Life & health

Makna Di Balik Hidangan Lebaran Favorit Keluarga

By : Dini Felicitas - 2019-06-06 09:42:00 Makna Di Balik Hidangan Lebaran Favorit Keluarga


Orang Indonesia menjadikan nasi, lontong, atau ketupat, sebagai makanan utama. Makanan ini lalu memiliki pendamping berupa sayur dan lauk-pauk yang menambah citarasanya.

Dalam hidangan Lebaran pun, ketupat tidak berdiri sendiri melainkan ditemani beberapa lauk istimewa. Hanya saja, rangkaian sajian ini tidak sekadar menjadi lauk. Ada makna di balik hidangan Lebaran yang selalu terhidang lengkap ini.

(Baca juga: Cara Membuat Salad Kentang untuk Lebaran)


1. Ketupat

Lebaran tidak akan lengkap tanpa kehadiran ketupat. Ketupat atau kupat bisa menjadi pengganti nasi atau lontong, terbuat dari beras yang dibungkus dengan anyaman janur (daun kelapa muda). Zaman dulu ibu biasa menganyam janur dan memasak ketupat sendiri, tetapi sekarang ketupat bisa dibeli di pasar.

Apa makna ketupat sebagai hidangan Lebaran yang utama? Menurut sosiolog yang juga dosen di Universitas Nasional (Unas), Sigit Rochadi, seperti dikutip CNN Indonesia, ketupat dulunya menu makanan Sunan Kalijaga saat menyebarkan Islam di Jawa Tengah. Ketupat dipilih karena awet, mengingat perjalanan untuk syiar agama Islam yang begitu panjang. Dalam bahasa Jawa sendiri "kupat" juga berarti "kula ndherek lepat" atau saya mengaku bersalah.

"Kemudian ketupat menjadi simbol makanan ketika semua orang mengaku bersalah dan saling memaafkan," pungkasnya.


2. Opor ayam

Opor ayam menjadi pasangan wajib kerupat. Masakan ini berupa ayam rebus yang dimasak dengan santan kental yang dibumbui dengan serai, kencur, lengkuas, ketumbar, kemiri, dan lain sebagainya. Selain opor ayam, dalam tradisi Jawa ketupat juga disuguhkan dengan sambal goreng ati.

Makna di balik hidangan Lebaran ini pasti tidak kamu sangka. Pengucapan santan mirip dengan "pangapunten" (permintaan maaf), sehingga penyajian opor memiliki makna simbolis mengakui kesalahan dengan tulus dan diikuti permintaan maaf.


(Opor Ayam. Foto: Dok/Saveur) 

3. Semur daging

Semur jengkol yang menjadi makanan khas warga Betawi atau semur malbi khas Palembang, ternyata asal muasalnya dari Belanda. Semur adalah bahasa serapan dari kata "smoor" (bahasa Belanda) yang artinya direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan. Menurut buku Groot Nieuw Volledig Oost-Indisch Kookboek (1902), smoor dikembangkan oleh kaum peranakan Eropa. Rempah yang digunakan dalam semur, seperti pala dan cengkih, menjadi daya tarik bagi bagi bangsa Belanda yang tidak memiliki bahan-bahan tersebut.

Nah, bisa jadi makna di balik hidangan Lebaran ini adalah suatu persembahan dan penghargaan, karena awalnya semur menjadi santapan warga keturunan Eropa. Hanya saja lama-kelamaan semur menjadi bagian dari kuliner Indonesia, dan dihidangkan di berbagai perayaan adat. Masyarakat Betawi sendiri selalu menyajikan semur saat Lebaran dan acara perkawinan. 


4. Sambal goreng ati

Satu lagi hidangan Lebaran yang selalu menjadi pendamping ketupat di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah sambal goreng ati atau sambal goreng printil kentang. Sesuai namanya, makanan ini memakai bahan hati ampela ayam dengan bumbu sambal dan tambahan petai. Sedangkan sambal goreng printil menggunakan kentang dan daging giling yang dibentuk bulatan-bulatan kecil. Oleh karena kelezatannya, masakan ini sering disuguhkan dalam kesempatan istimewa seperti arisan dan resepsi pernikahan.


(Sambal goreng ati ampela. Foto: Dok/SajianSedapGridid)


5. Rendang

Rendang, menurut Reno Andam Suri dalam bukunya, Rendang Traveler, merupakan teknik memasak (bukan nama masakan). Dalam budaya Minang, makna di balik hidangan Lebaran ini lebih banyak digali karena sangat filosofis. 

Rendang menjadi simbol musyawarah dan mufakat, karena makanan ini terdiri atas empat unsur: dagiang (mewakili para pemuka adat atau niniak mamak, karambia atau kelapa (kaum pemikir atau candiak pandai), lado (kaum alim ulama), serta bumbu yang menjadi penyelaras dan pemersatu keseluruhan. Jadi, makna rendang adalah sebagai gambaran keutuhan masyarakat Minang.

Oleh karena filosofi tersebut, dalam tradisi Melayu rendang selalu disajikan dalam acara-acara penting seperti upacara adat, kenduri, pernikahan, dan tentunya peringatan keagamaan seperti Hari Raya Idul Fitri. 


(Rendang. Foto: Dok/TasteofAsianFood)

Semakin jelas kan, apa makna hidangan Lebaran yang wajib dihidangkan ini?

Life & health