The Big Bold Explorers

Berhasil menyajikan ragam ide kreatif dan bombastis, intip wawancara eksklusif her world Indonesia bersama Vincent Rompies dan Desta Mahendra tentang harapan mereka di dunia hiburan. Dua sahabat ini juga tampil mengenakan jam tangan Swatch dari koleksi Big Bold Irony dengan pilihan warna berani yang semakin menonjolkan karakter kuat pemiliknya.
Vincent Rompies dan Desta Mahendra

(Vincent)
Knit T-shirt, jaket parka, celana chino, Mango. Jam tangan, Swatch Big Bold Irony Blue Daze.

(Desta)
Hoodie dan celana chino, Mango. Jam tangan, Swatch Big Bold Irony Bolden Yellow.

Hai, Vincent & Desta, bagaimana rasanya menjadi cover majalah Her World Indonesia?

Vincent: Jujur, ini mungkin pertama kali kami jadi cover majalah berdua.
Desta: Iya, ini kali pertama tampil berdua. Sebelumnya sih sendiri-sendiri saja.

Pertemanan kalian sudah lama banget, lalu sekarang jadi rekan bisnis yang bertemu hampir setiap hari. Pernah merasa bosan enggak, sih?

Desta: Memang bertemu terus, tapi enggak bosan. Jalan seperti biasa saja. Kalau memang lagi enggak mau bicara, kita enggak akan bicara. Tapi bukan berarti kalau kami saling diam artinya lagi berantem.

Tidak semua teman akhirnya bisa jadi rekan bisnis sukses, lho.

Desta: Mungkin karena dari awal motivasi yang ingin kami kejar bukanlah uang atau materi, melainkan mencoba berkarya dalam bentuk yang lain, melakukan apa yang benar-benar kami suka. Kami sudah berkolaborasi lewat kanvas dan musik. Nah, sekarang kami sedang mencoba mengelola sendiri karya digital yang bisa dinikmati banyak orang.
Vincent: Saya tahu Desta orangnya enggak culas, bukan money-oriented. Jadi tidak ada kecemasan dalam hal itu. Kecemasannya lebih ke hal-hal kreatif saja. Untuk soal uang, Alhamdulillah, tidak pernah ada keributan di sana.
Desta: Kalau mantan manajer atau mantan asisten mungkin pernah, hahaha.

     Kami hanya melakukan apa yang kami suka dan apa yang kami bisa, setulus mungkin.       

Konten VinDes sendiri memang banyak membahas tentang 90-an. Alasannya?

Vincent: Mungkin karena kami berdua besar di era 90-an, di situlah masa-masa remaja kami. Semuanya masih berjalan secara organik, misalnya kami masih menggunakan telepon rumah, telepon koin. Musik-musiknya juga punya gaya sendiri. Di era itu juga jadi masa pencarian jati diri saya dan Desta yang akhirnya bisa membentuk karakter kami sekarang.

Bukan hanya era 90-an, tapi kalian juga bisa membawa vibe tongkrongan ke industri ini.

Desta: Karena kami memang anak nongkrong banget. Kami terbiasa nongkrong di gang, jalanan, warung, atau di depan rumahnya siapa. Akhirnya di setiap konten kami, gaya bercandanya pun juga seperti itu. Bercanda tongkrongan seperti apa, sih? Bisa bahas apa pun lalu jadi bahan lucu. Tapi ini semua berjalan organik saja, enggak ada yang disengaja.

Vincent Rompies dan Desta Mahendra

(Vincent)
Jaket dan celana denim, True Religion. Sepatu, Mango. Jam tangan, Swatch Big Bold Irony Bolden Yellow.

(Desta)
Jaket dan celana denim, True Religion. Sepatu, Mango. Jam tangan, Swatch Big Bold Irony Red Juicy.

Apa ada tantangan untuk membawa konsep ini agar bisa diterima banyak masyarakat?

Vincent: Awalnya kami melakukan ini benar-benar nothing to lose, hanya iseng, goblok-goblokan. Enggak pernah memaksakan bahwa apa yang kami sajikan harus bisa masuk ke anak-anak sekarang. Kami hanya melakukan apa yang kami suka dan apa yang kami bisa, setulus mungkin, senatural mungkin.
Desta: Mungkin sama taste juga kali, ya. Karena kami sudah 30 tahun bareng, jadi taste-nya sudah sama-sama terbentuk. Jadi untuk cara bercanda dan cara ngobrol sudah selaras, termasuk cara komunikasi kami dengan tamu, cara memilih tamu yang diwawancara.

Dunia content creator cepat banget berubah. Apakah nantinya konten-konten VinDes akan mengikuti perubahan itu?

Desta: Kebetulan SaKer (Satuan Kerja) dari VinDes didominasi oleh anak-anak muda. Itu yang menggerakkan kami untuk membuat banyak output. Mereka ini yang bisa memicu kami berdua untuk terus berpikir kreatif. Dengan terus merasa terpacu, rasanya semangat kami akan selalu terjaga untuk bisa membuat sesuatu bareng-bareng.

Kilas-balik sedikit, bagaimana cerita awal channel VinDes dibuat?

Desta: Sebenarnya channel ini sudah ada cukup lama. Tapi memang tidak ada yang mengurus. Akhirnya waktu itu dibantu oleh keluarga saya, Caca, dan anak-anak. Saat itu saya bikin set sendiri, lho. Baru akhirnya sepakat sama Vincent untuk mulai mencari orang yang benar-benar bisa membantu untuk mengurus channel ini agar tidak terbengkalai.

     Kami ingin membuat sesuatu, bukan mengejar sesuatu.       

Strategi bisnis kalian seperti apa, sih?

Vincent: Itu yang enggak pernah bisa kami jawab. Karena jujur kami sangat buta urusan bisnis.
Desta: Kami berdua sangat acak-acakan. Mungkin kalau enggak ada bantuan tim, kami enggak akan bisa monetize hal-hal ini.
Vincent: Tapi satu hal yang saya pelajari adalah just start, mulai saja. Karena kami juga telat mulainya hahaha. Setelah itu kami jalan saja, enggak terlalu fokus memikirkan bisnis dulu. Cukup lanjut dengan apa yang bisa dikerjakan dan memang suka untuk melakukannya.

Kembali sukses melangsungkan VinDes Sport, pernah terbayang hype-nya akan sebesar ini?

Desta: Dari awal enggak pernah terpikir akan seperti ini, karena semua berawal iseng saat saya dan Onad bermain ping-pong. Ternyata di pertandingan pertama, penontonnya cukup banyak, sekitar 60 ribu, padahal saat itu bertepatan juga dengan pertandingan TimNas. Kok bisa, ya, sebanyak ini? Pertandingan kedua, masih ping-pong, bisa mencapai 250 ribu penonton. Jujur, kami semakin terkejut. Kemarin pertandingan tenis naik lagi hampir 700 ribuan. Tapi kembali lagi, kami melakukan ini karena memang saya dan Vincent suka. Ini memang olahraga kami, jadi kami senang menggarap sesuatu yang berhubungan dengan olahraga. Kami juga enggak suka ada ikut-campur instansi lain yang pada akhirnya mengubah konsep atau ide yang sudah direncanakan.

Vincent Rompies dan Desta Mahendra

(Vincent)
Polo shirt dan celana chino, Ted Baker. Jam tangan, Swatch Big Bold Irony Azur Blue Daze.

(Desta)
T-shirt dan celana bahan, Ted Baker. Jam tangan, Swatch Big Bold Irony Mint Trim.

Di antara kalian siapa yang paling keras kepala?

Vincent: Dia (sambil menunjuk Desta).
Desta: (Mengangkat tangan) Saya mengaku saja, hahaha. Saya memang orangnya begitu. Misalnya nih, di suatu acara saya enggak bisa perform maksimal, pasti setelahnya saya akan kepikiran.

Mudah overthinking, dong?

Desta: Wah, parah! Sering overthinking dan ada sedikit perfeksionis akan apa yang saya kerjakan. Jadi kalau ada sesuatu yang kurang berkenan di kepala, saya bisa kepikiran banget dan akhirnya memengaruhi mood dan lainnya.

Siapa yang paling sering mengalah?

Desta: Enggak ada kalah-mengalah. Biasanya Vincent lebih sering kasih insights kalau saya ada ide. Begitu juga sebaliknya. Jadi saling mendukung saja, karena ada beberapa hal yang mungkin saya kurang peka atau tidak tahu, nanti Vincent bisa kasih saran. Kami saling melengkapi.
Vincent: Sudah tahu kapan tarik-ulurnya.
Desta: Saya tahu kalau Vincent lagi tinggi, berarti saya harus tahan. Ini bukan hanya dalam kasus kami berdua, ya. Misalnya, dalam suatu acara, saya melihat mood Vincent lagi enggak baik, saya tahu bagaimana caranya untuk menyeimbangkan itu.

Vincent Rompies dan Desta Mahendra

(Vincent)
T-shirt motif garis dan jaket, Ben Sherman. Jam tangan, Swatch Big Bold Irony Dark Irony.

(Desta)
T-shirt detail camouflage dan celana chino, Ben Sherman. Jam tangan, Swatch Big Bold Irony Red Juicy.

Lalu, sudah berhasil menemukan rumus menghadapi overthinking?

Desta: Enggak, sampai sekarang masih sering overthinking. Saya sering banget berpikir, kenapa saya hidup di dunia ini, kenapa harus saya? Bahkan dulu waktu masih hidup sendiri, saya sering menangis di kamar malam-malam, karena sesensitif itu. Makanya kalau di luar banyak yang bilang saya jarang sedih, itu salah banget, justru saya sering sedih.
Vincent: Kalau saya underthinking, pikirannya kosong … (sambil melamun)
Desta: Makanya emosi terjaga.

     Kami mau bergerak sendiri, melakukan apa yang disuka. Kami enggak mau diatur.       

Karakter apa yang paling Desta suka dari Vincent dan kebalikannya?

Desta: Vincent ini orang yang pintar dan konseptual. Walau kadang emosinya tidak bisa diredam, tapi ia bisa menyesuaikan kondisi dengan situasi hingga akhirnya semua berjalan dengan lancar. Satu hal yang saya kagumi adalah Vincent orang yang sangat perhatian dengan temannya.
Vincent: Desta orang yang kuat.
Desta: Enggak perlu dihubungkan dengan masalah sekarang.
Vincent: Hahaha… enggak, tapi memang orang kuat. Struggle-nya Desta itu besar. Ia juga orang yang ambisius dan itu sangat menginspirasi. Saya ingin banget bisa punya sedikit saja sifat itu. Karena VinDes sekarang bisa berada seperti ini, berkat Desta juga yang menggerakkan. Kalau saya, kan, orangnya agak malas. Nah, kalau enggak sukanya… karena keras kepalanya saja, sih. Mungkin tanda-tanda tua kali, ya. Orang, kan, semakin tua semakin keras kepala, hahaha.
Desta: Oh, saya belum cerita apa yang enggak disuka dari Vincent.
Redaksi: Padahal sebenarnya itu enggak ada di pertanyaan kami, hahaha.
Desta: Lho, ya sudah enggak apa-apa dijawab saja. Kadang, masih ada sisi temperamentalnya Vincent yang harus dijaga. Kalau saya, mungkin masih bisa lihat situasi. Tapi kalau Vincent sudah emosi, bisa lupa semuanya.

Vincent Rompies dan Desta Mahendra

(Vincent)
T-shirt dan jaket bomber, Ben Sherman. Jam tangan, Swatch Big Bold Irony Red Juicy.

(Desta)
T-shirt dan jaket, Ben Sherman. Jam tangan, Swatch Big Bold Irony Azur Blue Daze.

Terakhir, apa ide gila lain yang sudah lama diimpikan tapi belum kesampaian?

Desta: Membuat sebuah festival seni yang bisa jadi wadah untuk Vincent dan Desta kembali berkarya lewat lukisan dan instalasi, karena kami sudah lama enggak melakukan itu. Harapannya kami bisa mengajak para seniman dan kurator Indonesia untuk ikut bekerja sama di sini. Bahkan bentuknya akan seperti apa juga sudah terbayang, lho. Ini sih yang sampai sekarang belum pernah terwujud.





Cover Digital | © 2023 Herworld Indonesia