Food & travel

Cerita Perjalanan HWTrip 2019: Dari Provence Ke Milan

By : Rahman Indra - 2019-10-02 10:10:00 Cerita Perjalanan HWTrip 2019: Dari Provence Ke Milan


Musim panas disertai heatwave hingga 38 derajat Celcius yang melanda Provence, Prancis selatan tak menyurutkan semangat kami untuk berpose di ladang lavender. Pengalaman sekali seumur hidup itu begitu sayang dilewatkan begitu saja. 

Sembari membayangkan pose para model di peragaan busana Jacquemus beberapa waktu lalu, kami mendapati tempat yang sama persis di Valensole. Berada di ladang lavender ini menjadi satu dari beberapa highlight HWTrip 2019 yang berkesan sepanjang perjalanan. Lainnya, adalah kesempatan mengunjungi pusat pembuatan produk L’Occitane di Provence, dan juga the Icon Coat milik Max Mara di Reggio Emilia. 

Diikuti 21 peserta yang merupakan pembaca setia herworld, HWTrip 2019 berlangsung pertengahan Juli lalu dengan rute dari Geneva – Lyon – Montpellier – Avignon – Sault – Marseille – Manosque – Valensole – Eze -Reggio Emilia – Milan. Perjalanan dengan jalur darat ini memberi kesempatan untuk melihat lebih banyak dan menyusuri relung Prancis selatan lebih jauh. 

Dipandu Isabella dari Golden Rama Tours, perjalanan ini diikuti di antaranya Robiana Modjo, Astrid Puspa Kesuma, Anggraini Jos Parengkuan, Eva Tanuri, Diana Sutandi, Rosa Santosa, dan Wong Emmanuela Vanessa Savina. Lalu, ada Ira Aida Siregar bersama anak-anak Diedre Karenina Noor Kalam dan Nino Radiananta Noor Kalam, serta Jenny Yohana Kansil, Asteria Martina Santiaji, Bibiana Halim, Titin Budiman, Yenny Gozali, Vivian Ng, Martina Surjadji, dan Sioly. 


(Para peserta HWTrip 2019 di ladang Lavender di Sault, Prancis. Foto: Dok/SafieAjiBadas/herworldindonesia)


Prancis Selatan 
Lyon – Avignon 


Lyon menjadi kota pertama yang kami tuju usai mendarat di Geneva, Swiss. Kota di sebelah selatan Prancis ini cukup unik dengan tebaran karya seni kreatif di hampir setiap sudutnya. Salah satu bangunan ikonisnya yang membuat takjub adalah La Basilique Notre Dame de Fourviere. Dengan bentuknya yang gothic abad pertengahan, sekilas akan mengingatkan pada Sacre Cour di Paris. Berada di atas bukit, dari sini kami juga bisa melihat pemandangan kota yang mengesankan. 


(Basilika Notre Dame de Fourviere interior. Foto: Dok/SafieAjieBadas/herworldindonesia) 


Usai menyusuri Basilika Notre Dame de Fourviere, termasuk interior dalamnya yang buat decak kagum kami kemudian berkeliling kota. Ada banyak hal unik di Lyon. Langit cerah di musim panas membuat beberapa dari kami tak berhenti untuk mengabadikannya lewat ponsel Samsung Galaxy S10. 

Bermalam di Montpellier, kami kemudian meneruskan perjalanan menuju Avignon. Disebut sebagai kota tercantik di Prancis selatan, Avignon berada di dekat sungai Rhone. Tujuan kami adalah Le Palais des Papes, bangunan benteng dan istana bersejarah yang juga masuk dalam daftar warisan dunia UNESCO. 

Le Palais des Papes merupakan salah satu bangunan Gothik Abad Pertengahan terbesar dan paling berpengaruh di Eropa. Pada beberapa waktu, benteng dan istana tersebut adalah tempat tinggal kepausan yang merupakan kursi Kekristenan Barat pada abad ke-14. Enam konklaf kepausan diadakan di Palais, yang membuat terpilihnya Benediktus XII pada 1334, Klemens VI pada 1342, Innosensius VI pada 1352, Urbanus V pada 1362, Gregorius XI pada 1370 dan Anti-Paus Benediktus XIII pada 1394.

Bangunan ini terdiri dari sekitar 12 menara, dan di dalamnya terdapat banyak ruang dari mulai ruang pertemuan, chapel, ruang makan, hingga dapur. Setiap ruang punya cerita masing-masing. Dan dengan perangkat histopad, augmented reality yang disediakan, kami dapat melacak jejak dan seolah terlempar kembali ke masa lampau. Kunjungan ke sini menjadi sebuah perjalanan yang kaya akan pengetahuan, juga mengasikkan. 

Accommodation: Courtyard by Marriott Montpellier (105 Place Georges Freche – Rue du Chelia), Montpellier, Prancis. Ph +33499547400.


(Le Palais des Papes. Foto: Dok/SafieAjieBadas/herworldindonesia) 


L’Occitane World 



(Saat berada di L'Occitane headquarter di Manosque, Provence. Foto: Dok/SafieAjiBadas/herworldindonesia) 


Usai mengunjungi Lyon dan Avignon, kami mendatangi pusat pembuatan produk kecantikan L’Occitane di Manosque, Provence. Pagi itu, kami disambut oleh Sabine Collet, project coordinator, yang telah siap dengan tatanan meja cantik yang berisi jus buah segar, kopi & teh, serta beberapa snack dan roti croissant hangat untuk kami. Sambil diceritakan sedikit sejarah L’Occitane, kami pun duduk dan melepas lelah sejenak di area asri berpohon rindang yang terletak di salah satu sisi halaman. Di sinilah konon pertama kali L’Occitane dibuat dan dikembangkan. Dari mulai hanya mengolah rosemary dan lavender, hingga kemudian bermacam bunga dan kekayaan alam Provence yang dibuat menjadi beragam produk perawatan kulit dan kecantikan, juga wewangian. 

Terdiri dari beberapa bangunan, di sini terdapat museum, pabrik dan juga butik. Saat menyusuri pabrik, kami dihadapkan pada beberapa ruang dari mulai proses penyulingan hingga pengemasan yang dibuat sesetril mungkin. Di dinding di setiap pemisah ruang terpapar potret dan juga grafis perjalanan L’Occitane dari tahun ke tahun.

Dari kisah yang disampaikan serta penyusuran pabrik yang singkat, kami simpulkan perjalanan hampir tiga dekade dengan penjagaan ketat akan kualitas membuat L’Occitane berkembang pesat. Kini, gerai L’Occitane berada di hampir 90 negara di dunia, termasuk Indonesia. Siapa bisa menolak kualitas dari produk bahan alami L’Occitane saat ini? 



(Saat berada di Le Couvent des Minimes Hotel & Spa, di Mane. Foto: Dok/SafieAjiBadas/herworldindonesia)


Perjalanan dilanjutkan ke Le Couvent des Minimes Hotel & Spa di Mane, di mana kami akan makan siang dan sebagian dari kami mendapatkan perawatan spa dengan seluruh produk L’Occitane. Hotel indah yang dulunya adalah pusat pendidikan biarawati ini, membuat kami betah berlama-lama. Duduk di sofa yang terletak di kebunnya, menghirup udara beraroma Lavender, merasakan angin sepoi serta tentunya tur berkeliling hotel sambil berfoto sepuasnya. Walau bangunan masih dipertahankan seperti sedia kala, dengan dinding yang kebanyakan terbuat dari batu, interior hotel tampak baru dan bergaya kontemporer dengan sisipan warna cerah di sana sini. 



Lavender Field 


(Lavender di Valensole. Foto: Dok/SafieAjiBadas/herworldindonesia)


Usai melihat dan dibuat takjub dengan cerita di balik layar pembuatan L’Occitane di Manosque, kami masuk tahapan eksplorasi lavender field dengan bermalam di Marseille. Pertama, perjalanan kami awali di Sault, di mana terdapat ladang lavender milik warga yang menjadi pusat perhatian dan sumber produk lavender di Prancis. Salah satunya La Ferme Aux Lavandes, yang berada di Route du Mont-Ventoux, Sault. Perjalanan ke sini tidak terbilang singkat, melewati jalan kecil menanjak dan berliuk. Membuat bus berjalan lambat. Dengan begitu kami pun lebih puas menikmati pemandangan kanan kiri yang luar biasa indahnya.

Di sini kami menghabiskan waktu melihat lebih dekat lavander dan berpose dengan latarnya yang didominasi ungu. Tak jauh dari ladang, terdapat kios yang menjajakan produk hasil olahan lavender, dari mulai snack, permen, sabun hingga essential oil dan wewangian. 

Dari Sault, kami menuju Lavendes Angelvin, di Valensole, ladang lavender yang dikelola pemerintah setempat dan baru-baru ini jadi latar tempat peragaan busana desainer Jacquemus. Berlatar lavender ungu yang memanjakan mata secara visual, tak heran lavender field selalu jadi incaran para peminat fotografi. Ibaratnya latar lavender tersebut sudah instagramable, sehingga tinggal dijepret saja, langsung jadi tanpa editan. 


(Festival Lavender di Valensole. Foto: Dok/SafieAjiBadas/herworldindonesia) 


Melengkapi perjalanan mengeksplor dunia lavender, kami menuju Festival Lavender Valensole yang bertepatan di hari yang sama sedang digelar. Persis seperti bazaar, festival ini riuh dan merayakan segala hal tentang lavender. Jika biasanya kami hanya melihat lavender dalam bentuk sabun, krim, atau essential oil, di festival lavender hadir dalam berbagai bentuk. Bahkan termasuk lavender untuk kuliner, mentega, dan es krim yang bisa dimakan! Bunga Lavender hasil panen pun dibagikan secara gratis di beberapa booth di sana. Membuat antrian panjang, yang tak kalah dengan antrian kedai es krim di sebelahnya. 

Menjelang siang, masyarakat setempat menunjukkan tarian tradisional dalam balutan busana daerah mereka tepat di alun-alun di tengah festival berlangsung. Tarian ini dibawakan orang dewasa juga anak-anak. Bahkan ada yang sembari menggendong bayinya. Dengan iringan musik khas yang ceria, semua bersuka cita dan berbagi kebahagiaan. Lavender yang jadi kebanggaan Valensole memang patut untuk dirayakan. 

Accommodation: Golden Tulip Marseille Euromed. (6, Place Henri Verneuil, 13002 Marseille, Prancis). Ph +33488912270.


Marseille


(Notre-Dame de la Garde di Marseille. Foto: Dok/SafieAjiBadas/herworldindonesia)


Selama tiga hari dalam penelusuran Lavender Field di Provence, kami bermalam di Marseille. Kota cantik di tepi laut Mediterania ini berbeda dengan kota besar lainnya di dataran Eropa berkat percampuran budaya Eropa dan juga Timur Tengah yang sangat terasa di dalam kota. Ibukota department Bouches-du-Rhone serta region Provence-Alpes-Cote D'Azur ini, konon sejak abad pertengahan telah menjadi kota pelabuhan terbesar di Prancis dan Laut Mediterania. 

Ada beberapa tempat wisata yang ikonis dan menarik untuk dikunjungi saat berada di Marseille. Di antaranya Vieux Port de Marseille atau Old Port of Marseille. Pelabuhan alam yang terletak di ujung jalan La Canebiere, ini kabarnya dibangun pertama kali oleh bangsa Yunani di abad ke-6. Area pelabuhan ini dibatasi dua benteng Fort Saint-Nicolas dan Fort Saint-Jean. 

Old Port tak hanya menjadi tempat wisata utama Marseille tapi juga sekaligus lokasi terbaik untuk mencicipi kuliner khasnya. Di sini terdapat berbagai restoran, kafe dan kedai makanan. Tak hanya itu, di tepi selatan Old Port Marseill terdapat Notre-Dame de la Garde yang berdiri megah setinggi 149 meter. Dibangun abad ke-19, bangunan gereja ini sangat mencolok dengan bell tower setinggi 41 meter. 



Italia
Reggio Emilia-Milan



(Mengunjungi Fragonard Parfumerie. Foto: Dok/SafieAjiBadas/herworldindonesia) 


Setelah kemudian melihat-lihat ladang lavender di Sault dan Valensole yang ikonis, kami menuju Milan dengan terlebih dulu mampir di Eze, untuk menikmati pemandangan indah, dan juga mengunjungi Fragonard Parfumerie. Di sini kami dapat melihat proses pembuatan parfum ternama asal Prancis ini yang mengesankan dan berbelanja. 

Kemudian kami menuju kantor pusat Max Mara di Reggio Emilia. Berjarak tempuh sekitar dua jam perjalanan dengan bus, kota ini dipenuhi gedung-gedung dengan arsitektur klasik dan stylish. Di sini kami mengunjungi pabrik pembuatan The Icon Coat yang ikonis, lalu makan siang di Cafe Arti e Mestieri (yang artinya: where i have dinner) yang berada tak jauh dari butik Max Mara. 


(Menyusuri jejak Max Mara di Museum/Archive Max Mara di Milan. Foto: Dok/SafieAjiBadas/herworldindonesia)


Kami juga diajak masuk ke Museum/Archive Max Mara untuk melihat arsip lengkap perjalanan Max Mara sejak berdiri 1950-an lalu. Arsip ini merekam jejak tren fashion dari 1920-an hingga kini. Pengarsipan ini membuat tren mode terekam jelas dan membuatnya menarik untuk ditelusuri. 

Perjalanan HWTrip 2019 kami akhiri saat menyusuri Duomo, katedral Milan yang ikonis. Di alun-alun kota, Piazza del Duomo juga kami mendapati kawasan fashion Vittorio Immanuelle II dan tempat menikmati kopi dan gelato khas Italia. Pengalaman ini menjadi penutup yang manis sebelum kembali ke tanah air. 





(Di depan Duomo, Milan, Italia. Foto: Dok/SafiAjieBadas/herworldindonesia) 


Perjalanan HWTrip 2019 menjadi lebih berkesan dan memuaskan dengan adanya support dari Bank UOB dengan berbagai kemudahan dan rewards UOB Lady’s Card. Lalu Samsung Electronics yang menyediakan Galaxy S10 yang membuat foto menjadi lebih mudah dan indah, serta instagram contest dengan tagar #perfect10hwtrip dan #galaxys10 yang dimenangkan Vivian Ng. Di samping itu, trip kali ini juga mendapat support dari multivitamin Youfit yang membuat tubuh tetap fit, koper dari Tumi travel, serta L’Occitane dan Max Mara yang membuka pintunya untuk kami masuk dan jajaki. What a memorable and unforgettable trip ever! 

Accommodation: DoubleTree by Hilton Hotel Milan. (Via Ludovico Di Breme 77, Certosa, 20156 Milan, Italia. Ph +3902928831. 


Food & travel