Food & Travel

Kenali 3 Minuman Alkohol Lokal Khas Indonesia. Penasaran?

By : Her World Indonesia - 2024-07-31 15:00:01 Kenali 3 Minuman Alkohol Lokal Khas Indonesia. Penasaran?

Alkohol identik dengan mabuk dan kriminalitas. Di berbagai belahan dunia, setiap negara punya alkoholnya masing-masing. Di Korea punya soju dan Russia punya vodka. Faktanya, tidak semua alkohol yang diminum dapat membuat mabuk jika dikonsumsi pada takaran yang tepat. Intip perkembangan budaya minuman alkohol yang ada di Indonesia. Penasaran seperti apa? Simak rangkuman Her World di bawah ini.


Latar belakang minuman alkohol di Indonesia

(Penjual tuak di Hindia Belanda sekira tahun 1930. Foto: Dok. KITLV)

Menurut sejarah, alkohol tradisional memang sudah lama menjadi budaya kita. Masyarakat Jawa menghasilkan minuman beralkohol yang disebut sadjeng dan badeg. Orang Betawi menciptakan berem dan tjijoe atau ciu. Kemudian, orang Tionghoa memproduksi arak. Pada era kolonial, jenis alkohol tertentu bahkan membedakan kelas sosial antara orang Eropa dan lokal.  Minuman alkohol tradisional adalah minuman hasil fermentasi dari bahan-bahan alami lokal. Di berbagai daerah, bahannya beda-beda, bisa dari enau, kelapa, singkong atau beras. 


Ada dua cara untuk mengolah alkohol tradisional yang umum dipraktekkan masyarakat, yaitu fermentasi dan destilasi. Hasil dari fermentasi dapat menghasilkan kadar alkohol sekitar 20%. Sedangkan proses distilasi bisa menghasilkan kadar alkohol sampai 90%. Di Indonesia, minuman yang dihasilkan dari proses fermentasi adalah baram, brem, ballo, moke, legen, laru, saguer, sageru, to mbanua, dan tuak. Sementara dari proses distilasi, yaitu arak, anding, ciu, lapen, tuo nifaro, swansrai, dan sopi. 


Di berbagai daerah, alkohol tradisional juga punya nama yang berbeda-beda. Setidaknya ada 16 jenis alkohol tradisional yang kita kenal, yaitu Sopi, Arak, Ciu, Anding, Swansrai, Tuo Nifaro, Saguer, Baram, Moke, Laru, Tuak, Legen, Sageru, Brem, Tuo Mbanu, dan Ballo. 


Budaya minum


Tahukah kamu, di Indonesia sendiri, alkohol punya makna penting, lho! Bukan hanya untuk diminum, di beberapa daerah, alkohol jadi simbol upacara adat, sebagai status sosial, dan bahkan dimanfaatkan untuk menambah energi.


Tradisi minum di Indonesia bukan berarti mabuk-mabukan. Justru, budaya minum di sini mengacu pada kegiatan mengonsumsi. Sebab, alkohol tradisional memiliki nilai tertentu sesuai dengan kepercayaan turun-menurun dan digunakan pada upacara-upacara adat.


Ini dia beberapa alkohol tradisional yang harus kamu tahu! Simak!


1. Tuak

Tuak adalah sebutan untuk alkohol tradisional bagi masyarakat Batak, Jawa Timur, dan Sumatera Barat. Tuak atau Tuwak dihasilkan dari fermentasi nira, beras, atau bahan minuman yang mengandung gula. Tuak biasanya dihadirkan dalam acara penting. Di masyarakat Batak, Tuak adalah minuman wajib untuk pesta pernikahan. 

Selain dikonsumsi dalam acara penting, Tuak juga punya fungsi sosial. Mengonsumsi Tuak bersama mencirikan kekerabatan dan membentuk ikatan sosial.


(Nira kelapa. Foto: Dok. istimewa)


(Baca juga: Mau Pergi Campervan? Siapkan 5 Essential Kit Ini Dulu)


2. Moke ba’i 

Alkohol tradisional asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini adalah minuman yang mencirikan status sosial. Jumlahnya yang terbatas membuat Moke ba’i hanya bisa dikonsumsi oleh segelintir orang. Siapa yang bisa mengonsumsi, dialah yang dianggap lebih berpengaruh dan punya kekuasaan. Moke ba’i memiliki fungsi penting bagi masyarakat Flores sebagai ciri persaudaraan dan pergaulan. 

Sama seperti Tuak, Moke ba’i juga wajib ada di upacara adat. Jika tidak ada, maka rasanya tidak lengkap. Moke digunakan dalam berbagai acara adat, seperti Upacara Tua Kalok, Upacara Roko Molas Poco, Upacara Teing Hang, dan saat merayakan Natal. Bukan hanya hidangan, moke juga jadi simbol penting dalam upacaranya.


3. Sopi


(Alkohol di dalam gelas. Foto: Dok. Tembela Bohle)

Sopi atau yang dikenal Cap Tikus adalah minuman khas dari Sulawesi Utara, Maluku, dan NTT. Sopi begitu populer. Di Tomohon, Makassar, Sopi dijadikan sebagai sajian utama untuk memperkenalkan budaya dan pariwisata di sana. Sopi juga sampai saat ini masih jadi hidangan wajib di acara seremoni.

Cap Tikus juga familier di kalangan petani Minahasa. Mereka biasanya memulai kerja dengan minum satu seloki Cap Tikus. Ini dilakukan sebagai penghangat tumbuh dan menambah stamina untuk bekerja lebih produktif.


Alkohol tradisional di Indonesia punya kedekatan dengan masyarakatnya. Di sini, alkohol tradisional punya makna penting. Mulai dari status sosial, sebagai alat kekerabatan, penanda kekuasaan, dan simbol penting dalam upacara adat. Budaya minum di Indonesia mencirikan keberagaman masyarakat dan budaya yang sudah dilakukan turun-menurun.


(Baca juga: Jadi Warisan Nusantara, Kenali 4 Unik Fakta Babi Guling)


Itu tadi beberapa minuman alkohol tradisional di Indonesia. Apa nama alkohol tradisional di daerahmu?



(Penulis: Katarina Dian)



Food & Travel