Hati-Hati! Ini 6 Ciri Partner Kerja yang Red Flag
By : Her World Indonesia - 2025-06-02 16:00:01Dalam dunia kerja, memiliki partner yang tepat bisa memberikan semangat dan produktivitas yang tinggi. Namun, tidak semua rekan kerja menunjukkan sikap profesional dan suportif. Beberapa justru menunjukkan perilaku yang merugikan dan menghambat perkembangan tim. Jika kamu tidak jeli, kamu bisa terjebak dalam dinamika kerja yang kurang sehat.
Mengenali ciri-ciri partner kerja yang red flag penting agar kamu bisa menghindari masalah lebih besar di kemudian hari. Berikut adalah beberapa tanda yang perlu kamu perhatikan.
1. Tidak Konsisten dalam Menepati Janji
(Berbagai ciri partner kerja yang red flag. Foto. Dok. Mikhail Nilov/ Pexels)
Salah satu tanda yang jelas adalah ketika partner kamu sering sekali tidak menepati janji, baik dalam menyelesaikan tugas maupun dalam komitmen kerja lainnya. Jika kamu sering mendengar alasan yang berulang, atau mereka cenderung menghindar saat dimintai pertanggungjawaban, ini bisa menjadi sinyal bahwa mereka tidak bisa diandalkan.
Dalam kerja sama, kepercayaan dan konsistensi adalah kunci. Jika itu tidak ada, kamu akan lebih sering merasa terbebani daripada terbantu.
(Baca juga: 6 Tips Menjadi Manajer yang Handal dan Disukai Tim)
2. Suka Menyalahkan Orang Lain
Partner kerja yang red flag biasanya enggan mengakui kesalahan mereka sendiri dan cenderung menyalahkan orang lain saat terjadi masalah. Jika kamu sering menjadi ‘kambing hitam’ dalam situasi tertentu, atau mereka tidak pernah bertanggung jawab atas kontribusinya yang kurang, kamu perlu waspada.
Sikap seperti ini dapat menurunkan semangat kerja dan membuat kamu merasa tidak nyaman dalam lingkungan tim.
3. Kurang Komunikasi atau Tertutup
(Berbagai ciri partner kerja yang red flag. Foto. Dok. Tima Miroshnichenko/ Pexels)
Dalam kerja tim, komunikasi adalah hal yang sangat penting. Jika partner kamu sering sulit dihubungi, tidak terbuka dalam diskusi, atau tidak menyampaikan informasi penting, ini bisa menghambat jalannya pekerjaan.
Kamu akan merasa seperti bekerja sendiri atau bahkan bingung dengan arah kerja yang seharusnya dilakukan bersama. Partner yang baik harus bisa menjalin komunikasi yang terbuka dan jujur.
4. Mencari Keuntungan Sendiri
Jika kamu merasa bahwa partner kamu lebih sering mengambil pujian atas hasil kerja tim atau hanya fokus pada kepentingannya sendiri, ini juga merupakan tanda red flag. Mereka mungkin akan berusaha tampil baik di depan atasan, tetapi mengabaikan kontribusimu.
Sikap seperti ini bisa membuat kerja sama menjadi tidak adil dan menurunkan motivasi kamu untuk berkembang bersama.
5. Bersikap Manipulatif dan Penuh Drama
Partner kerja yang terlalu banyak membawa urusan pribadi ke dalam pekerjaan atau sering memanipulasi situasi untuk keuntungannya sendiri bisa menjadi beban emosional. Jika kamu merasa seperti harus berhati-hati dalam setiap percakapan atau langkah, mungkin mereka sedang memainkan drama yang tidak perlu.
Kamu berhak mendapatkan lingkungan kerja yang sehat, tenang, dan profesional.
6. Kurang Inisiatif dan Ketergantungan Tinggi
(Berbagai ciri partner kerja yang red flag. Foto. Dok. MART PRODUCTION/ Pexels)
Partner kerja yang hanya menunggu arahan, tidak pernah mengambil inisiatif, dan selalu bergantung pada kamu dalam menyelesaikan tugas bisa memperlambat kinerja tim. Hubungan kerja seharusnya saling melengkapi, bukan menjadi beban sepihak.
Jika kamu merasa selalu harus mengejar pekerjaan mereka, ini bisa jadi tanda bahwa kamu membutuhkan partner kerja baru yang lebih seimbang.
(Baca Juga: Wah! Ini 7 Tips Mendapatkan Pekerjaan Impian)
Mengenali ciri partner kerja yang red flag sejak awal akan membantu kamu mengambil sikap yang tepat dalam menjaga kesehatan profesional dan mental kamu. Kerja sama tim idealnya saling menguatkan, bukan menjatuhkan.
Jika kamu menemukan beberapa tanda di atas dalam rekan kerja kamu, cobalah untuk membicarakannya secara terbuka terlebih dahulu. Namun jika situasi tidak membaik, kamu berhak mengambil langkah untuk melindungi ruang kerja dan kesehatan mentalmu. Partner kerja yang sehat akan tumbuh bersama kamu, bukan meninggalkan luka.
(Penulis: Sania Zelikha)