Life & health

Hari AIDS Sedunia 2020: Ketahui Mitos Seputar HIV/AIDS

By : Hafizah Rana Dalilah - 2020-12-01 21:00:00


Tepat tanggal 1 Desember, seluruh dunia memperingati Hari AIDS Sedunia. Mengangkat tagline berbeda setiap tahunnya, kali ini UNAIDS sebagai organisasi global pemberantas AIDS mengangkat tema Global Solidarity, Shared Responsibility untuk mengajak masyarakat lebih menjaga diri dan tidak mendiskriminasi mereka yang terinfeksi di tahun 2020.

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan infeksi lanjutan dari seseorang yang terkena HIV (Human Immunodeficiency Virus) yakni sistem kekebalan tubuh yang melebah karena terserang oleh virus. Dalam kondisi AIDS, tubuh yang terserang tidak lagi bisa melawan infeksi yang ada.

Meskipun virus ini tak lagi asing di telinga masyarakat sejak 1987, isu mengenai HIV/AIDS masih menimbulkan mitos, terutama seputar penularannya. Oleh sebabnya, berikut Her World Indonesia rangkum mengenai mitos seputar HIV/AIDS yang patut diketahui.


(Baca Juga: Hari AIDS Sedunia 2019: Cara Mencegah Penyebaran Virus)


1. HIV/AIDS menular lewat sentuhan

HIV tidak menyebar melalui sentuhan, air mata, keringat, air liur, atau urin. 

Bahkan, penyakit ini tidak bisa berpindah lewat peralatan makan yang sama, tempat gym dan lainnya. Yang perlu diwaspadai adalah HIV/AIDS hanya bisa menular lewat darah, air mani, cairan vagina dan ASI.


2. Bisa berpindah lewat gigitan nyamuk

Walaupun HIV/AIDS bisa menular lewat perpindahan darah, oleh sebabnya banyak yang mengira bahwa gigitan nyamuk jadi salah satu penyebab perpindahannya. Namun, melansir laman Web MD beberapa penelitian menunjukkan hal itu tidak bisa terjadi, bahkan di daerah yang banyak nyamuk dan kasus HIV.

Alasan ini erat dengan sistem kerja nyamuk, di mana dia menggigit dan bukan mentrasnfusi darah. Selain itu, HIV pun hanya bisa hidup dalam waktu singkat di dalam diri mereka.


(Baca Juga: Kampanye #UbahHidupLo Ajak Masyarakat Perangi HIV-AIDS)


3. HIV/AIDS hanya bisa menyerang Lesbian dan Gay

Beberapa orang berpikir bahwa penyakit HIV/AIDS hanya bisa diidap oleh LGBT. Padahal hal ini tidak benar adanya.

Masih melansir laman yang sama, sekitar 1 dari 6 pria dan 3 dari 4 wanita bisa tertular dan menularkan HIV/AIDS. Bahkan di saat mereka adalah seorang heteroseksual.

24 persen orang terinfeksi HIV di tahun 2016 adalah mereka yang heteroseksual dan sekitar dua pertiganya adalah perempuan menurut laporan CDC Amerika Serikat yang dimuat oleh Healthline.


4. Gejalanya mudah dipahami

Seseorang yang mengidap HIV/AIDS bisa tidak menimbulkan gejala apapun selama bertahun-tahun. Satu-satunya jalan untuk mengetahuinya adalah dengan menjalani tes. Oleh sebabnya CDC menganjurkan bahwa setiap orang berusia 18-64 tahun setidaknya melakukan pemeriksaan darah secara rutin.


5. Tidak ada harapan bagi pengidap HIV/AIDS 

Banyak yang mengira bahwa hidup seseorang yang mengidap HIV/AIDS akan lebih singkat dibanding yang tidak terinfeksi. Namun, dengan berkembangnya zaman, dunia medis melahirkan obat-obatan yang memungkinkan mereka yang terinfeksi bisa hidup lebih lama dan produktif. 


Itulah mitos seputar HIV/AIDS yang patut diketahui di Hari AIDS Sedunia 2020. Jaga diri selalu dan sayangi mereka yang ada disekelilingmu.

Life & health