Life & health

Review Film: 'Dilan 1991'

By : Rahman Indra - 2019-03-04 16:31:00 Review Film: 'Dilan 1991'


Film 'Dilan 1991' melanjutkan romansa Dilan-Milea setelah resmi berpacaran di 'Dilan 1990'. Dilan masih gombal. Milea masih cinta mati dengan Dilan. Tapi, memertahankan hubungan ternyata tak semudah yang mereka bayangkan. 

Film besutan Fajar Bustomi dan Pidi Baiq ini masih mengulang formula suksesnya dengan adegan-adegan sederhana yang dekat dengan keseharian. Dan tentu saja dengan gombalan khas Dilan yang bikin geli sendiri. 

Di luar penampilan Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla sebagai Dilan dan Milea, akting pemeran lain tak kalah mencuri perhatian di sekuelnya ini. Ira Wibowo dan Happy Salma adalah dua di antaranya. Membuat Dilan 1991 masih sama menghiburnya. 

(Baca juga: Review Film: A Man Called Ahok) 

Hype film Dilan 1991 sudah menggema sejak trailer perdananya rilis beberapa waktu lalu. Dibuka dengan narasi Milea, bahwa 22 Desember 1990, hari ia dan Dilan jadian. Pacaran di era 90-an memang sakral dengan tanggal jadian. Begitu juga yang dialami Dilan-Milea. 

Setelah menjadi kekasih, Milea sudah membonceng motor Dilan. Hujan-hujanan sembari saling melempar gombalan. Ada yang romantis dari ini? Ada. Kala Dilan dan Milea saling menggoda di telpon menjelang tidur. Bikin geli dan gemas sendiri. Khas Dilan.


(Dilan dan Milea di Dilan 1991. Foto: Dok/Maxictures) 


Namun, bagaimanapun cerita mesti bergerak. Milea bertemu teman masa kecilnya Hyugo (Jerome Kurnia) yang setelah beberapa tahun di Belgia kembali lagi ke Bandung. Hyugo menyukai Milea dan menggodanya. 

Setelah Beni (Brandon Salim) mantannya yang kasar, Nathan (Debo Andryos) sang ketua kelas yang mengaguminya, dan atau Kang Adi (Refal Hady) yang tak henti mendekatinya, sosok Hyugo menjadi plus one yang membuat kacau perasaan Milea. Dan di saat yang sama membuatnya tetap kukuh dan menyebut nama Dilan. 

Di sekuelnya ini, persoalan Dilan-Milea bukan lagi hanya milik Dilan dan Milea. Tapi juga orangtua masing-masing. Ibu Milea (Happy Salma) dan Ibu Dilan (Ira Wibowo) sama-sama menghadapi kegalauan anak remajanya yang di mabuk asmara. 

Di bagian ini yang menjadikan Dilan 1991 lebih dalam, dan mungkin juga menarik. 

(Baca juga: Review Film: Aruna dan Lidahnya) 

Ditulis Titien Wattimena dan Pidi Baiq, naskah Dilan 1991 tergolong kaya dalam mengangkat kehidupan Dilan-Milea. Mereka bukan hanya sepasang remaja di eranya yang jatuh cinta dan menjalani romansa. Di luar itu, ada faktor eksternal yakni keluarga dan sekolah yang turut ambil bagian.


(Hyugo dan Milea di Dilan 1991. Foto: Dok/MaxPictures) 


Meski sebenarnya, bagi yang sudah baca buku 'Dilan Bagian Kedua, Dia Dilanku tahun 1991', kisah mereka sudah terkembang nyata dan diketahui. Ya, Dilan dan Milea berpisah. Tapi bagaimana mereka bisa sampai berpisah, bagian inilah yang menarik untuk diikuti, karena menguras emosi. 

Dan jika dirunut lebih jauh, ada dua hal yang menjadi penyelamat dari film ini, satunya adalah akting Vanesha sebagai Milea yang kali ini lebih mendominasi dan tampil mengesankan. Lainnya, tatapan mata Iqbaal Ramadhan sebagai Dilan. 

Kalaupun ada yang mengganjal, bisa jadi pemeran Herdi yang akan menuai pro dan kontra. Youtuber Andovi Dalopez dinilai jauh dari gambaran sosok yang bakal menjadi pria lain yang ada di sekitar Milea. Dan chemistry mereka juga agak kurang. Di luar itu, semua bisa dimaklumi.

Bagaimanapun film Dilan 1991 masih menghadirkan formula yang sama dengan sukses di film pertamanya. Dan sepertinya akan terus berlanjut di bagian ketiga 'Milea' yang sekilas cuplikannya muncul di bagian akhir film. 

Film Dilan 1991 tayang di bioskop Indonesia mulai 28 Februari 2019. 



Life & health