Mungkin kamu sudah sering mendengar bahwa probiotik, bakteri hidup "baik", membantu menjaga usus tetap sehat. Sejumlah besar penelitian juga menunjukkan mereka dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, mempermudah manajemen berat badan, bahkan meningkatkan kesehatan mental. Selain itu, bakteri kaya manfaat ini juga merupakan salah satu kunci dari kulit sehat bercahaya.
Menurut ahli kesehatan perempuan sekaligus penulis buku The Thyroid Connection dan The Autoimmune Solution, dr. Amy Meyers, sekitar 60 hingga 80 persen sistem kekebalan kita memang berpusat di usus. Ketidakseimbangan dalam microbiome usus menyebabkan masalah pencernaan.
Selain itu, terdapat pula efek potensial lainnya yang dapat berdampak ke seluruh tubuh, mulai dari perasaan lelah, stres, disfungsi tiroid, autoimunitas, hingga sejumlah masalah kulit. Kondisi peradangan atau inflamasi kulit seringkali merupakan manifestasi dari sesuatu yang terjadi di dalam tubuh. Ketika kondisi usus diperbaiki, masalah kulit juga seringkali turut teratasi.
Jika memiliki permasalahan kulit yang tidak kunjung usai, mungkin ini saatnya untuk beralih ke pola makan yang lebih sehat serta mulai memperhatikan asupan probiotik dan prebiotik.
(Baca juga: Perawatan Wajah Terbaru yang Harus Dicoba)
Probiotik kerap disebut sebagai bakteri baik bukan tanpa asalan. Ia berkhasiat mempertahankan dan meningkatkan kesehatan ekosistem mikroorganisme hidup (microbiome) tubuh, khususnya pada usus besar, kulit, dan vagina. Setelah mengonsumsi makanan atau suplemen probiotik, biasanya populasi mikroba sehat dalam usus kita secara langsung akan bertambah.
Probiotik sendiri terdiri dari begitu banyak jenis, namun yang paling umum digunakan adalah Lactobacillus dan Bifidobacterium. Sumber probiotik yang paling mudah ditemukan adalah yoghurt dan kefir. Jika ingin mengurangi konsumsi produk susu, kamu juga bisa mencoba makanan hasil fermentasi lainnya seperti kimchi, sauerkraut, atau minuman kombucha.
Di sisi lain, prebiotik dapat dikatakan sebagai “pupuk” atau “makanan” bagi probiotik, yang fungsinya adalah merangsang dan menjaga keseimbangan bakteri baik. Prebiotik dapat diperoleh dari karbohidrat kompleks atau makanan plant-based berserat tinggi seperti biji-bijian (whole grains), pisang, sayuran hijau, bawang bombay, bawang putih, dan kedelai.
Ketidakseimbangan atau kekurangan probiotik dapat menyebabkan bakteri buruk menumpuk di usus hingga membentuk toksin. Ahli dermatologi asal New York Dr. Janet Hill Prystowsky, Phd, sempat menyampaiakan pada sebuah wawancara dengan Dermstore tahun lalu bahwa, “Selain menghambat penyerapan vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya, toksin juga akan terserap oleh aliran darah dan beredar ke seluruh tubuh. Kondisi inilah yang berpotensi menimbulkan peradangan atau inflamasi pada kulit.”
Menggunakan rangkaian produk perawatan kulit topikal yang sesuai kebutuhan memang tak boleh dilewatkan. Tetapi, dengan tambahan konsumsi probiotik dan prebiotik yang cukup dari dalam, kondisi kulit akan lebih stabil dan terlindungi dari breakout musiman. Berikut beberapa manfaat nyatanya untuk kesehatan kulit.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, jenis probiotik yang paling umum adalah Lactobacillus dan Bifidobacterium. Lactobacillus merupakan bakteri yang ada pada yoghurt, ia juga hidup di saluran pencernaan, kemih, dan kelamin, serta membantu mengatasi masalah pencernaan, kulit, hingga intoleransi laktosa. Sementara Bifidobacterium dapat ditemukan dalam produk susu dan makanan fermentasi lainnya seperti kefir, kombucha, dan sauerkraut.
Pada manusia, Bifidobacterium biasanya hidup di usus sebagai bentuk bakteri asam laktat, ia dapat membantu meringankan gejala sindrom iritasi usus, meningkatkan kekebalan dan fungsi otak, serta mengatasi sembelit. Pada suplemen, Lactobacillus biasanya dilabeli “L” dan Bifidobacterium berlabel “B”. Kamu bisa mengombinasikan keduanya atau pilih sesuai kebutuhan. Sebaiknya mulai dengan 10 sampai 15juta CFU (Colony Forming Unit) per miligram untuk awal pemakaian. Berikut beberapa suplemen yang mudah dijangkau.