Life & health

6 Mitos Diet Yang Sebaiknya Kamu Hiraukan!

By : Fariza Rahmadinna - 2020-06-16 18:00:01




Ketika menjalani program diet, kamu mungkin pernah mendengar beberapa aturan diet seperti, tidak boleh makan malam setelah jam 7 malam, tidak boleh mengonsumsi karbohidrat, dan masih banyak lagi. Hal ini karena, beberapa aturan tersebut dianggap dapat menggagalkan usaha untuk menurunkan berat badan.


Namun ternyata, aturan-aturan diet tersebut tidak sepenuhnya dapat membantu mengurangi berat badan maupun mempermudah diet yang sedang dijalani. Nah, berikut ini beberapa mitos diet yang tidak perlu kamu hiraukan:


Mitos #1 Tidak boleh makan malam (atau apa pun) setelah pukul 7 malam


Dikutip dari refinery29, menurut Theresa Kinsella, MS, RD, CDN, tidak ada waktu tertentu bagi setiap orang untuk berhenti makan. Ia menjelaskan lebih lanjut, bukan tentang waktu seseorang makan tetapi apa dan bagaimana seseorang makan.


Terkadang, orang-orang seringkali makan larut malam atau ngemil setelah makan malam karena berbagai alasan, tidak melulu karena kelaparan, misalnya hanya mengikuti keinginan semata atau mengatasi kebosanan dan stres. Apalagi, jika makanan yang dikonsumsi memiliki jumlah kalori tinggi, dimakan sambil duduk di depan televisi atau komputer. Dalam situasi seperti ini, tanpa kamu sadari, kamu dapat menghabiskan seluruh wadah atau karton makanan. Inilah yang kemudian dapat menyebabkan kenaikan pada berat badan.


Jadi, pada dasarnya kamu boleh saja makan pada malam hari, asalkan asupan kalori yang didapatkan dari makanan tertentu seimbang dengan kalori yang dibakar saat melakukan aktivitas fisik. Dengan kata lain, jika kamu makan malam dalam porsi yang cukup, tentu saja tidak akan membuat berat badanmu meningkat meskipun makan setelah pukul 7 malam.


Namun perlu diketahui, makan terlalu dekat dengan waktu tidur juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan masalah tidur. Itulah sebabnya, makanlah dalam porsi yang cukup dan usahakan untuk tidak makan mendekati waktu tidur.


Mitos #2 Karbohidrat dapat menyebabkan kenaikan berat badan


Aturan diet yang satu ini mungkin sudah sering kamu dengar, ya hindari makanan berkarbohidrat untuk menurunkan berat badan. Padahal kenyataannya, mengonsumsi makanan berkarbohidrat dalam jumlah sedang dan diperkaya dengan serat, vitamin, dan mineral seperti sayuran akar (root vegetables), kacang-kacangan, buah-buahan, dan legume dapat memberikan manfaat bagi kesehatan.


Menurut Kinsella, karbohidrat diperlukan tubuh untuk membantu produksi serotonin, dan bahkan otak saja menggunakan 130 gram karbohidrat per hari. Selain itu, karbohidrat juga merupakan sumber utama energi untuk berolahraga. Sebagaimana diketahui, olahraga merupakan komponen penting menjaga kesehatan tubuh, dengan menghilangkan karbohidrat tentu saja dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan, salah satunya sembelit.


Meskipun baik untuk kesehatan, namun menurut jurnal yang diterbitkan pada tahun 2018, beberapa makanan tertentu yang mengandung karbohidrat tinggi seperti kue, minuman manis, dan roti putih harus dibatasi. Hal ini karena, makanan-makanan ini dapat meningkatkan pertambahan berat badan dan risiko penyakit bila dimakan berlebihan.


(Baca Juga: Agar Diet Keto Berjalan Optimal, Konsumsi 7 Buah Ini)


Mitos #3 Mengikuti diet rendah kalori adalah cara terbaik untuk menurunkan berat badan


Meskipun mengurangi asupan kalori memang dapat membantu menurunkan berat badan, tetapi mengurangi asupan kalori secara signifikan dapat menyebabkan adaptasi metabolik dan konsekuensi kesehatan jangka panjang.


Di samping itu, menurut jurnal yang diterbitkan pada US National Library of Medicine National Institutes of Health, melakukan diet kalori memiliki presentasi keberhasilan yang rendah untuk penurunan berat badan yang cepat dalam jangka pendek. Melakukan diet kalori dalam jangka panjang justru dapat meningkatkan risiko penurunan tingkat metabolisme, peningkatan rasa lapar, dan perubahan hormon secara keseluruhan.


Masih dalam penelitian yang sama menunjukan bahwa diet kalori memiliki kemungkinan keberhasilan yang kecil untuk menjaga kelebihan berat badan dalam jangka panjang.


Mitos #4 Makanan rendah lemak adalah makanan alternatif yang sehat


Saat ini, kita akan sangat mudah untuk mendapatkan produk-produk makanan yang berlabel “diet”, “low fat,” dan “fat-free.” Meskipun produk-produk ini menggoda bagi mereka yang ingin mengurangi lemak di tubuh, namun ternyata makanan-makanan ini bukanlah pilihan yang sehat. Mengapa demikian? Menurut jurnal yang berjudul A systematic comparison of sugar content in low-fat vs regular versions of food, menunjukkan bahwa produk-produk yang berlabel diet biasanya mengandung gula dan garam yang tinggi.


Kelebihan asupan garam dan gula dalam tubuh dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan dapat meningkatkan risiko komplikasi yang fatal seperti serangan jantung, gagal jantung, dan stroke, bahkan dapat menyebabkan kenaikan berat badan.


(Baca Juga: 12 Makanan Kaya Antioksidan Untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh)


Mitos #5 : 'Kalori masuk, kalori keluar' adalah yang terpenting dalam hal penurunan berat badan


Meskipun memerhatikan keseimbangan antara kalori yang masuk dan kalori yang keluar dapat membantu menurunkan berat badan, namun ini bukan satu-satunya hal yang penting. Jurnal yang berjudul Reducing Calorie Intake May Not Help You Lose Body Weight, menemukan bahwa adanya ketidakseimbangan hormon atau kondisi kesehatan tertentu seperti hipotiroidisme, adaptasi metabolisme, penggunaan obat-obatan tertentu, dan genetika hanyalah beberapa faktor yang dapat membuat penurunan berat badan menjadi lebih berat, meskipun sudah menjalani diet ketat.


Selain itu, sebagian besar orang yang mengikuti metode diet "kalori masuk, kalori keluar" biasanya hanya berkonsentrasi hanya pada nilai kalori suatu makanan, bukan nilai gizi secara keseluruhan. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan.


(Baca Juga: Resep Nasi Goreng Sehat Untuk Diet)


Mitos #6 Semakin sedikit lemak yang dikonsumsi, semakin baik


Dikutip dari Web MD, tubuh membutuhkan tiga nutrisi penting untuk berkembang, yakni protein, karbohidrat, dan lemak. Ya, lemak! Perlu diketahui, tidak semua lemak itu tidak baik untuk tubuh, karena ada beberapa makanan yang justru mengandung lemak sehat seperti kacang-kacangan, ikan, zaitun, dan buah alpukat. Lemak sehat ini dapat membantu memberi energi, membantu membangun kembali sel, dan menghasilkan hormon yang dibutuhkan. Sementara lemak jahat yang sebaiknya kamu hindari adalah lemak yang dapat ditemukan dalam makanan seperti mentega, susu tinggi lemak, daging merah, dan banyak makanan olahan.