A chat with

WOTY 2020: Yoga & Meditasi Dalam Hidup Aprishi Allita

By : Hafizah Rana Dalilah - 2020-10-20 09:58:00




Kegigihannya melawan kesedihan karena kehilangan ayah tercinta dan penyakit pada pembuluh darahnya, membawa perempuan kelahiran Jakarta ini menyelami dunia yoga dan meditasi. Jadi salah satu bagian dari proses healing-nya, Pishi pun mengambil training dan membuka Pishi Yoga dan Meditasi.

“Karena saya rasa banyak yang merasakan apa yang saya rasakan, terpaksa minum obat, tidak ada jalan keluar, dan kebingungan. Saya ingin membantu banyak orang yang mungkin merasakan apa yang dulu saya rasakan, lewat meditasi dan yoga ini bisa menyembuhkan fisik atau pun pikiran,” jelasnya.


(Baca Juga: WOTY 2020: Generation Girl Lahir Untuk Perempuan & STEM)


Tak hanya itu, mendirikan Pishi Yoga dan Meditasi merupakan pencapaian konsep Ikigai buat dirinya, di mana perempuan yang gemar karaoke ini menemukan empat hal secara bersamaan yaitu hal yang disukai dan dikuasainya bisa mencukupi kebutuhan hidup sekaligus berdampak positif untuk banyak orang, khususnya di masa pandemi seperti saat ini. Perempuan yang juga pernah jadi aktivis bullying ini mulai menyadari bahwa masa pandemi COVID-19 mengubah hidup masyarakat, terutama dalam kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental.

Sehingga Pishi bersama timnya bergerak mengadakan meditasi online lewat Peace Sea Podcast dan Instagram Live sebagai salah satu kontribusinya yang menarik perhatian lebih dari dua ribu orang. Bahkan tawaran private class pun melonjak hingga 2021. Pishi Yoga dan Meditasi juga mengadakan charity bertajuk I Love You dengan mengajak orang-orang berdonasi untuk korban banjir di Masamba sekaligus memakainya sebagai bentuk kasih sayang kepada diri sendiri.


(Baca Juga: WOTY 2020: Ratri Anindyajati Berdayakan Seni Lewat Identitas)


Rasa kepedulian yang tinggi telah dimiliki oleh perempuan lulusan Kesejahteraan Sosial di Universitas Indonesia ini sejak dulu, terutama pada kesehatan fisik dan mental para perempuan. Meskipun yoga dan meditasi untuk semua gender, namun menurutnya perempuan lebih mudah membuka hati dan diri terhadap proses healing.