disability,” ungkap siswa Sekolah Pelita Harapan Lippo Village ini.

Setelah banyak berteman dan bermain dengan mereka, Carys menemukan tak sedikit dari mereka yang memiliki talenta dan potensi, seperti menari atau melukis. Beberapa hasil lukisan mereka diproduksi oleh rekanan Carys Care menjadi sebuah tas, tshirt, tumbler, scarf, pouch dan lain-lain. Merchandise ini dijual dan seluruh keuntungannya digunakan untuk mensupport keluarga dengan anak down syndrome bekerjasama dengan POTADS. “Kami ingin, bakat dan karya mereka dihargai dan dapat dinikmati masyarakat lebih luas.”

Carys Care dibangun dengan komitmen tinggi agar semua berjalan secara sustainable. “Saya tidak mau hit & run saja. Hanya sekali terus berhenti. Saya ingin gerakan ini terus berlangsung, walaupun saya melanjutkan kuliah nanti.”

Dalam rangka hari Down Syndrome Dunia tahun ini, Carys menggelar virtual painting competition yang melibatkan tak kurang dari 300 teman down syndrome seluruh Indonesia. Untuk itu, ia memerlukan dana yang tidak sedikit.

Carys adalah siswa SMA yang mengaku tidak pede untuk mengetuk pintu membawa proposal mencari dana. Di usia sekolah yang belum ada penghasilan, Carys sering berpikir ingin menggunakan tabungan ataupun uang jajannya selama Pandemi (karena sekolah online) untuk membeli kebutuhan yang diperlukan untuk mensupport teman-teman down syndrome nya.

“Dengan cara itu tentu tidak sustain,” begitu pikirnya. Universe mendengar kegalauan gadis cilik yang hobi nonton Netflix dan volunteering ini. Ia dihubungi beberapa pihak yang akan menyediakan peralatan melukis sejumlah yang diperlukan, juga menyediakan hadiah untuk para pemenang lomba lukis ini. Tak hanya itu, Carys juga menerima tawaran kerjasama dari beberapa pihak yang akan membantunya memproduksi tas dari hasil lukisan.

Ini yang disebutnya sebagai gerakan yang menghasilkan awareness dalam lingkup yang luas. Semakin banyak orang yang peduli, akan semakin berkelanjutan gerakan ini nantinya.


(Baca Juga: 7 Fakta Seputar Down Syndrome yang Patut Kamu Ketahui)

  

Youth Empowerment


Apa pencapaian Carys Care setelah tiga tahun berdiri? “We’re so blessed!” Banyak support datang dan yang terpenting, awareness yang dicita-citakan sudah mulai terlihat wujudnya.

Dalam rangka Hari Down Syndrome Sedunia, Carys bekerjasama dengan UNICEF menjalankan program give back. “Selama ini, anak dengan down syndrome dikenal sebagai kalanganyang perlu disupport. Namun kali ini, mereka justru ingin memberi, lewat karya,” tutur Carys. Lewat program kolaborasi bersama UNICEF ini, karya dari teman-teman down syndrome akan dipasarkan, dan hasilnya disumbangkan pada anak-anak yang membutuhkan di Indonesia.

Tahun lalu, Carys masuk dalam salah satu penerima 2020 APEC Award kategori Best Social Impact. Sebelumnya, ia juga sempat bertemu dan berbincang dengan tokoh United Nation, alm. Kofi Annan di Bali yang hingga kini menginspirasi Carys dalam membuat gerakan Youth Empowerment.

“Award itu bagi saya adalah bonus. Saya mementingkan bagaimana kita berkontribusi bagi orang lain,” tutur Carys yang sejak kecil memang telah terbiasa bekerja sosial. Waktu masih duduk di kelas 4 SD, ia aktif mengajar bahasa Inggris bagi anak-anak tidak mampu yang tinggal di dekat lingkungan rumahnya. Carys juga tak jarang merayakan ulang tahun bersama anak-anak yatim piatu di panti asuhan. Sang Ibu jugalah yang mengajarkannya untuk peduli pada sesama, dan selalu memberi pada orang sekeliling. 

 Di tengah suasana pandemi, Carys tidak bisa banyak bertemu dan bermain dengan teman-teman down syndrome nya. Namun ia aktif menggelar webinar dan aktivitas lain secara virtual. Ada beberapa nama teman down syndrome yang punya hubungan dekat di hati Carys. 

 Walaupun komunikasi terbatas, karena mereka tidak bisa lancar bicara seperti layaknya orang normal, namun Carys kerap menangkap aura tulus dan kegembiraan dari mereka. Inilah yang membuat Carys terus bergerak, membuat program pemberdayaan dan mengetuk hati banyak orang untuk berbuat lebih banyak lagi untuk mensupport mereka.

Life & health