Life & health

11 Seniman di Pameran Pantene Perfect On Art Experience

By : Rahman Indra - 2019-03-02 15:37:00 11 Seniman di Pameran Pantene Perfect On Art Experience


Menjadi yang pertama dengan multi sensor, gelaran Pantene Perfect On Art Experience digadang-gadang akan menjadi pameran seni yang menjanjikan untuk dinikmati. 

Menghadirkan karya seni terbaik dari 11 seniman tanah air, pameran ini digelar selama dua pekan dari 6 hingga 17 Maret 2019, di Level 3, North Wing, Pacific Place Mall, Jakarta. 

Siapa saja seniman yang ikut serta dan karya seperti apa yang akan mereka hadirkan? Cek di bawah ini. 

(Baca juga: Art Jakarta 2019: Manajemen, Logo dan Lokasi Baru)


1. Antonio S Sinaga



Mengangkat konsep karya dengan judul “Crave”, Antonio Sebastian Sinaga atau akrab dipanggil Nino mengajak pengunjung untuk mengingat dan mencoba melihat pada diri mereka masing – masing lebih dalam untuk menerima dengan terbuka apa yang didambakannya sebagai seorang manusia. Pengunjung dapat memilih dan membawa pulang a piece of artwork sebagai koleksi atau pengingat tentang hal yang membuatnya bahagia.

 Menurut seniman asal Bandung ini, sudah menjadi hakikat manusia untuk mendambakan sesuatu. Tetapi semakin bertambahnya usia, distraksi dalam kehidupan tidak bisa dihindari, terkadang distraksi ini bisa membuat kita sebagai manusia melupakan hal yang kita dambakan. Definisi Perfect On yang direpresentasikan dalam karya Nino adalah dimana ketika seorang manusia mengenal dirinya sendiri, menyadari posisi dia dimana, dan mengetahui dia ingin kemana atau menjadi apa.


2. Kezia Karin


 Karya bertajuk “Reflections On Water” besutan Kezia Karin ini mengajak pengunjung untuk merefleksikan tentang nilai sebenarnya dari air. Sebagai unsur utama dalam kehidupan, sifat air dapat dianalogikan sebagai pisau bermata dua. Dengan kelembutannya, air bisa menjadi elemen yang menunjang sebuah kehidupan, namun secara bersamaan dapat memusnahkannya pula.

Instalasi yang dibangun oleh interior desainer sekaligus Creative Director dari Kezia Karin Studio ini, mengambil rupa tetesan air terakhir yang jatuh ke dalam sebuah kolam dengan pancaran warna emas. Karya ini dibuat sebagai pengingat akan makna air dan Perfect On dalam keseharian kita – yaitu kehadirannnya yang membawa keindahan dan kehidupan di manapun ia berada.


3. Meliantha Muliawan



Perbedaan yang dimiliki tiap individu tidak selalu menjadikannya berbeda dengan individu lainnya. Namun bagaimana seseorang dapat memperlakukan, menghargai dan memaknai apapun yang ia miliki. “Between Shadow & Light” memproyeksikan cahaya dan bayangan dari suatu benda terhadap sekelilingnya, terinspirasi dari benda yang sering ditemukan dalam keseharian seniman, karya ini menjadi sebuah analogi seniman dalam menempatkan dan menemukan potensi dirinya di dalam lingkungan sosial.

 Meliantha Muliawan menjelaskan arti Perfect On yang diterapkan di dalam karyanya. Menurut finalis Young Artist Award ARTJOG 11 ini, kesempurnaan tiap individu hadir dari kebebasannya untuk memposisikan diri pada sekitarnya. Dalam hal ini, sekelilingnya dianalogikan dengan bentuk, cahaya dan bayangan yang hadir dalam karya “Between Shadow & Light”. Instalasi ini diharapkan mampu mengajak pengunjung untuk menempatkan diri dan menemukan sisi terbaiknya dalam beragam visual. Serta menghargai ciri khas fisik yang Ia miliki: persepsi mengenai warna kulit yang beragam, bentuk tubuh hingga keindahan tiap rambut ditentukan dari cara individu memposisikan diri dalam lingkungannya.


4. Muklay



Menurut Muklay, keindahan dan kesegaran rambut merupakan hal yang paling penting dan paling diperhatikan bagi perempuan, kedua hal tersebut bahkan mampu memberikan daya tarik tersendiri. Perempuan dengan rambut indah tidak sebatas hanya memilikinya, namun bagaimana perempuan tersebut dapat menjaga kesegaran rambut agar tetap optimal setiap saat. Hal tersebut sekaligus menjadi representasi makna Perfect On bagi seorang seniman visual kelahiran Ibu Kota ini.

Seniman yang memiliki nama asli Muchlis Fachri ini ingin mengungkapkan sebuah keindahan dan kesegaran dengan menampilkan beberapa visual berupa mural. Perempuan menjadi perhatian utama Muklay dalam karya yang diberikan judul “Girls Just Want to Have Fun with Their Perfect Hair”, menampilkan visual dari beberapa perempuan dengan gaya rambut berbeda yang berprofesi sebagai seniman visual yang Muklay kagumi selama ini. Citra kesegaran juga diceritakan melalui bentuk visual dari buah buahan dan juga bunga yang ditujukan kepada pengunjung.


5. Nicoline Patricia Malina



 Definisi Perfect On tidak selalu digambarkan dengan penampilan yang sempurna, melainkan karakter dan pembawaan diri yang positif dan penuh percaya diri. ‘Perfect On Hall of Fame’ merupakan karya fotografer Nicoline Patricia Malina yang menampilkan karakter perempuan yang beragam, keindahan yang berbeda dan kekuatan yang luar biasa. Kekuatan yang menuntun arah langkahnya dan jalan hidupnya. Kekuatan dalam menyempurnakan kebahagiaan dan keindahan dalam hidupnya. Meninggalkan hal yang lama untuk hal baru yang lebih sempurna. Be Perfect On.


6. Patricia Untario



Keindahan yang dibentuk menggunakan pantulan kaca dan permainan cahaya selalu menjadi ciri khas seniman asal kota kembang ini. Patricia Untario kali ini mengangkat tema waterless journey yang menggambarkan suasana air terjun dan suasana hutan, “Rain Forest” merupakan judul dari karya yang menjelaskan definisi Perfect On sebagai kesempurnaan deburan air yang digambarkan dalam bentuk permainan cahaya, esensi kesempurnaan bias air yang terus mengalir tiada henti seperti air terjun yang menghidupi banyak kehidupan.


7. Rinaldy A Yunardi




Makna Perfect On didefinisikan oleh Rinaldi A Yunardi sebagai karya yang bukan hanya sekedar bentuk, namun mengandung arti yang dalam dan sekelumit cerita dibalik penciptaannya.

Masa depan adalah suatu nilai-nilai dari manusia dan peradaban melangkah ke depan, bagaimanapun samar dan selalu tak pasti, “masa depan” selalu menjadi tujuan kolektif setiap masyarakat atau bangsa. Bisa optimis maupun pesimis, karena “masa depan” bukanlah mistik, tapi selalu mengandung jejak masa lalu dan sekarang. Masa lalu dilalui dengan langkah nyata di masa sekarang. Melalui perbaikan diri sendiri. 


8. Ronald Apriyan


 

Hari ini kita terkadang masih bertanya apakah ada hati yang sebaik emas dan cinta putih suci, karya seorang Ronald Apriyan – seniman lulusan Indonesia Institute of the Arts Yogyakarta – mencoba menimbang kembali bagaimana kedua sifat tersebut akan meminjam visual kehidupan bawah laut yang tenang penuh misteri sekaligus penuh keindahan. Karya ini diharapkan akan menjadi pengalaman tersendiri bagi setiap penikmatnya.

 Semangat untuk terus melanjutkan perjalanan hidup, berbuat kebaikan dan membaginya kepada semua orang yang kita sayangi merupakan hal hal yang diyakini Ronald Apriyan sebagai definsi Perfect On, inilah yang menjadi alasan kuat terciptanya mahakarya keindahan alam bawah laut “Gold Heart White Love”. Ronald ingin kita sepakat untuk tidak berhenti menghasilkan hal-hal yang positif dan menciptakan karya hebat untuk dibanggakan.


9 & 10. Arkiv Vilmansa X Tex Saverio



Bagi Arkiv Vilmansa dan Tex Saverio, “Untitled” bukan hanya sekadar karya seni, ia adalah makhluk historis. Senadi dengan dengan definisi Perfect On, Ia mempunyai jiwa yang kemudian dapat hidup, bernafas dan bergetar, serta berkaitan erat dengan kenyataan di sekelilingnya. Serpihan jiwa-jiwa dalam setiap karya seni yang dihasilkan ini, bisa datang dari berbagai sudut dan penjuru pikiran yang kadang terabaikan: mimpi, kenangan dan lamunan. 

Bagi keduanya, dengan lamunan kita bisa melampaui realita, serta mengaburkan batasan-batasan antara yang nyata dan fana. Berangkat dari lamunan ini pula, mereka menghembuskan nafas kehidupan dalam karyanya lewat medium visual multimedia. Sudah merupakan tugas kedua seniman dan desainer ini pula untuk kemudian memungut, lalu merajut serpihan-serpihan angan dalam lamunan tersebut, ke dalam sebuah mahakarya yang memancarkan keindahan visual yang dipadu dengan unsur digital.


11. Theresia Sitompul



Theresia Agustina Sitompul seniman kelahiran asal Pasuruan ini mengekspresikan kepeduliannya terhadap lingkungan yang dalam hal ini adalah dalam penggunaan air. “Oblivion” menggambarkan bagaimana kita menghargai penggunaan air, jika kita tidak bisa mengatasi hal yang besar dalam penggunaan air. Maka mulialah dari hal yang terkecil dan terdekat yaitu dari diri kita sendiri dan lingkungan sekitar, kesadaran itu ada.

 Makna Perfect On yang diterapkan dalam karya ini untuk disampaikan kepada pengunjung adalah ketika kita peduli dengan lingkungan kita. Kecantikan tidak hanya dilihat dari sekedar diri kita sendiri, tetapi ketika kita menjaga lingkungan kita, itu akan terlihat lebih baik.

Life & health