Di balik setiap kisah cinta yang penuh makna, ada sebuah perjalanan untuk menemukan diri sendiri. Zola Yoana, global matchmaker & founder dari Heartinc.id, memahami perjalanan ini lebih dalam. Selama lebih dari 12 tahun, Heartinc.id telah menjadi one-stop service bagi mereka yang ingin membangun hubungan sejati — dengan pasangan dan dengan diri mereka sendiri.
Dengan menggabungkan pendekatan emosional, pengembangan diri, Zola Yoana dan timnya telah membantu para klien menemukan cinta yang otentik, bertumbuh, dan setara. Bagi Zola, cinta bukan sesuatu yang kita temukan secara kebetulan. Cinta adalah sesuatu yang kita ciptakan, dimulai dari dalam diri.
‘So, stop just wanting to find the ONE, this time you need to be the ONE.’
Dalam perjalanan menemukan cinta yang mereka dambakan, Zola menyadari satu kunci penting: sebelum mencari ‘The One’, kita perlu lebih dulu menjadi ‘The One’. Bukan dengan mengejar kesempurnaan, tetapi dengan membangun keaslian, kedewasaan emosional, dan kesadaran penuh atas siapa diri kita sebenarnya
.
Lewat pengalamannya memandu klien, Zola membagikan prinsip-prinsip penting tentang bagaimana setiap orang bisa menciptakan versi terbaik dari dirinya — dan membuka jalan menuju cinta yang bertumbuh.
Siapa kamu tanpa pekerjaan, tanpa gelar, tanpa ekspektasi sosial?
Zola percaya, identitas sejati kita harus lebih dalam dari sekadar pencapaian. Proses mengenal diri sendiri tanpa topeng adalah fondasi hubungan yang sehat dan bertumbuh. Menjalin hubungan yang berkelanjutan dan sehat, setiap orang harus bisa masuk ke dalam sebuah hubungan menjadi diri sendiri seutuhnya.
Penting bagi Zola mengajak klien untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendalam: Siapa saya? Apa nilai-nilai yang saya pegang? Seperti apa bentuk cinta yang saya butuhkan? Sebab, perubahan yang sejati tidak terjadi di luar tetapi harus tumbuh dari dalam diri. Dalam pandangan Zola, cinta adalah tentang dua individu yang memilih satu sama lain — dan terus memilih satu sama lain setiap hari.
Sebelum kita bisa berbagi hidup dengan orang lain, kita harus lebih dulu berinvestasi dalam diri sendiri. Healing, self-love, membangun emotional maturity — semua ini bukan hanya tentang memperbaiki masa lalu, tapi tentang menyiapkan masa depan. Kenali apakah ada hal-hal yang bisa dipelajari sebelum masuk ke hubungan yang baru.
Patah hati bukanlah kegagalan. Dalam pandangan Zola, luka justru bisa menjadi pintu menuju transformasi. “Patah hati pun bisa jadi jalan menuju versi terbaik dari dirimu,” katanya dengan penuh keyakinan.
(Baca Juga: 6 Ciri Pria Berkomitmen Sebelum Menikah yang Perlu Diketahui)
There is no such things as love at first sight! It is only lust at first sight. Banyak wanita masih terjebak dalam daftar panjang tentang pasangan ideal. Padahal, menurut Zola, yang lebih penting bukanlah kesempurnaan, melainkan kompatibilitas: kesamaan nilai, visi hidup, dan cara mencintai.
“Kamu butuh seseorang yang nyambung secara prinsip dasar, bukan sekadar cocok di permukaan,” ungkap Zola.
Sebab, tujuannya tak hanya sampai pada pelaminan tapi mencari teman hidup dengan segala lika liku yang bisa terjadi di kemudian hari. Menemukan pasangan yang tepat butuh proses dan butuh skill. Sebelum buru-buru menemukan pasangan hidup, sebaiknya perlu menemukan diri sendiri terlebih dulu.
Di era serba instan, kita ingin segalanya cepat — termasuk cinta. Di usia 25–40 tahun, banyak wanita merasa dikejar waktu, seolah cinta harus terjadi sebelum deadline tertentu.
Namun sebelum memiliki target, kita perlu bertanya hal yang lebih penting: “Sudah siapkah aku menjadi pasangan yang aku cari?” Sebab, kesiapan jauh lebih berharga daripada kecepatan. Sebab, cinta sejati tidak dibangun dalam satu malam. Oleh sebab itu sekarang semakin banyak orang meninggalkan aplikasi kencan. Sebab, segala sesuatu yang instan belum tentu bertahan lama.
Di Heartinc.id, Zola membantu orang dengan kesibukan tinggi, atau sudah ada keinginan yang tinggi untuk mendapatkan pasangan hidup untuk mendapatkan jodoh yang cocok.
“Biar kamu fokus menjalani hidupmu, aku bantu screening dan matching-nya,” katanya.
Meminta bantuan profesional bukan tanda keputusasaan — justru tanda keberanian dan kejelasan niat.
(Baca Juga: Wah! Ini 6 Cara Membaca Pikiran Pria Dingin)
Menjadi The One bukan sebuah titik akhir. Itu adalah proses bertumbuh yang tak pernah selesai, sebuah skill set yang bertumbuh dengan pengalaman hidup bersama.
Ketika kamu menjadi ‘The One’ dan akhirnya menemukan ‘The One’ untuk kamu, maka formula yang harus dipelajari bersama adalah menjadi pasangan yang berkomitmen terhadap hubungan yang dimiliki.