Life & health

Pelepasliaran Penyu dan Tukik Jakarta Aquarium & Safari

By : Her World Indonesia - 2021-06-15 14:39:00





Untuk pertama kalinya, Jakarta Aquarium dan Safari (JAQS) melakukan pelepasliaran penyu pada hari Jumat (28/05/2021) lalu. Hal ini dilakukan sebagai bukti dan tanggung jawab JAQS sebagai sebuah Lembaga Konservasi ex-situ (Taman Safari Indonesia Group) dan di bawah pengawasan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).


“Jakarta Aquarium dan Safari bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu dan Yayasan Puteri Indonesia melepasliarkan penyu dan tukik-tukik sebagai wujud tanggung jawab kami sebagai sebuah Lembaga Konservasi yang peduli terhadap pelestarian satwa dan lingkungan," ucap Fira Basuki, selaku Head of Social, Branding, and Communication JAQS.


(Baca juga: Konser Virtual Untuk Kebangkitan Ekowisata Indonesia)


Jakarta Aquarium dan Safari memiliki kewajiban untuk mendukung pelestarian satwa liar, sebagai pusat konservasi dan pendidikan. JAQS juga memfasilitasi pendidikan dan meningkatkan kesadaran spesies, kepentingan ekologis mereka bagi alam dan manusia, serta apa yang mengancam mereka. Menyelamatkan dan rehabilitasi penyu adalah salah satu kegiatan yang memungkinkan JAQS untuk mengambil hewan yang sakit, rusak, lemah, terkena sengatan panas, tertangkap dalam alat tangkap misalnya, dan mengembalikannya ke kesehatan penuh dan kembali ke alam liar.



(Foto:Dok.Jakarta Aquarium & Safari)


Seekor penyu dan puluhan ekor tukik dilepasliarkan di Pantai Cikaya, Pulau Karya, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, diwakili oleh Aaron Morgan Jupp, Kurator JAQS dan Putu Ayu Saraswati, Puteri Indonesia Lingkungan 2020 dan didampingi tim Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka, dan tim Jakarta Aquarium dan Safari.

Yang dilepaskan adalah seekor penyu dewasa berjenis Penyu Sisik atau Hawksbill Sea Turtle (Eretmochelys imbricata) dan 30 tukik. Kegiatan pelestarian lingkungan tersebut dilakukan sekaligus memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tanggal 5 Juni 2021 sekaligus Hari Laut Sedunia 8 Juni 2021. "Sebenarnya kami menampung total 6 hewan. 1 Penyu Hijau dan 5 Penyu Sisik. Beberapa masih tinggal di Pusat Suaka Penyu Pulau Pramuka menunggu pelepasan - mereka belum cukup siap untuk alam liar sehingga membutuhkan lebih banyak waktu untuk membangun kekuatan, massa otot, dan berat keseluruhan mereka," ujar Aaron. Dari tujuh spesies penyu laut di seluruh dunia, Penyu Hijau dan Penyu Sisik paling sering hidup di perairan Indonesia. Keduanya benar-benar terancam punah.



(Foto:Dok.Jakarta Aquarium & Safari)


Penyu laut tidak sering berhasil dikembangbiakkan di penangkaran karena banyak faktor dan kendala. Pemanasan global merupakan ancaman yang signifikan bagi penyu, karena suhu yang lebih hangat menciptakan ketidakseimbangan rasio jenis kelamin. Jenis kelamin penyu ditentukan oleh suhu di mana mereka diinkubasi pada 27,7 derajat celcius. Jika suhu global terus meningkat dan pasir tempat telur diletakkan terus menghangat, maka semua penyu di masa depan kemungkinan besar akan betina, sehingga dapa beresiko kepunahan tanpa rasio pejantan yang memadai untuk kawin. "Selain pelepasliaran tukik, kami juga melakukan penanaman mangrove bersama Puteri Indonesia Lingkungan 2020, kemudian tanaman lamun," kata Kusminardi, selaku Kepala SPTN Wilayah III Pulau Pramuka Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu.

Kamu bisa mendukung aksi pelestarian satwa Jakarta Aquarium & Safari dengan berkunjung ke Lembaga Konservasi sekaligus tempat rekreasi yang terletak di Neo Soho Mall, Jakarta Barat. Buka setiap hari pukul 10.00 WIB hingga 21.00 WIB. Untuk informasi tiket dan detail lainnya, silahkan mengunjungi website www.jakartaaquariumsafari.com.


(Penulis: Putri Raiza)