Life & health

Hari Kartini: Sosok Wanita Inspiratif Di Masa Pandemi Corona

By : Hafizah Rana Dalilah - 2020-04-22 18:00:02 Hari Kartini: Sosok Wanita Inspiratif Di Masa Pandemi Corona


"Marilah wahai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kita berjabatan tangan dan bersama-sama mengubah keadaan yang membuat derita ini."

Penggalan kalimat dari buku Habislah Gelap Terbitlah Terang karya Raden Ajeng Kartini ini penuh pesan dan makna kala membacanya. Sebagai sosok wanita yang berjuang untuk kesejahteraan perempuan Indonesia di zaman dulu, buat tanggal 21 April terus diperingati sebagai Hari Kartini di Indonesia. 

Sosoknya yang gigih jadi panutan sejumlah orang untuk terus mengabdi dan meraih mimpi. Tak terkecuali di saat masa pandemi Covid-19 seperti ini, yang menghadirkan berbagai macam tantangan. Mulai dari kesehatan hingga ekonomi.

Sejumlah orang pun berbondong-bondong untuk memberikan bantuan baik jasa ataupun donasi demi keberlangsungan hidup sesamanya. Hal ini pula yang dilakukan oleh sejumlah wanita Indonesia yang menjadi inspirasi saat ini. Dari banyaknya aksi dan gerakan dari masyarakat Indonesia, berikut di antaranya sederet perempuan yang ikut berpartisipasi dan menginspirasi.

(Baca Juga: 7 Buku Dan Novel Tentang Kartini Yang Menginspirasi)


1. Rachel Vennya

Meski bukan satu-satunya selebgram yang tergerak untuk menggalang dana demi membantu para tenaga medis di seluruh Indonesia, namun dirinya berhasil mengumpulkan donasi hingga lebih dari 7 miliar rupiah. Angka ini yang terbesar untuk donasi di masa pandemi ini.

Sempat ingin diberikan penghargaan MURI, Rachel Vennya (24) menolaknya. Ia pun mengajak untuk tetap fokus pada mereka yang perlu bantuan di masa-masa seperti ini.



2. Debryna Dewi Lumanauw

“Menjadi dokter di lapangan adalah panggilan jiwa. Simply because it feels right. Aku merasa berguna sebagai manusia.”

Debryna Dewi, dokter muda asal Magelang berusia 28 tahun, kerap membagikan cerita kesehariannya dalam menjalankan tugas sebagai relawan di Wisma Atlet lewat Instagram Story. Melalui cerita dr. Dewi (begitu ia memperkenalkan diri kepada para pasien di sana) kita jadi mengerti, apa yang sedang berlangsung setiap harinya dan bagaimana para tenaga medis berjibaku merawat pasien.

Terkungkung alat pelindung diri selama 10 jam (sampai harus menahan pipis), tidak bertemu teman dan keluarga selama 14 hari (plus 14 hari masa karantina sehabis bertugas) tidak membuatnya gentar untuk meneruskan perjuangan. Tantangan terberatnya bukanlah rasa takut ketularan virus ganas bernama Covid-19. Karena menurutnya, dengan usia, vaksin sebanyak 9 jenis, makanan bergizi dan rajin olahraga, ia memiliki risiko kecil untuk mengalami sakit fatal jika tertular.

Yang sangat ditakutinya adalah justru ketika virus ini menyebar ke belahan daerah lain di Indonesia, di mana fasilitas kesehatan amat minim. Debryna juga melihat masyarakat di luar tidak semua mematuhi social distancing. Hal ini akan memperparah keadaan sehingga tidak dapat menurunkan kurva penularan. “Please stay at home,” demikian pesannya tegas.

Sebelum bergabung sebagai relawan Covid-19, Debryna adalah salah satu dari Tim BASARNAS yang sering ditugaskan dalam mengatasi bencana alam di Indonesia. Ia juga sempat bergabung sebagai salah satu tim Doctor Share yang menjangkau pasien di pelosok pulau terpencil.

(Baca Juga: Kutipan-kutipan Paling Inspiratif dari RA Kartini)


3. Najwa shihab


Saat pandemi corona, Najwa Shihab sebagai pembawa acara di stasiun televisi masih tetap bekerja dan gigih memerhatikan perkembangan isu Covid-19 saat ini. Dirinya juga membuka donasi untuk masyarakat Indonesia yang terkena dampak dari virus corona. Seperti kehilangan pekerjaan atau pun kekurangan sembako untuk bertahan hidup.

Membuat program Konser Musik #dirumahaja, wanita berusia 42 tahun ini mengajak sejumlah musisi di Indonesia untuk menghibur dengan cara bernyanyi dari rumah masing-masing. Gerakan ini kemudian disambut baik oleh masyarakat Indonesia dan berhasil mengumpulkan dana lebih dari 13 miliar dari bulan Maret sampai saat ini.



4. Sri Mulyani Indrawati


Sebagai menteri keuangan republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati terus menjalani tugasnya dalam memantau perekonomian di Indonesia. Pengabdiannya itu juga tak melupakan kesejahteraan masyarakat terutama mereka yang terkena dampak dari pandemi ini.

Bulan lalu, dirinya pun telah memberi bantuan dana kepada Kementrian Kesehatan Republik Indonesia untuk merawat pasien yang terinfeksi Covid-19. Dana sebesar Rp1 triliun yang diberikannya guna untuk perawatan rumah sakit, APD untuk tenaga medis dan lainnya. 



Di Hari Kartini ini, dirinya mengunggah sebuah video yang mengajak masyarakat untuk tetap berkarya dan peduli kepada sesama. Sehingga sebagai manusia kita bisa menjadi pahlawan kemanusiaan di bumi.

"Pandemi Covid19 memberi kesempatan kepada kita semua untuk mampu menunjukkan kualitas kemanusiaan kita," tulisnya.

"Seperti Kartini, keperempuanannya, pingitannya, dan berbagai halangan adat, sosial kultural tidak menjadi alasan untuk memajukan kaumnya, dan menjadi pahlawan bangsa dan pahlawan kemanusiaan," tambahnya.


5. Tri Rismaharini


Menjabat sebagai walikota Surabaya, Tri Rismaharini memerhatikan sarana dan kebutuhan penduduk wilayahnya agar tetap tenang di tengah pandemi Covid-19. Kinerja yang maksimal ia lakukan membuat dirinya menjadi sosok wanita yang dikagumi. 

Selain menghadirkan bilik infektan dan turun langsung ke lapangan untuk membasmi virus corona, dirinya juga kini telah mengusung konsep baru untuk melindungi kota Surabaya dari wabah ini. Salah satunya dengan sistem tracing atau melacak ke berbagai cluster agar ODP, PDP ataupun OTG bisa dengan cepat teratasi.

Berbagai upayanya dalam mencegah virus corona menyerang lebih banyak masyarakat Indonesia menjadikannya sosok wanita yang inspiratif. 


6. Imelda Husdiani 


(Sosok Imelda Husdiani, ST, M.Kes – Tim Kesehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI. Foto: Dok. Imelda Husdiani/Herworld Indonesia)


Imelda mengemban tugas berat menjadi salah satu tim dalam mempersiapkan berjalannya fungsi Wisma Atlet sebagai Rumah Sakit Darurat Covid-19. Ia diutus oleh Direktorat Kesehatan Lingkungan Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat untuk membuat prosedur operasional standar dalam hal desinfeksi ruangan, dekontaminasi permukaan, pengelolaan sampah B3 medis (Bahan Berbahaya dan Beracun) maupun domestik hingga pengelolaan Keselamatan Kerja bagi semua petugas termasuk prosedur pemakaian hingga pelepasan Alat Pelindung Diri yang wajib dipatuhi.

Walau tidak bertemu langsung dengan para pasien Covid-19, ia punya wilayah lain yang tak kalah krusial. Keseharian Imelda dipenuhi oleh kegiatan pelatihan di mana "muridnya" adalah para cleaning service, relawan, hingga anggota TNI yang akan masuk dan bertugas di zona merah. Kerumitan terjadi saat pembuatan label untuk ruangan maupun tempat-tempat tertentu yang berbahaya. Ia juga harus memastikan agar tidak ada timbunan limbah yang nyasar sehingga berpotensi menimbulkan penyakit baru.

“Tidak boleh salah, karena akibatnya akan fatal. Kami membuat prosedur ini dari nol mengingat pada Wisma Atlet ini bukanlah rumah sakit,” tutur Imelda yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua PAKKI (Perhimpunan Ahli Kesehatan Kerja Indonesia) DKI Jakarta dan bekerja di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta.

Selain mereka masih banyak Kartini lainnya yang berjuang melawan virus corona yang kini jadi wabah global. Sejumlah tenaga medis seperti perawat dan dokter yang terus bersemangat memberikan pelayanan terbaik untuk kesembuhan pasien. Tak lupa juga para polisi wanita yang tak lelah mengawasi masyarakat di jalan untuk menaati peraturan pemerintah.

Begitu juga para pekerja yang masih bekerja membuat masker dan kebutuhan APD untuk seluruh tenaga medis di garis terdepan dan seluruh masyarakat Indonesia. Perjuangan mereka sangatlah berharga bagi kita semua.

Selamat Hari Kartini untuk wanita Indonesia!

Life & health