Banyak cerita yang mungkin mengisi benakmu saat membahas masa remaja. Saat seragam putih abu-abu jadi saksi berbagai perubahan dalam hidup, termasuk proses eksplorasi yang sering dianggap “nakal” oleh sebagian orang. Mungkin kamu pernah bolos sekolah atau terlalu sibuk menjadi badut kelas sampai sering ditegur oleh guru, pengalaman-pengalaman kecil untuk membangun jati dirimu.
Kini, dengan media sosial yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, ragam isu sudah mulai diperhatikan sebagian besar orang, tanpa terkecuali tentang kesehatan mental dan cara untuk belajar lebih mencintai dan mengapresiasi diri sendiri. Potret ini yang kemudian dihadirkan oleh sutradara, Lucky Kuswandi melalui film terbarunya Dear David.
Kali ini, Her World berbincang dengan dua aktor utama film ini, Emir Mahira dan Shenina Cinnamon. Keduanya berbagi cerita tentang masa-masa remaja yang penuh eskplorasi sekaligus membentuk mereka memasuki masa dewasa. Kira-kira seperti apa masa remaja seorang Emir dan Shenina?
“Eksploratif, embarassing, important,” adalah tiga kata yang digunakan Emir Mahira untuk menggambarkan masa remajanya. Pria yang memulai kariernya dalam industri melalui film Garuda di Dadaku ini sempat mengenyam pendidikan di Singapura, Malaysia, dan Kanada memiliki pengalaman berbeda dalam menghabiskan masa remajanya.
Masa-masa duduk di bangku kuliah jadi momen tak terlupakan bagi Emir dan justru jadi yang paling seru. Mulai dari merasakan tinggal sendiri di negeri orang hingga membangun lingkaran pertemanan yang benar-benar dekat baginya.
“Benar-benar pertama kalinya, aku merasa seperti orang dewasa dan [pengalaman tersebut] benar-benar memorable,” ungkap Emir.
Sedangkan, seorang Shenina Cinnamon mengukir banyak kenangan saat duduk di bangku sekolah menengah. Mulai dari masa SMP ketika ia membangun pertemanan yang memorable, hingga memasuki masa SMK saat industri film menjadi kehidupan yang dekat bagi seorang Shenina.
“Eksploratif, tapi rajin dikit,” ungkap Shenina untuk mendeskripsikan masa remajanya. Pemeran Laras dalam film Dear David ini pernah memenangkan sebuah kompetisi film pendek yang membuat karya pertama kali ditayangkan di bioskop. Sebuah pengalaman yang membekas dalam benak seorang Shenina hingga saat ini.
Namun, relasi dengan ibu menjadi momen penting bagi dua aktor ini. Mulai dari Emir Mahira yang kembali membangun relasi dengan sang ibu, apalagi tentang keputusannya untuk fokus di dunia akting yang sempat tak direstui sang ibu hingga keduanya bisa saling memahami satu sama lain. Hingga, Shenina yang belajar untuk terbuka dengan sang ibu akan berbagai masalah kehidupan yang terkadang berusaha dia simpan sendiri.
Emir Mahira dan Shenina Cinnamon duduk bersama Her World tak hanya untuk berbagi masa-masa remaja serta keseruan di dalamnya, tapi juga menceritakan proses refleksi yang terjadi selama melakoni peran sebagai David maupun Laras dalam film Dear David.
Sebuah film bergenre romantis dengan sentuhan fantasi ini menceritakan seorang siswa SMA bernama Laras, sosok berprestasi di sekolah yang diam-diam menulis sebuah blog fantasi tentang pria yang ia sukai, David. Namun, blog tersebut tiba-tiba tersebar sehingga mengancam reputasi Laras dan juga David.
“Apa yang diceritakan dalam film Dear David adalah sesuatu yang semua remaja juga rasakan, termasuk aku yang memerankan [tokoh Laras],” ungkap Shenina saat ditanya alasan ia memutuskan untuk terlibat dalam film garapan Lucky Kuswandi ini.
Hal serupa juga menjadi alasan seorang Emir Mahira mengambil peran sebagai David, selain karena kekaguman sang aktor akan karya-karya Palari Films. Sebuah cerita penting yang harus dibagikan kepada penonton dan cara menceritakannya yang menarik juga jadi alasan sang aktor untuk terlibat dalam Dear David.
Tepat di bulan penuh cinta, mungkin Hari Valentine lebih identik dengan merayakan kasih sayang terhadap pasangan. Namun, memberi cinta dan apresiasi untuk diri sendiri juga tak kalah penting. Pesan inilah yang berusaha disampaikan melalui perjalanan Laras dan David dengan segala lika liku yang dialami keduanya dalam film ini.
Masa-masa remaja menjadi momen berharga untuk terus bereksplorasi dan mengenal diri dalam berbagai aspek. Keberanian setiap pribadi untuk menjadi diri sendiri adalah elemen yang penting dalam menjalan proses hidup. Bagi Shenina, cerita Laras dan David menjadi gambaran bahwa setiap orang punya perjalanannya masing-masing.
(Baca Juga: Ini 4 Rekomendasi Film Action di Netflix Yang Wajib Tonton)
“As long as you’re not hurting anyone, there’s no shame in being yourself,” ungkap Emir. Buat kamu yang penasaran dengan kisah Laras dan David untuk menerima sekaligus mengapresiasi diri, Dear David sudah bisa kamu tonton sekarang di Netflix.