Menurut career coach, Ros Toynbee, sekitar 75% pekerja mengundurkan diri karena tak tahan dengan sifat atasannya. Newsflash, suka atau tidak, atasan memiliki andil besar dalam kesuksesan di kantor. Jadi, selamatkan karier Anda sebelum terlambat!
-
The Bully
Atasan tak ragu meneriaki (bahkan memaki) Anda di depan publik.
DO THIS: Pertama, konsentrasi pada pekerjaan Anda dan jangan dianggap personal. Kedua, utarakan dampak dari sikapnya pada kinerja Anda. Ketiga, jelaskan kontribusi apa saja yang sudah Anda lakukan. Keempat, tawarkan solusi untuk masalah pekerjaan Anda.
-
The Control Freak
Atasan memantau setiap langkah, seakan tak percaya dengan kemampuan Anda.
DO THIS: Tanpa perlu ditanya, jelaskan rincian pekerjaan pada atasan. Mulai dari daftar approved clients hingga tingkat penjualan yang meningkat. Namun langkah terbaik adalah dengan mendiskusikan langsung. Jelaskan bahwa Anda membutuhkan rasa percaya untuk bisa memaksimalkan kinerja kerja.
-
The Bad Leader
Atasan tak memiliki management skill yang baik. Bahkan, Anda terlihat lebih piawai dalam hal tersebut.
DO THIS: Tunjukkan rasa simpati. Fokuskan pikiran Anda pada kelebihannya yang lain. Setidaknya, ia pasti telah melakukan sesuatu yang benar hingga bisa mendapatkan posisinya saat ini.
-
The Drama Queen
Atasan Anda harus menjadi pusat perhatian. Tak jarang sikapnya membuat beban kerja terasa semakin berat.
DO THIS: Istirahatkan diri Anda dari sikap dramanya dengan refreshing kecil. Anda harus bisa menjaga fokus kerja. Jelaskan pada atasan bahwa dengan menimbulkan kegaduhan bisa berdampak pada performa kerja Anda dan rekan lainnya.
-
The Flirt
Atasan sering melontarkan kata-kata manis. Anda pun tak bisa membedakan apakah ia serius atau sedang bercanda?
DO THIS: Jika Anda merasa atasan sudah melewati batas, utarakan secara langsung. Lakukan dengan sopan dan tetap profesional. Jika tak ada perubahan, segera laporkan ke bagian Human Resources.
(TEKS: KIKI RIAMA PRISKILA / FOTO: THINKSTOCK)
